Tips Tetap Sehat Selama Puasa Ramadhan Mulai dari Menu Sahur dan Berbuka Hingga Olahraga
Umat muslim sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan. Di bulan Ramadhan umat muslim diwajibkan untuk berpuasa.
TRIBUNPADANG.COM - Umat muslim sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan.
Di bulan Ramadhan umat muslim diwajibkan untuk berpuasa.
Bagi yang menjalankan ibadah puasa agar tetap sehat dan bugar, berikut ini ada beberapa tipsnya.
Tips tetap sehat selama puasa Ramadhan mulai dari menu sahur dan berbuka hingga olahraga dihimpun Tribunnews.com dari NU Online.
1. Tips minum
Pertama, makan dan minum yang cukup, sekitar 8-10 gelas sehari.
Para lansia (lanjut usia) seringkali tidak merasa haus walau baru minum sedikit.
Namun, demi kesehatan, gaya hidup hendaknya diusahakan untuk minum yang cukup meski tidak haus.
Minum air tidak selalu berarti air putih semata, tetapi minum teh, susu, jus buah, koktil buah, bahkan kuah sayur juga termasuk dalam jumlah air yang kita konsumsi.
Baca juga: 30 Hari Puasa Ramadhan - Niatkan, Bertekad Sendirian Maupun Kolektif untuk Khatam Alquran
Baca juga: Resep Menu Sahur dan Berbuka Puasa Bersama Keluarga di Rumah, Membuat Balado yang Enak dan Praktis
Baca juga: Jelang Ramadhan 2021, Ingat Lagi Bacaan Niat Puasa hingga 6 Hal yang Membatalkan Puasa

2. Tips penuhi kalori
Biasanya wanita membutuhkan kalori sekitar 1.900 kalori, sementara pria 2.100 kalori.
Kalori sebanyak ini bisa terpenuhi dari makanan dan minuman yang disantap selama sahur dan buka puasa.
Tapi tentunya, makanan dan minuman itu harus memenuhi standar gizi yaitu 50 persen karbohidrat, 25 persen lemak, 10-15 persen protein, serta vitamin dan mineral secukupnya.
Untuk makanan, sebaiknya pilih makanan alami karena lebih aman. Misalnya: karbohidrat diperoleh dari nasi, kentang, mi atau jagung. Protein dari daging, ikan, tempe, tahu, dan lain-lain.
Sementara sumber vitamin dan mineral ada pada sayuran dan buah-buahan berwarna kuning, hijau tua, dan merah.
3. Tips makan bertahap
Saat berbuka puasa, hendaknya tidak makan sekaligus banyak, tapi secara bertahap.
Dimulai dengan menikmati makanan ringan atau minuman yang manis-manis.
Jika suka kurma, makanlah buah yang berasa manis ini.
Selain berguna untuk menyuplai energi, kurma juga kaya kandungan zat gizi seperti kalium, magnesium, niasin, dan serat.
Baca juga: Amankah Puasa Ramadhan bagi Penderita Asam Lambung? Ini Manfaat Berdasarkan Hasil Penelitian
Baca juga: Waktu Maghrib Padang dan Jadwal Buka Puasa Hari Ini, Keutamaan Puasa Senin Kamis
Baca juga: Tips Mengajari Anak Berpuasa di Bulan Ramadhan, Beri Penghargaan Jika Sukses Menjalankan Puasa
4. Tips Sahur
Saat sahur, meski kurang bernafsu untuk makan karena rasa kantuk belum hilang, sebaiknya digunakan sebaik-baiknya.
Ada anjuran untuk makan sahur selambat mungkin, kira-kira setengah jam sebelum Imsak.
Tapi ingat, sebaiknya makan sahur tidak terlalu kenyang, kira-kira sepertiga dari kebutuhan kalori sehari.
5. Tips cegah sembelit
Jika tidak bisa makan nasi dalam jumlah yang cukup banyak (karena ada perubahan pada lambung dan gerakan usus) cobalah untuk makan camilan.
Untuk mencegah sembelit, sebaiknya sayur dan buah dikonsumsi setiap hari.
Jika perlu mengonsumsi suplemen.

6. Tips istirahat
Istirahat di waktu siang hari.
Ini berguna untuk menghindari keluarnya keringat yang sangat banyak.
7.Tips olahraga
Jika ingin olahraga, bisa dilakukan pada sore hari sekitar satu atau setengah jam sebelum berbuka.
Lalu bagaimana lupa niat pada malam harinya untuk puasa Ramadhan 1442 nanti?
Ada beberapa pendapat membahas masalah lupa niat puasa Ramadhan 1442 H.
Perlu diketahui terlebih dahulu, waktu setelah terbenam matahari sampai sebelum fajar terbit adalah waktu untuk mengucapkan niat puasa Ramadhan, menyambut puasa keesokan harinya.
Lupa dan lali mengucapkam niat puasa Ramadhan pada malam hari, apakah puasa keseokan harinya sah?
Dikutip dari NU Online, hal tersebut tetap sah sejauh umat yang lupa melakukan niat puasa malam hari melakukan beberapa hal ini.
Dijelaskan Imam Nawawi al-Bantani dalam Kâsyifatus Sajâ, untuk puasa wajib, termasuk puasa bulan Ramadhan, niat yang demikian itu harus dilakukan setiap malam karena puasa dalam tiap-tiap harinya adalah satu ibadah tersendiri.
Dengan demikian, bila seseorang lupa belum berniat pada malam hari maka puasa pada siang harinya dianggap tidak sah.
Hukum fiqih tetap mewajibkan orang tersebut berpuasa pada hari itu, meskipun sudah jelas puasanya tersebut tidak sah.
Tidak berhenti sampai di sini, orang tersebut juga harus mengganti (mengqadha) puasa hari tersebut di hari lain di luar bulan Ramadhan (Nawawi al-Bantani, Kâsyifatus Sajâ [Jakarta: Darul Kutub Islamiyah, 2008), hal. 192).
Ulama mazhab Syafi’i memberi solusi bagi siapa saja yang lupa belum berniat puasa Ramadhan pada malam harinya.
Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmû’ Syarhul Muhadzdzab menuturkan solusi tersebut sebagai berikut:
وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَنْوِيَ فِي أَوَّلِ نَهَارِهِ الصَّوْمَ عَنْ رَمَضَانَ لِأَنَّ ذَلِكَ يُجْزِئُ عِنْدَ أَبِي حَنِيفَةَ فَيَحْتَاطُ بِالنِّيَّةِ
Disunahkan (bagi yang lupa niat di malam hari) berniat puasa Ramadhan di pagi harinya. Karena yang demikian itu mencukupi menurut Imam Abu Hanifah, maka diambil langkah kehati-hatian dengan berniat.” (Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmû’ Syarhul Muhadzdzab, [Jedah: Maktabah Al-Irsyad, tt.], juz VI, hal. 315)

Solusinya?
Dari keterangan di atas, orang yang lupa belum berniat puasa Ramadhan pada malam harinya ia masih memiliki kesempatan untuk melakukan niat tersebut pada pagi harinya.
Dengan catatan, niat yang dilakukan pada pagi hari itu harus dipahami dan diniati sebagai sikap taqlid atau mengikuti dengan apa yang diajarkan oleh Imam Abu Hanifah.
Niatan taqlid seperti ini perlu mengingat Muslim Indonesia adalah pengikut mazhab Syafi’i yang ajarannya mengharuskan niat di malam hari dan membatalkan niat di pagi hari.
Bila niat berpuasa di pagi hari sebagaimana di atas tidak diniati sebagai langkah taqlid terhadap Imam Abu Hanifah maka ia dianggap mencampuradukkan ibadah yang rusak.
Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab fatwanya:
وَفِي الْمَجْمُوعِ يُسَنُّ لِمَنْ نَسِيَ النِّيَّةَ فِي رَمَضَانَ أَنْ يَنْوِيَ أَوَّلَ النَّهَارِ لِإِجْزَائِهِ عِنْدَ أَبِي حَنِيفَةَ فَيُحْتَاطُ بِالنِّيَّةِ فَنِيَّتُهُ حِينَئِذٍ تَقْلِيدٌ لَهُ وَإِلَّا كَانَ مُتَلَبِّسًا بِعِبَادَةٍ فَاسِدَةٍ فِي اعْتِقَادِهِ وَذَلِكَ حَرَامٌ
“Dalam kitab Al-Majmû’ disebutkan, disunahkan bagi orang yang lupa berniat puasa di bulan Ramadhan untuk berniat pada pagi hari karena bagi Imam Abu Hanifah hal itu sudah mencukupi, maka diambil langkah kehati-hatian dengan niat. Niat yang demikian itu mengikuti (taqlid) Imam Abu Hanifah. Bila tidak diniati taqlid maka ia telah mencampurkan satu ibadah yang rusak dalam keyakinannya dan hal itu haram hukumnya.” (Ibnu Hajar Al-Haitami, Al-Fatâwâ Al-Fiqhiyyah Al-Kubrâ, juz IV, hal. 307)
Dengan demikian maka orang yang lupa berniat puasa pada malam hari masih dapat terselamatkan puasanya.
Namun sekali lagi perlu ditegaskan, solusi ini hanya untuk mereka yang lupa tidak berniat, bukan sengaja tidak berniat di malam hari.