Datangkan Georadar, Peneliti akan Rekam Bawah Tanah Makam Menggelembung di Padang Pariaman
Untuk menyimpulkan penyebab meningginya tanah makam hingga 1,5 meter di Padang Pariaman, peneliti akan mendatangkan georadar.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
"Kalau ada perubahan mendadak, cepat diantisipasi. Kalau tidak berkembang lagi, tidak apa-apa."
"Kita rawat saja, ini sebuh fenomena yang menarik dan juga dapat menarik wisatawan. Masyarakat juga cukup kondusif, mudah-mudahan tidak terjadi apa apa," harap Ade Edward.
Ade Edward mengungkapkan, fenomena serupa sering ditemukan di daerah lainnya. Ada proses naiknya tanah atau batuan dari lapisan bawah ke atas.
Hal itu bisa karena proses tektonik, tertekan ke atas. Bisa juga Diapir akibat perbedaan gaya beratnya atau berat jenis.
Kalau berat jenis yang di bawah lebih ringan, cenderung mendorong ke atas. Lalu bisa juga desakan mud volcano atau lumpur bertekanan seperti Lapindo.
Baca juga: 5 Warga Sumbar Korban Kebakaran Matraman Dimakamkan di Kayu Tanam, Polisi: Jenazah Masih di Jambi
Ade Edward menyatakan, berbagai macam kemungkinan bisa terjadi.
Karena dekat dengan Gunung Tandikat, bisa saja mud volcano, bisa juga lumpur sebangsa lempung, tanah liat yang bersifat mengembang.
Apabila kena air, lanjutnya, akan mengembang dan meresap ke atas.
"Banyak sekali hipotesanya. Ini yang harus dibuktikan dengan georadar. Kita imbau masyarakat tidak perlu khawatir."
"Gerakannya tidak cepat, masih begitu-begitu saja, tidak ada bahayanya (sementara). Malam juga tidak ada kejadian yang aneh-aneh. Masyarakat di sana tenang-tenang saja. Ini fenomena biasa," tutup Ade Edward. (*)