Citizen Journalism

Urgensi Komunikasi di Masa Pandemi Covid-19

PADA Tahun 2019, dunia dihebohkan dengan munculnya wabah baru yang dikenaldengan nama virus Corona. Pandemi Covid-19 ini, diketahui berasal dari kota

Editor: Emil Mahmud
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ilustrasi: Virus Corona atau Covid-19 

Secara tiba-tiba, terjadi perubahan di seluruh dunia yang berarti semua diminta untuk terlibat dengan kegiatan-learning dan aktivitas online agar dapat melaksanakan tugas berbasis WFH.

Dengan penggunaan metode virtual, masalah teknis dipastikan dapat terjadi tetapi dapat dikelola dengan baik ketika pengguna telah menjadi lebih akrab dengan antarmuka virtual.

Tantangan utama dari platform WFH atau School From Home (SFH) terletak pada kesediaan pengguna untuk merangkul teknologi ini.

Di tengah pandemi Covid-19 ini menimbulkan berbagai masalah mental, fisik, kesehatan, spiritual, ekonomi dan lainnya.

Pemerintah telah melakukan tugasnya dengan membuat berbagai kebijakan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, seperti larangan berkumpul, dirumah saja, socialdistancing, dan lain sebagainya.

Pandemi Covid-19 telah memunculkan peran penting masyarakat untuk saling mendukung, tidak hanya dengan kebijakan pemerintah tetapi kesadaran individu tiap masyarakat diperlukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Keluarga adalah institusi pertama sebagai tempat berlangsungnya pendidikan mempunyai peranan pokok serta tanggung jawab yang besar khususnya pada masa pandemi Covid-19 ini, terutama dalam mengondisikan anaknya, kerabat, ataupun keluarganya dalam menaati peraturan pemerintah terkait protokol kesehatan dan upaya memutus rantai penyebaran Covid-19.

Pada masa pandemi ini pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan salah satunya untuk berada dirumah saja. Dalam momen tersebut komunikasi yang baik dalam sebuah keluarga sangat diperlukan.

Dengan berada di rumah saja, keluarga dapat saling memberikan pengertian, saling mengingatkan untuk menaati aturan pemerintah. Dalam ilmu komunikasi, hal tersebut dikenal dengan komunikasi interpersonal.

Menurut De Vito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

Singkatnya, komunikasi interpersonal merupakan komunikasi secara tatap muka, yang dilakukan dua orang seperti suami istri, orang tua dan anak, atau dua sahabat.

Menurut Rae Sedwig (1985), Komunikasi Keluarga adalah suatu pengorganisasian yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh (gesture), intonasi suara, tindakan untuk menciptakan harapan, ungkapan perasaan serta saling membagi pengertian.

Dilihat dari pengertian tersebut, bahwa kata-kata, sikap tubuh, intonasi suara dan tindakan, mengandung maksud mengajarkan, mempengaruhi dan memberikan pengertian.

Adapun tujuan pokok dari komunikasi ini adalah memprakarsai dan memelihara interaksi antara satu anggota dengan anggota lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif.

Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved