Bimtek Dinas Kebudayaan Sumbar: Gali Potensi Generasi Milenial Menuju Ekonomi Kreatif
Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), kembali mengadakan bimbingan teknis bagi generasi muda Minangkabau.
TRIBUNPADANG.COM - Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), kembali mengadakan bimbingan teknis bagi generasi muda Minangkabau.
Bimbingan teknis untuk ketiga kalinya ini, digelar di Hotel Sakura Syariah, Lubuk Basung, Agam, Jumat (27/8/2021).
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini, mengangkat tema 'Menggali Potensi Generasi Milenial Minangkabau Menuju Ekonomi Kreatif'.
Kegiatan ini diinisiasi oleh pokok pikiran anggota DPRD Sumbar, Ismunandi Sofyan.
Baca juga: Bimtek Pengamalan ABS-SBK, Gubernur Sumbar: Jangan Sampai Orang Luar Lebih Minang dari Kita
Mewakili Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, Kepala Dinas Kebudayaan Gemala Ranti menyampaikan, peran pengamalan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), dalam menghadapi tantangan-tantangan ekonomi global yang sedang dihadapi generasi muda Minang.
"Tatanan masyarakat Minang dengan ABS-SBK mampu memadukan agama, adat, dan pengetahuan, bahkan hingga era informasi seperti sekarang ini," ujar Gemala.
Meski demikian, menurut Gemala, tidak dipungkiri adat dan budaya Minangkabau juga semakin tergerus seiring perkembangan globalisasi.
"Maka dari itu, tigo tungku sajarangan, maupun butir-butir pengamalan adat dan syarak perlu kita kuatkan kembali," lanjutnya.
Baca juga: 55 Pengelola Perpusdes di Sumbar Ikuti Bimtek Strategi Pengembangan Perpustakaan
Senada dengan itu, Ismunandi Sofyan selaku inisiator juga berpendapat, bahwa generasi muda saat ini cepat menyerap budaya asing, namun terkadang lupa dengan budaya sendiri.
"Padahal budaya kita punya nilai jual luar biasa," kata Ismunandi Sofyan.
"Ini perlu menjadi perhatian, budaya Minangkabau ini mempunyai nilai yang sangat luar biasa, asal kita bisa mengemas paketnya," sambung Ismunandi.
Terutama di masa pandemi, ia mengajak generasi muda untuk bangkit semakin kreatif dalam menggali untuk membangkitkan budaya dan ekonomi.
Selanjutnya 50 peserta 'rang mudo' akan dibekali dengan prinsip ekonomi kreatif berdasarakan local wisdom, penulisan karya tulis ilmiah kebudayaan, serta pemanfaatan media sosial untuk ekonomi dan kebudayaan. (*)