Perjalanan Antonio Conte Bawa Inter Milan Juara Liga Italia Setelah Satu Dekade Tanpa Scudetto
Siapa sangka saat bergabung bersama Inter Milan, Antonio Conte mendapatkan sebuah tim yang tidak kompetitif atau tidak memiliki sumber daya
TRIBUNPADANG.COM - Inter Milan kembali berhasil meraih scudetto setelah 11 tahun tanpa juara Liga Italia setelah ditangani Antonio Conte
Siapa sangka saat bergabung bersama Inter Milan, Antonio Conte mendapatkan sebuah tim yang tidak kompetitif atau tidak memiliki sumber daya untuk mencapai sesuatu yang penting.
Apa yang dilakukan Antonio Conte?
Baca juga: Inter Milan Genggam Scudetto Lebih Cepat, Tandai Akhir Dominasi Juventus di Serie A Italia
Baca juga: Beda Misi AC Milan dan Inter Milan Kala Hadapi Lawan Mudah Pekan Ini
Antonio Conte adalah sosok yang berhasil membawa Inter Milan menjadi jawara Serie A Liga Italia musim 2020-2021, dan juga sebagai suksesor yang memutus hegemoni Juventus dalam 9 musim terakhir.
Padahal ketika dulu menjadi pelatih Juventus, dia adalah salah satu sosok yang membawa keberhasilan Bianconeri higga bisa meraih 9 Scudetto beruntun.
Hilir mudik Conte mencoba peruntungan, diangkat menjadi pelatih Timnas Italia, dan menjadi nahkoda untuk Chelsea setelah dari Juventus.
Hingga akhirnya yang terbaru menjadi juru taktik untuk tim Inter Milan yang dimulai pada Mei 2019.
Conte datang dengan segudang pr yang ada dalam skuat hitam-biru Nerazzurri.
Baca juga: Beda Misi AC Milan dan Inter Milan Kala Hadapi Lawan Mudah Pekan Ini
Baca juga: Inter Milan Makin Mendekati Scudetto, Giliran Juventus dan AC Milan Siap-siap Gigit Jari
Hal itu diakuinya, tim yang tidak kompetitif atau tidak memiliki sumber daya untuk mencapai sesuatu yang penting.
"Itu sulit, karena bukanlah pilihan yang mudah bagi saya untuk datang ke Inter, pada saat tim tidak kompetitif atau tidak memiliki sumber daya untuk mencapai sesuatu yang penting," buka Conte dalam wawancara dengan 90 Minuto di Rai 2, dikutip dari Football Italia.
"Ditambah saya pergi ke klub yang menjadi rival dengan Juventus, di mana saya bermain selama bertahun-tahun, dan yang mendominasi di Liga Italia.
"Ada banyak situasi negatif yang saya alami," jelas Conte.
Dengan tangan dingin dan pemikirannya, musim pertama dilalui dengan finis di peringkat 2 klasemen akhir Liga Italia.
Kondisi saat itu Inter Milan hanya selisih satu poin dari Juventus di akhir musim.
Gebrakan dan pemain baru masuk, seperti Lukaku dan Hakimi, bahkan hingga Sanchez.
Hal itu cukup membuktikan bahwa Inter serius dalam perburuan Scudetto.
Cobaan harus dilalui dari sisi lain, Inter Milan tersisih dari Liga Champions dan hanya mampu bertahan di babak penyisihan grup.
Hal itu cukup menjadi cercaan untuk Conte dengan materi pemain yang dia miliki.
Tapi, dengan semangat juang dan kerja keras yang menjadi prinsipnya, Inter Milan saat ini sukses meraih gelar ke-19 Serie A Liga Italia setelah berpuasa 11 tahun.
"Kami akan tidur malam ini dengan sangat senang dan apa yang telah kami capai," tutur Conte.
"Kami senang untuk kami, utuk orang-orang yang bekerja untuk membawa Inter kembali ke jalur kemenangan, untuk penggemar kami.
"Kami pasti akan merasa lebih rileks sekarang," lanjut Conte.
Dia mengenang, kegagalan di Liga Champions adalah yang terburuk bagi Inter Milan.
"Saya pikir momen terburuk adalah ketika kai tersingkir dari Liga Champions, ketika kritik yang kami terima mungkin berlebihan.
"Itu tidak mudah bagi kami, kami memiliki sekelompok pemain yang tidak terbiasa menang. Kami melakukannya dengan baik untuk berkumpul dan menerima kritik sehingga kami bisa menjadi lebih kuat.
"Apa yang membawa kami menuju kemenangan adalah bahwa para pemain ini mempercayai saya. Saya menunjukkan jalan kepada mereka mempercayai saya sepenuhnya. Pada akhirnya kami menemukan jalannya," tuturnya.
Terkait gelar Scudetto, Conte mempersembahkan untuk sang istri, dan keluarganya, serta Gabriele 'Lele' Oriali, yang menjabat sebagai manajer teknis Inter Milan saat ini.
"Saya mempersembahkannya (Scudetto) untuk mereka yng dekat dengan saya, istri saya, anak perempuan saya, saudara laki-laki saya.
"Saya juga berterima kasih kepada Lele Oriali, yang penting bagi saya dan paling mempengaruhi saya selama bertahun-tahun," pungkasnya.
Oriali juga pernah bekerja dengan Conte di timnas Italia sebagai staf sebelum ikut ke Inter Milan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Curhatan Conte Seusai Inter Milan Juara Liga Italia, Awal Datang Nerazzurri Tidak Kompetitif