Jatuh dari Pohon Duku
Bocah Pessel Jatuh dari Pohon Demi Belajar Daring, Kini Tertahan di Rumah Sakit karena Tak Ada Uang
Fajri belum bisa keluar dari rumah sakit itu karena orang tuanya tidak mampu untuk melunasi biaya pengobatan dan parawatan.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Muhammad Nur Fajri (10), anak sulung dari pasangan Siska dan Iwan warga Kenagarian Carocok Anau, Dusun Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, masih terbaring di RSUP M Djamil Padang.
Fajri belum bisa keluar dari rumah sakit itu karena orang tuanya tidak mampu untuk melunasi biaya pengobatan dan parawatan.
Orang tua Fajri yang tergolong kurang mampu, tidak bisa melunasi biaya rumah sakit anaknya sekitar Rp 22,5 juta.
Baca juga: Panjat Pohon Duku Agar Bisa Beli Paket Data untuk Belajar Daring, Fajri Justru Jatuh & Tertusuk Besi
Sebelumnya, Fajri telah menjalani operasi pada Senin (26/7/2021) usai terjatuh dari pohon duku hingga tertusuk besi cor di ketiak hingga tembus leher.
Beberapa hari setelah operasi, kondisinya sudah membaik dan sudah diperbolehkan pulang.
"Alat-alat yang terpasang sudah dilepas. Bahkan dia sudah bisa ngomong, Alhamdulillah juga saat rontgen tidak ada organ tubuh lain yang kena. Makanya dibolehkan pulang," tutur ibu Fajri, Siska.
Siska mengaku tidak tahu harus berbuat apa, karena untuk bisa keluar tentunya harus menebus biaya rumah sakit.
Baca juga: Melaju ke Babak Semifinal Hendra/Ahsan Menjaga Asa Indonesia di Ganda Putra Olimpiade Tokyo 2021
Mereka tidak memiliki uang untuk melunasinya.
Fajri juga tidak terdaftar dalam BPJS Kesehatan, sehingga dirinya masuk ke rumah sakit melalui jalur mandiri.
"Sampai saat ini belum seberapa dana yang terkumpul. Kami sekeluarga tengah mengupayakan minta bantuan ke donatur," kata Siska kepada TribunPadang.com, Kamis (29/7/2021).
Siska berharap ada keringanan dan bantuan supaya anaknya bisa segera keluar dari rumah sakit.
Karena, kata dia, semakin lama di rumah sakit, akan semakin banyak biaya yang dikeluarkan.
"Dokter sudah bilang, berapapun biaya yang terkumpul, nanti akan diberi keringanan. Tapi uang yang terkumpul belum seberapa, baru Rp1 juta," ujarnya.
Baca juga: Hujan Mengguyur Kota Padang, BPBD Ingatkan Warga untuk Waspada Banjir dan Longsor
Jatuh Demi Belajar Daring
Seorang anak Muhammad Nur Fajri (10) di Pesisir Selatan Sumatera Barat tertancap besi cor di ketiak hingga tembus leher.
Peristiwa tragis yang menimpa seorang anak itu terjadi saat memanjat pohon duku untuk dijual agar bisa membeli paket internet, Senin (26/7/2021) sekitar pukul 13.00 WIB.
"Anak itu baru pulang sekolah. Kebetulan si anak meminta paket untuk belajar daring. Orang tua menjawab, tidak ada uang, nak. Tunggu ayah, ayah baru bekerja 15 hari."
"Jadi sang anak menjawab, biar lah Bu aku mengambil buah duku untuk dijual agar bisa membeli paket, dan sang anak mulailah mengambil buah duku tersebut sehingga terjadi musibah tersebut," jelas tante korban, Eka.
Baca juga: Insiden Warga Terseret Ombak di Objek Wisata, Pantai Kito Kabupaten Pesisir Selatan: Ini Kata Warga
Korban terinjak dahan pohon duku lapuk, dan saat jatuh tertusuk besi cor tembus ketiak sampai ke leher.
Beruntung seorang rekan korban melihat kejadian tersebut.
Rekannya memotong besi tersebut dengan menggunakan gergaji.
Setelah besi berhasil dipotong, korban langsung dibawa ke puskesmas terdekat.
"Bayangkan yang memotong besi itu rekan sepermainannya, terpikir olehnya kalau dicabut tidak mungkin, makanya dicari alat untuk memotong," ujar Eka.
Setelah dipotong, kata Eka, teman korban langsung memanggil kakek Fajri langsung dibawa tetangga dua orang ke puskesmas, dari puskesmas diminta rujuk ke Painan.
Baca juga: Ganda Andalan Indonesia Marcus/Kevin Gagal Memberikan hasil Terbaik Pada Olimpiade Tokyo 2021
"Kalau ke Painan, ibunya bilang teraniaya lah anak kami, maka langsung ke M Djamil Padang," terang Eka.
Eka menuturkan, pihak rumah sakit mengatakan baru sekali menangani pasien yang seperti itu.
Sebab, kalau seandainya besi dicabut, akibat fatal.
Pembuluh darah bisa pecah, dikhawatirkan dokter pembuluh juga tidak ada.
Oleh karena itu ditunggu dokter yang menangani organ tubuh itu baru bisa dioperasi.
"Operasi tidak murah, kami bersyukur walaupun tidak punya biaya, operasi tetap dilaksanakan. Operasi telah berjalan, sekarang memikirkan untuk biaya keluar rumah sakit," ungkap Eka.
Baca juga: Pohon Cemara Tumbang di Pantai Cermin, Akibat Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Pariaman
Eka mengatakan, kondisi keluarga Fajri kurang mampu, tidak memiliki BPJS.
Mereka tinggal di Kenagarian Carocok Anau, Dusun Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.
Ayahnya baru bekerja 15 hari sebagai tenaga kontrak di Batam, sementara ibunya hanya ibu rumah tangga.
Eka bersyukur operasi telah selesai dijalankan, namun butuh biaya besar untuk melunasinya.
"Mohon bantuannya, saat ini Fajri dirawat di ruang bedah anak, dokter bilang sudah bisa pulang, tapi masih keterbatasan untuk biaya administrasi rumah sakit," tukas Eka. (*)