Citizen Journalism
Fenomena Patahan Besar Sumatera, dan Delineasi Kawasan Geopark Ranah Minang
PATAHAN Besar Sumatera ( The Great Sumatran Fault ) merupakan fenomena geologi yang "megah" membentang sepanjang 1900 km mulai dari Teluk Semangko La
Keragaman geologi yang ada di kedua Geopark Nasioanl ini adalah hasil dari pembentukan cekungan pisah tarik Ombilin yg telah ada sebelum munculnya Danau Singkarak.
Baca juga: Gempa Nias Barat 7,2 SR Terasa Kuat di Padang, Warga Sekitar Pantai Berhamburan Keluar Rumah
Baca juga: Getaran Gempa Bumi Terasa di Padang Pariaman, Warga Berhamburan ke Luar Rumah
Termasuk juga dengan kawasan Calon Geopark Nasional Harau yang berada di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Geopark Harau secara geografis memang tidak berada di jalur patahan aktif namun secara geologi pembentukan bentang alam Harau tidak dapat dipisahkan dengan fenomena Patahan Besar Sumatera.
Lembah Harau merupakan produk formasi Brani berumur Paleosen (30-40 juta tahun yang lalu) yang mengalami pengangkatan ( uplifting) akibat Patahan Besar Sumatera, sehingga tersingkap seperti saat sekarang ini.
Pengusulan Geopark Ranah Minang untuk UNESCO Global Geopark yg sudah menjadi program kerja Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tetap melibatkan Geopark Nasional yang telah ada (Geopark Nasional Ngaraisianok Maninjau, Geopark Nasional Sawahlunto dan Geopark Nasional Silokek).
Tema masing Geopark Nasional yg telah ada masih berkaitan dengan Patahan Besar Sumatera. Secara kelembagaan, Badan Pengelola masing-masing Geopark Nasional merupakan cikal bakal Badan Pengelola Geopark Ranah Minang UGG (level provinsi).(*)
Referensi:
1. Neotectonic of Sumatran Fault Indonesia (Sieh dan Natawidjaja, 2000)
2. Peta delineasi Geopark Ranah Minang (Dinas Pariwisata Sumbar)