13.300 Warga Sumbar Terdaftar sebagai Calon Jemaah Umrah, Tanggal Pelaksanaan Tunggu Regulasi
Sebanyak 13.300 warga Sumatera Barat (Sumbar) terdaftar sebagai calon jemaah umrah melalui beberapa biro perjalanan umrah.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Sebanyak 13.300 warga Sumatera Barat (Sumbar) terdaftar sebagai calon jemaah umrah melalui beberapa biro perjalanan umrah.
Belasan ribu warga Sumbar itu yang akan dipersiapkan untuk diberangkatkan terlebih dahulu.
Mengingat mereka tahun lalu tertunda ibadah akibat pandemi Covid-19.
Kasi Umroh dan Bina Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus Bidang PHU Kanwil Kemenag Sumbar Ulil Amri mengatakan untuk umrah, secara nasional Indonesia masih dalam masa Suspend (penangguhan).
Baca juga: Agen Travel Perkirakan Biaya Umrah 2021 Naik, Dulu Rp 24 Juta, Kini Mencapai Rp 27 Juta
Baca juga: Arab Saudi Buka Lagi Umrah untuk Jamaah Indonesia, Plt Kemenag Sumbar: Tunggu Petunjuk Teknis Pusat
Akan tetapi ada kebijakan nota diplomatik yang diterima Kementerian Luar Negeri bahwa jemaah Indonesia akan diberikan kesempatan umrah oleh Arab Saudi.
Sementara teknisnya masih dalam pembicaraan antara Kemenag, Kemenkes, dan Kemenlu untuk memenuhi persyaratan yang disampaikan Arab Saudi.
"Untuk umrah, ketika suspend dilakukan oleh Arab Saudi ke Indonesia, maka jemaah umrah Indonesia yang sudah terdaftar di Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah atau PPIU itu yang akan diprioritaskan untuk diberangkatkan pertama," ungkap Ulil Amri, Jumat (15/10/2021).
Namun untuk tanggal pelaksanaan ibadah umrah belum diumumkan secara resmi.
"Itu regulasinya masih digodok antara Kemenkes, Kemenag dan Kemenlu. Wacana nasional itu akan diberangkatkan secara terpusat, mungkin di satu pintu dari Jakarta," terangnya.
Penyelenggaraan umrah di masa pandemi mengharuskan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Hal ini diperkirakan akan berdampak pada biaya paket perjalanan umrah.
Ulil Amri mengatakan terkait biaya umrah juga masih menunggu regulasi.
Karena masih ada hal-hal teknis yakni terkait booster dan sertifikat vaksin yang masih perlu ditindaklanjuti.
"Kemungkinan akan ada booster dan masa karantina lima hari di Arab Saudi. Tapi sebelumnya untuk biaya di atas Rp21 juta, pasti ada kemungkinan naik karena ada masa karantina," jelas Ulil Amri.