Di Tengah Guyuran Hujan, Wako Hendri Septa Jemput Keluarga Semata Terakhir
Pada Sabtu (8/5/2021) sore cuaca mendung mulai menggelayuti langit Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar)
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pada Sabtu (8/5/2021) sore cuaca mendung mulai menggelayuti langit Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Awan hitam pekat seolah meronta ingin segera mencurahkan isinya ke permukaan bumi ini.
Benar saja, tak lama hujan deras pun turun, membuat Panca Ihsan dan keluarga harap-harap cemas, apakah tamu istimewa yang ditunggu akan tetap datang ke gubuk mereka atau tidak.
Penantiannya terjawab ketika sosok yang dinanti mengucap salam kepadanya dan para tetangga.
"Assalamualaikum bapak ibu semua," ucap sosok yang nyaris basah kuyup itu sembari menjabat tangan Panca Ihsan.
Sontak Ihsan tergugu sekaligus terharu menyaksikan pemimpin kota ini berdiri tepat di hadapannya.
Selanjutnya, Wali Kota Padang Hendri Septa di tengah hujan deras sore itu, Sabtu (8/5/2021) berada di rumah Panca Ihsan (42) yang berlokasi di RT 01/RW 05 Kampuang Kalawi, Kelurahan Lubuk Lintah, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Provinsi Sumbar.

Panca Ihsan dan keluarganya merupakan keluarga kedelapan atau keluarga terakhir yang terpilih mengikuti program Semalam di Palanta (Semata) pada Ramadan 1442 H/2021 M.
Baca juga: Di Depan Pimpinan Parpol, Hendri Septa Perkenalkan Semata
Baca juga: Wali Kota Padang Tanpa Wakil, Hendri Septa: Saya Tidak Masalah, Saya Tetap Bekerja Maksimal
Hujan deras sore itu benar-benar membawa rahmat bagi Ihsan, sebab melalui Program Semata rumahnya akan dibedah oleh Pemko Padang bekerja sama dengan Baznas Kota Padang.
Lanjutnya, guna menjadi layak untuk ditempati olehnya beserta sang istri Fitria (40), serta ketiga buah hati mereka Olivia Shaniva Putri (19), Dwiyana Shaniva Putri (16) dan Zavier Azam (6).
Tidak hanya itu, ia dan keluarga juga diajak berbuka bersama di Palanta (rumah dinas wali kota), hingga bermalam disana.
Sang Istri, Fitria menuturkan bahwa mereka sekeluarga telah menetap di rumah yang jauh dari kata layak itu selama lebih kurang 11 tahun.
"Sebelumnya ada 10 tahun-an ngontrak rumah berpindah-pindah, hingga akhirnya memutuskan untuk membangun tempat ini di atas tanah keluarga suami saya," ujar Fitria.
Fitria sendiri adalah ibu rumah tangga yang berusaha menopang perekonomian keluarga dengan berjualan kue.
Sedangkan, sang suami, Ihsan bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu sekolah menengah kejuruan di Kota Padang.
"Penghasilan saya dan suami cukup untuk makan sehari-hari saja, tidak berani memikirkan biaya selain untuk makan dan sekolah anak," tuturnya lagi.