Presiden Joe Biden Ingin Lanjutkan Kerja-sama AS dengan Rusia, Terkait Perjanjian Senjata Nuklir

Hingga saat ini terdapat perjanjian pembatasan senjata nuklir antara Amerika Serikat (AS) dengan Rusia disebut New Strategic Arms Reduction Treaty (ST

Editor: Emil Mahmud
KWTX
Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden. 

TRIBUNPADANG.COM, WASHINGTON — Hingga saat ini terdapat perjanjian pembatasan senjata nuklir antara Amerika Serikat (AS) dengan Rusia disebut New Strategic Arms Reduction Treaty (START).

Pemerintah AS akan mengupayakan perpanjangan lima tahun untuk perjanjian kontrol senjata niklir (News START) dengan Rusia.

Hal itu disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih pada Kamis (21/1/2021) waktu setempat seperti dilansir Reuters, Jumat (22/1/2021). 

Menurutnya, hal ini termasuk salah satu keputusan kebijakan luar negeri prioritas dari pemerintahan baru menjelang berakhirnya perjanjian pada awal Februari mendatang.

Baca juga: Kisah-kisah Unik Koper Football dan Biskuit Tombol Senjata Nuklir Presiden AS

"Presiden telah lama memahami bahwa perjanjian New START adalah untuk kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat. Dan perpanjangan ini semakin masuk akal ketika hubungan dengan Rusia  seperti saat ini," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki dalam konferensi pers.

Dia juga mengatakan Biden telah "menugaskan" komunitas intelijen AS untuk penilaian penuhnya terhadap pelanggaran siber Solar Winds, campur tangan Rusia dalam pemilu 2020, penggunaan senjata kimia Rusia terhadap pemimpin oposisi Alexei Navalny dan dugaan pemberian hadiah pada tentara AS di Afghanistan.

Baca juga: Clinton, Bush, dan Obama Hadiri Upacara Pelantikan Joe Biden, Perpisahan Singkat yang Emosional

Baca juga: Terkait Sanksi, Mike Pompeo Termasuk 28 Pejabat AS Era Donald Trump Dilarang Masuk China

"Bahkan ketika kami bekerja dengan Rusia untuk memajukan kepentingan AS, begitu juga kami bekerja untuk meminta pertanggung-jawaban Rusia atastindakan sembrono dan permusuhannya," kata Psaki.

Perjanjian kontrol senjata, yang akan berakhir pada 5 Februari mendatang, membatasi Amerika Serikat dan Rusia untuk tidak memliki lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis.

Selain membatasi jumlah senjata nuklir strategis yang dikerahkan ke level terendah dalam beberapa dekade, New START juga membatasi rudal dan pembom berbasis darat dan kapal selam yang mengirimkannya.

Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan bahwa warga Amerika "jauh lebih aman" dengan perjanjian itu utuh dan diperpanjang.

Sebelumnya, seorang sumber yang akrab dengan keputusan itu mengatakan kepada Reuters bahwa anggota parlemen AS telah diberi pengarahan tentang keputusan Biden tentang perjanjian New START.

Kremlin mengatakan pada  Rabu (20/1/2021) tetap berkomitmen untuk memperpanjang perjanjian New START  dan akan menyambut upaya yang dijanjikan oleh pemerintahan Biden untuk mencapai kesepakatan.(Reuters/Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com berjudul; Joe Biden Ingin Perpanjang Perjanjian Senjata Nuklir AS dengan Rusia

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved