Tips Mengajari Anak Berpuasa di Bulan Ramadhan, Beri Penghargaan Jika Sukses Menjalankan Puasa
Kurang dari satu bulan, umat muslim akan melaksanakan ibadah puasa. Kewajiban berpuasa bagi orang yang sudah balik atau memasuki masa puber.
TRIBUNPADANG.COM - Kurang dari satu bulan, umat muslim akan melaksanakan ibadah puasa.
Kewajiban berpuasa bagi orang yang sudah balik atau memasuki masa puber.
Anak kecil yang belum baliq atau memasuki masa puber memang belum diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Untuk mempersiapkan anak memasuki usia baliq dan wajib berpuasa, tak ada salahnya orang tua mengajarkan anak berpuasa sejak dini.
Dengan demikian, saat tiba waktu menghadapi wajib puasa Ramadan nanti, anak tidak akan menemui kesulitan.
Baca juga: Ketahui 6 Hal yang Dapat Membatalkan Puasa, Keutamaan Bacaan Niat Puasa Ramadhan
Baca juga: Tuntunan Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan, Mulai Niat Shalat Tarawih hingga Niat Shalat Witir
Baca juga: Persiapan Takjil Ramadhan, Aneka Minuman yang Cocok unutk Berbuka Puasa, Gampang dan Praktis

Mengajarkan puasa kepada anak mungkin susah-susah gampang.
Kadang ada anak yang ingin sekali puasa bersama anggota keluarga lainnya.
Ada pula yang tidak ingin.
Sebelum mengajari anak puasa, sebaiknya beri pengertian kepada anak terlebih dahulu apa itu puasa dan mengapa mereka perlu menjalankannya tiap tahun.
Setelah itu, anak mungkin akan lebih mudah untuk mengikuti ibadah puasa.
Berikut ini merupakan tips mengajar anak puasa untuk pertama kali.
1. Beri anak contoh
Mengajarkan anak untuk ikut puasa sebaiknya dimulai dengan memberikan contoh.
Hal ini akan membuat anak lebih mudah mempraktikkannya.
Contohnya tentu saja dari Anda sendiri.
Saat menjalankan ibadah puasa, pasti anak akan bertanya apa itu puasa, mengapa ibu atau bapak tidak makan, dan lain sebagainya.
Hal ini akan menimbulkan rasa penasaran, sehingga anak ingin mencobanya sendiri.
Ingat, di usia yang masih muda, anak bisa dengan mudah meniru perilaku seseorang di sekitarnya.
Baca juga: Ketahui Manfaat Puasa Senin Kamis Disertai Niat dan Doa Berbuka Tersedia Dalam Bahasa Arab & Latin
Baca juga: Ketahui 6 Hal yang Dapat Membatalkan Puasa, Keutamaan Bacaan Niat Puasa Ramadhan
Baca juga: Simak! Bacaan Niat Puasa Senin Kamis Melalui Tulisan Arab dan Latin, Berikut Keutamaannya
2. Tidak memaksa anak untuk puasa penuh atau sesuai keinginan Anda
Berikan kelonggaran berpuasa untuk anak.
Perlu Anda ingat bahwa buah hati Anda masih dalam masa pertumbuhan.
Ia masih membutuhkan banyak nutrisi.
Orang tua perlu ajarkan anak berpuasa sejak dini, bisa dimulai dengan perlahan hingga beri penghargaan bila berhasil. Ikuti tips selengkapnya!
Selain itu, anak kecil juga belum bisa mencari sendiri untuk mendapatkan makanan dan minuman sejumlah yang ia butuhkan.
Mengajarkan dengan memaksa anak untuk puasa penuh atau puasa setiap hari bisa menimbulkan risiko kesehatan pada anak.
Sebaiknya mulailah mengajarkan anak puasa secara perlahan.
Mulai dari puasa beberapa jam dalam satu hari kemudian tingkatkan lagi jika anak sudah berhasil melewatinya.
Yang terpenting, anak mengenal dulu apa itu puasa dan bagaimana cara menjalankannya.
Kemampuan anak untuk berpuasa lama-kelamaan juga akan meningkat seiring dengan kebiasaannya dalam menjalankan puasa.
3. Minta anak untuk puasa dari makanan tertentu saja
Jika anak sudah terbiasa makan makanan tertentu atau makanan kesukaannya, mintalah anak untuk menghindari makanan tersebut saat berpuasa.
Misalnya, jika anak suka cokelat dan keripik, mintalah anak untuk tidak memakannya selama jam puasa.
Mengajarkan hal ini ketika anak puasa juga dapat membantu menghilangkan kebiasaan buruk pola konsumsi anak.

Selain itu, juga dapat membantu anak untuk lebih menghargai makanan.
4. Beri penghargaan pada anak jika ia telah sukses menjalankan puasa
Mengajarkan anak untuk ikut menjalankan ibadah puasa memang penting.
Namun, memberikannya apresiasi juga tak kalah penting.
Terlepas dari berapa jam anak sudah puasa atau berapa hari anak mengikuti puasa, sebaiknya beri penghargaan kepada mereka.
Penghargaan ini dapat menambah semangat anak untuk ikut menjalankan ibadah puasa lagi dan lagi.
Anda tidak harus memberi hadiah, cukup dengan memujinya dan mengatakan bahwa ia adalah anak yang hebat.
Dengan begitu, ia akan merasa senang dan makin semangat untuk puasa.
Anda juga bisa menyediakan makanan kesukaan anak saat waktunya berbuka.
Hal ini menjadi salah satu hal yang akan membuat mereka senang menjalankan ibadah puasa.
Namun, ingatlah untuk tetap memilihkan makanan sehat yang mengandung nutrisi penting bagi anak, seperti makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Jangan biasakan memberi hadiah ke anak dengan makanan manis karena dapat membawa dampak buruk bagi kebiasaan makannya.
Mulai Umur Berapa Anak Boleh Ikut Puasa?
Untuk menilai anak Anda sudah mampu menjalankan ibadah puasa atau tidak, Anda harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak Anda sekarang.
Apakah anak Anda memiliki berat badan yang normal atau tidak? Bagaimana perkembangan anak Anda, apakah sama seperti perkembangan teman sebayanya?
Jika anak Anda memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal, meminta anak untuk menjalankan ibadah puasa sepertinya tidak menjadi masalah.
Namun, jika anak Anda memiliki berat badan yang kurang dari standar atau anak Anda terlihat kurus, sebaiknya jangan memaksa anak untuk berpuasa.
Sebenarnya, puasa untuk anak yang belum puber juga tidak wajib, tetapi tidak ada salahnya untuk mengajari anak puasa dari kecil.
Usia anak untuk mampu mulai berpuasa tampaknya bervariasi tergantung kemampuan individu masing-masing.
Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum meminta anak untuk berpuasa.
Anak sangat membutuhkan zat gizi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya yang cepat bila dibandingkan dengan orang dewasa.
Pada usia ini, anak melewati berbagai tahap pertumbuhan dan perkembangan.
Jika asupan anak berkurang pada masa ini, mungkin saja pertumbuhan dan perkembangannya dapat terganggu.
Oleh karena itu, jika anak berpuasa, usahakan tidak sampai mengurangi jumlah asupan yang harus diberikan kepada anak.
Anak bisa diajarkan puasa secara bertahap, mulai dari puasa setengah hari hingga puasa sehari penuh agar anak tidak terkejut menerima perubahan.
Bagaimana puasa yang aman untuk anak?
Anak berisiko mengalami masalah pada saat puasa karena ukuran tubuhnya yang kecil, kebutuhan zat gizinya yang besar, serta anak belum mampu untuk menyediakan makanan untuk dirinya sendiri.
Berbeda dengan orang dewasa, zat-zat gizi yang masuk ke dalam tubuh anak dipakai untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Sehingga, kekurangan sedikit saja zat gizi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Agar tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak saat berpuasa, Anda harus memberikan perhatian ekstra pada asupan makanan anak.

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pada anak yang sedang berpuasa, sebaiknya pastikan anak Anda menerima:
Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein.
Sedangkan protein dibutuhkan anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Jangan lupa untuk tambahkan buah dan sayuran dalam menu berbuka dan sahur sebagai sumber vitamin dan mineral.
Hindari makan makanan manis saat sahur
Hal ini dapat menyebabkan lapar dan cepat lelah karena kadar gula darah dapat turun dengan cepat.
Gula sederhana ini membantu mengisi kembali cadangan energi tubuh setelah lama berpuasa.
Minum banyak air
Minum air yang cukup menjaga tubuh anak Anda terhidrasi dengan baik, sehingga tidak mengalami dehidrasi saat menjalankan puasa dalam waktu yang panjang.
Hindari minuman yang berkafein
Kafein merangsang tubuh untuk mengeluarkan cairan lebih banyak sehingga tubuh memerlukan cairan yang lebih banyak untuk menggantinya.
Hindari makanan berminyak dan yang digoreng.
Perut anak lebih sensitif dibandingkan dengan perut orang dewasa.
Perhatikan waktu tidur anak
Sebaiknya anak tidur pada siang hari karena jika menghabiskan waktu siang hari dengan bermain, dikhawatirkan anak akan kehabisan energi dan tidak kuat untuk menjalani puasa.
Pada malam hari, biasakan anak untuk tidur tidak larut malam.
Anak membutuhkan waktu tidur selama 9-11 jam.
Pada saat tidur terjadi rangsangan pertumbuhan pada anak karena hormon pertumbuhan dilepaskan. (*)