Kisah Nenek Martini Hidupi 2 Cucu yang Ditinggal Orang Tua di Padang, Hampir Diusir dari Kontrakan

Seorang Nenek di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) tinggal sebatang kara mengurus dua cucu yang ditelantarkan oleh anak kandungnya.

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA
Seorang nenek di Kota Padang, mengurus dua cucu yang ditelantarkan oleh anak kandungnya. 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Seorang Nenek di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) tinggal sebatang kara mengurus dua cucu yang ditelantarkan oleh anak kandungnya.

Nenek berusia 58 tahun itu bernama Martini, hidup di sebuah kontrakan kecil, dengan kondisi memprihatinkan.

Dinding tembok terlihat seadanya, pengap. Parahnya, langit-langit rumah dengan bahan triplek sebagian nampak lapuk dan bolong.

Baca juga: Ramalan Zodiak Asmara Besok Jumat 3 September 2021, Aries Kesal, Gemini Jangan Terlalu Berharap

"Bahkan air juga menetes dari atap-atap yang sudah pada bolong," kata Martini saat ditemui, Kamis (2/9/2021).

Selain itu Nenek yang akrab dipanggil Tini juga tidak tahu entah berapa lama lagi ia akan tinggal di sana.

"Sudah hampir enam bulan kontrakan nunggak, katanya sih kalau bulan ini nggak bayar, bakal dikosongkan,” cerita Tini.

Dua cucu yang dirawat Nenek Martini di Padang.
Dua cucu yang dirawat Nenek Martini di Padang. (TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA)

"Tapi, kondisi nenek sedang sakit, berjalan saja susah, dari tempat tidur keluar sakit, makanya tidur-tidur saja, bagaimana mancari rumah?"

"Jangankan cari rumah, makan aja susah, belanja cucu-cucu saja mengharap belas kasihan orang," ucap Tini, dengan getaran suara dan air mata yang coba ia tahan.

Baca juga: Pria 62 Tahun di Payakumbuh Tewas Tertembak Senapan Angin, Pelakunya Tetangga Sendiri

Nenek Tini merupakan tulang punggung kehidupan bagi kedua orang cucu dari anak perempuannya.

Dari kecil sejak umur 40 hari dan satu setengah tahun, kedua cucu itu dirawat Tini.

Ibu kedua anak itu sempat memberi uang untuk memenuhi kehidupan kedua anaknya, tapi semenjak ia menikah lagi, biaya itu terputus sehingga Tini-lah yang merawat hingga kini.

Satu orang cucu Tini baru kelas enam Sekolah Dasar (SD), sedangkan satunya lagi kelas tiga SD.

Dengan kondisi badannya yang tak bisa lagi berjalan normal, Nenek Tini mengaku masih sanggup mencucikan pakaian cucunya dan memasak makanan untuk cucunya.

"Mereka semua masih mengenyam pendidikan dan masih memerlukan biaya hidup dan pendidikan yang tak sedikit," sambung Tini.

Baca juga: Polisi Amankan 4 Orang Diduga Perampas Ponsel Wanita di Padang yang Videonya Sempat Viral

Walau begitu, Nenek Tini pantang menyerah dan tetap berusaha dengan segenap kemampuan yang ia punya.

Nenek Tini harus berjuang lebih keras lagi untuk menyekolahkan dua cucunya.

Demi menafkahi kehidupan mereka, awalnya Tini bekerja sebagai penjual lontong sayur.

Setiap pagi, ia sudah sibuk mempersiapkan dagangannya untuk para pelanggan.

Akan tetapi kini Nenek Tini mengeluhkan sakit di kaki hingga pinggang.

Ia sudah mencoba therapy tiga kali, hasilnya dikatakan saraf kejepit. Coba ke rumah sakit, dibilang asam urat.

Baca juga: Tes SKD CPNS Pemko Padang akan Dibagi 3 Sesi per Hari, Bisa Diikuti Sekitar 150 Peserta

"Rencana ke bagian tulang lagi, karena sakit dibawa melangkah, rasa ditusuk pisau," tukasnya.

Jalan saja susah, kadang-kadang pakai tongkat, kadang-kadang berpegangan ke dinding.

Untuk ambil wudhu saja, kadang-kadang Tini meminta cucunya untuk menimba air di sumur. Itupun harus disaring dulu karena kondisi air yang keruh.

"Kalau tidak ada terpaksa nenek, yang penting salat tidak pernah tinggal, kesitu tempat mengadu," katanya.

Hampir 5 bulan ini ia tidak bisa mencari uang lagi karena menderita sakit tersebut.

Nenek Tini juga tidak punya BPJS. Ada yang mau mengurus tapi belum tuntas sampai sekarang.

Jika sudah aktif, Nenek Tini berencana akan langsung pergi berobat.

"Ya beginilah Nenek, tidur duduk salat, masak kalau ada beras, dimasak. Jika tidak ada lauknya, bikin telur dadar, kadang pakai garam saja," ungkap Nenek Tini.

"Punya anak, tapi tidak sanggup lagi mengobati. Tentu tunggu bantuan Allah, kalau ada yang mau bersedekah, baru bisa berobat," tutur Nenek Tini sambil menghapus air matanya.

Rabu yang lalu, Tini bercerita cucunya kehilangan handphone. Handphone itu berada dalam sebuah tas yang juga berisikan surat-surat termasuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) milik sang cucu.

Dia mengatakan cucu-cucunya sudah merengek untuk dibelikan handphone.

"Mereka sudah stres, butuh HP untuk belajar daring."

"Dengan apa mau dibeli, untuk makan saja susah, beli sabun mandi aja susah, kadang diberi oleh tetangga," tuturnya.

Baca juga: Pemain Muda Semen Padang FC Kembali Dipanggil Shin Tae-yong, Kali Ini Giliran Firman Juliansyah

Nenek Tini tak bisa lagi membendung tangis. Ia pasrah terhadap keadaaannya.

"Air mata tidak ada lagi, menangis tiap malam tidak mau tidur. Mengingat rumah, kemana cucu akan diinapkan, kalau tidak ada uang, biarlah tidur dipinggir jalan," ujarnya.

"Kemana nenek akan mengadu? kalau seperti itu kondisinya, sanak keluarga jauh."

"Kalau dipikir-pikir nenek stres, karena kuat berdoa, terus ditahan. Kalau sakit, teringat anak bungsu yang sudah tiada," sambungnya.

Walau begitu ia tetap bersyukur dengan apa yang ia dapat.

Setiap hari Nenek Tini tidak lupa salat, berdoa sama Allah, supaya cucu-cucunya dapat bersekolah tinggi dan jadi orang yang berhasil.

"Nenek cuma berharap kalau dapat bantuan, nenek bisa pindah rumah ke kampung, Pariaman. Ada tanah sedikit, bisa dibuat rumah kayu, dan bisa dipakai untuk jualan lontong," sebutnya.

Melihat perjuangan Tini yang begitu keras dan sangat tulus, Pemuda Padang Berhijrah berusaha merealisasikan keinginan Tini dengan menggalang donasi kemanusiaan.

Rekening donasi yang disediakan Nagari Syariah (118) 7100 0201012893 a.n Yayasan Hamasah Insani Peduli. Untuk konfirmasi, bisa menghubungi 089519763188. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved