Apa yang Dimaksud dengan Tokoh Utama? Mengapa Seorang Tokoh Cerita Dapat Disebut Tokoh Utama?

Apa yang dimaksud dengan tokoh utama? Mengapa seorang tokoh cerita dapat disebut tokoh utama? kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 halaman 38 - 39.

Editor: Saridal Maijar
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Apa yang Dimaksud dengan Tokoh Utama? Mengapa Seorang Tokoh Cerita Dapat Disebut Tokoh Utama? 

TRIBUNPADANG.COM - Apa yang dimaksud dengan tokoh utama? Mengapa seorang tokoh cerita dapat disebut tokoh utama?

Pertanyaan tersebut di atas merupakan materi Tema 8 Kelas 4 SD/MI, Pembelajaran 4 Subtema 1, halaman 38 sampai 39.

Subtema 1 berjudul Lingkungan Tempat Tinggalku, bagian dari Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017.

Berikut kunci jawaban Tema 8 Kelas 4 halaman 38 - 39:

Apa yang dimaksud dengan tokoh utama?

Jawaban: Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peran penting dalam cerita, ditampilkan terus-menerus, dan mendominasi cerita.

Mengapa seorang tokoh cerita dapat disebut tokoh utama?

Jawaban: Seorang tokoh dapat disebut sebagai tokoh utama karena sebagai pembawa pesan, amanat, moral atau sesuatu yang ingin disampaikan pengarang.

Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah mempelajari tentang tokoh pada cerita fiksi. Tokoh cerita fiksi dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peran penting dalam cerita, ditampilkan terus-menerus, dan mendominasi cerita. Tokoh tambahan adalah tokoh yang dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita. Tokoh ini biasanya untuk menghidupkan cerita atau sekadar pemanis cerita. Dapatkah kamu mengidentifikasi tokoh utama dan tokoh tambahan dalam sebuah cerita fiksi? Ayo lakukan kegiatan berikut.

Asal Mula Bukit Catu

Di pedalaman Pulau Bali, terdapat sebuah desa yang subur. Di sana, tinggal sepasang suami istri. Mereka bekerja sebagai petani. Menjelang musim panen, Si suami berkata kepada istrinya.

“Jika nanti hasil panen kita melimpah, buatlah tumpeng nasi yang besar. Kemudian, undanglah tetangga untuk makan bersama.”

Istrinya pun setuju. Kedua suami istri itupun berharap panen mereka melimpah.

Tak lama kemudian, harapan mereka terkabul. Si Istri menyiapkan tumpeng nasi dan mengundang seluruh penduduk desa untuk makan bersama.

Menjelang musim panen berikutnya, Si suami berkata lagi kepada istrinya

“Semoga panen kita lebih banyak lagi, kalau bisa tiga kali lipat dari sebelumnya. Jika harapanku terkabul, buatkanlah tiga tumpeng nasi yang lebih besar dari sebelumnya.”

Kemudian, Si Istri membuat tiga tumpeng dan mengundang seluruh penduduk desa untuk berpesta kembali.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved