Tradisi Raba'akia sebagai Wujud Rasa Syukur, dan Ajang Bersilaturrahmi di Air Manis Kota Padang
Melihat tradisi dengan penuh rasa syukur dan ajang silaturrahmi yang bernama Raba'akia pada masyarakat kawasan Pantai Air Man
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
"Kegiatan pun dilanjutkan dengan mandi dengan air 'paureh' yang berupa ramuan daun-dauanan yang dimandikan atau diusapkan ke wajah," kata Asrul.
Dijelaskannya, air 'paureh' adalah dedaunan yang berkhasiat seperti sitawa, sidingin, cikarau, cikumpai. Selain itu, air ini telah dibacakan doa-doa oleh orang yang dituakan di kawasan ini.
Air 'paureh' diyakini dapat menjauhkan masyarakat masyarakat dari kejahatan secara halus atau berbau mistis, dan bisa menyembuhkan penyakit.
Air 'paureh' ini diletakkan di dalam sampan yang berukuran kecil untuk dibacakan doa-doa dan diambil oleh warga untuk dimandikan.

Baca juga: Kegiatan Tolak Bala di Pantai Air Manis, Ramai Masyarakat Berebut Air Paureh
"Setelah itu membaca tahlil, zikir, dan berdoa bersama. Kita melanjutkan kegiatan dengan memakan nasi dan sambal yang dibawa oleh masyarakat. Makna makan bersama ini sebagai rasa kebersamaan dalam kegiatan ini," kata Asrul.
Kegiatan makan bersama ini dilaksanakan di kawasan pantai dengan membawa tikar atau alas sehingga dapat duduk bersama-sama.
Secara bersama, ia juga mendoakan masyarakat dan kampungnya dijauhi dari virus Covid-19.
Ia menjelaskan, kegiatan ini seharusnya lebih meriah lagi daripada hari ini. Namun, akibat Covid-19 dan akhirnya dilaksanakan secara sederhana.
"Biasanya kita diberikan undangan kepada pihak Dinas terkait yang ada di Kota Padang," kata Asrul.(TribunPadang.com/Rezi Azwar)