Kisah Laura Yusteti Jual Nasi Ampera Rp 5 Ribu, Satu Hari Terjual Ratusan Porsi
Di saat pandemi Covid-19, usaha perekonomian banyak terdampak, hal ini juga dirasakan Laura Yusteti (40).
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati.
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Usaha perekonomian banyak terdampak di saat pandemi Covid-19, hal ini dirasakan Laura Yusteti (40).
Ibu rumah tangga yang biasanya berjualan di sekolah ini, kehilangan mata pencaharian sejak kantin tidak dibolehkan berjualan karena kasus Covid-19.
Laura kemudian berinovasi, membuka usaha nasi murah di depan rumah kontrakannya.
Baca juga: KISAH Ibu Muda Berjuang Demi Persalinan Bayinya, Dibantu Tim Evakuasi Banjir di Rahul Tapan Pessel
Baca juga: KISAH Lain Tentang Viral Kuburan Menggelembung, Ada Bunga Mawar dan Uang Kertas di Pusara
Baca juga: Kisah Remaja Keterbelakangan Mental jadi Manusia Silver di Padang, Selalu Ditemani Ibu
Tepatnya, di Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Saat siang hari menjelang, warung nasi milik Laura mulai ramai dikunjungi pembeli.
Laura tampak cekatan mengambil nasi dan lauk-pauk, baik untuk pembeli yang makan dilokasi maupun yang dibungkus.
Laura menggunakan styrofoam untuk membungkus nasi.
Baca juga: Kisah Remaja Keterbelakangan Mental jadi Manusia Silver di Padang, Selalu Ditemani Ibu
Baca juga: Kisah Tukang Foto Wisata di Pantai Air Manis Padang, Pernah Memotret Istri Mantan Presiden RI SBY
Baca juga: Kisah Siswi SMA di Padang Depresi Setelah Disetubuhi Pacar, Orang Tua pun Terancam Dipenjara
Berbeda dari kebanyakan nasi ampera di Kota Padang yang per bungkusnya Rp 10 ribu, Laura menjual nasi amperanya hanya Rp 5 ribu.
Berjualan nasi ampera Rp 5 ribu dilakoni Laura sejak pandemi Covid-19.
Bersama saudara kandungnya, Laura berjulan nasi murah menggunakan gerobak dan memanfaatkan teras rumah mereka.
Meskipun murah, citra rasa nasi ampera Rp 5 Ribu, tidak kalah seperti masakan rumahan.
Baca juga: KISAH Jane si Agen Rahasia Dapat Misi Cowok Indonesia Minta Pastikan Pacarnya Cewek Tulen atau Bukan
Lauk pauk yang disediakan juga bermacam-macam, seperti ayam goreng, ayam gulai, ikan goreng, ikan asin, sayur buncis, dan lainnya.
Hanya saja, porsi lauk pauk dan nasi yang dimasukan lebih sedikit dibandingkan biasanya.
Laura mengatakan, lauk pauk dibelinya di Pasar Raya Padang, dengan harga miring daripada harga biasanya.
"Kita cari harganya yang miring dari yang lain, biasanya dari langganan atau saudara," ungkap Laura.
Laura mengatakan, lauk pauk yang disediakan, juga berbeda setiap hari, tergantung harganya di pasaran.
Baca juga: Kisah Penjahit Pakaian di Padang Teater Pasar Raya Padang, Jasa Menjahit Sepi Pesanan
Laura mengaku, dalam sehari bisa masak 10 sampai 12 gantang beras sehari atau sekitar 15 Kg.
"Kalau awal bisa 10 sampai 12 gantang, belakangan berkurang menjadi 8 gantang sehari atau 12 kg," ungkapnya.
Laura menambahkan, dengan masak nasi segitu, bisa menghasilkan 100 sampai 150 porsi setiap harinya.
"Alhamdulillah, setiap hari ada saja orang yang beli. Orang lewat, orang kantor juga banyak yang beli," tambahnya.
Laura mengatakan, usahanya ikut dibantu saudarnya sendiri yang bertugas memasak nasi dan lauk pauk.
Mereka berjualan mulai pukul 09.00 WIB sampai sore, terkadang sampai malam hari.
"Kami beradik kakak, untuk sementara berjualan nasi ini saja baru," tambahnya. (*)