Sekolah Tatap Muka Tingkat SD di Padang Masih Transisi, Kelas 1 dan 2 Baru Masuk Pekan Ketiga
Sekolah Tatap Muka Tingkat SD di Padang Masih Transisi, Kelas 1 dan 2 Baru Masuk Pekan Ketiga
Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Proses belajar tatap muka di Padang, Sumatera Barat, masih dalam masa transisi.
Khusus SD, belum semua kelas yang ikut belajar tatap muka.
Sesuai jadwal, sekolah tatap muka sepenuhnya dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 baru akan berlangsung pada minggu ke-3.
Baca juga: Kaldik 2021, Simak Jadwal Libur Sekolah Sesuai Kalender Pendidikan 2021, Kapan Perkiraan Ujian?
Baca juga: Cuma Padang Panjang yang Belum Gelar Belajar Tatap Muka di Sumbar, Kadisdik Ungkap Alasannya
Seperti di SDN 44 Sungai Lareh, Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, hari pertama belajar tatap muka baru diikuti kelas 5 dan 6 saja.
"Hari ini yang masuk belajar tatap muka adalah kelas 6 dan kelas 5 selama satu minggu," kata Kepala Sekolah SDN 44 Sungai Lareh, Santi Ramadhani, Senin (4/1/2021).
Selama sepekan tersebut siswa kelas 6 dibagi selama tiga hari dan kelas 5 dibagi selama 3 hari.
Sedangkan, yang tidak mendapatkan jadwal tatap muka tetap belajar daring dari rumah.
Siswa yang tidak memiliki android bisa menjemput tugas ke sekolah.
"Berdasarkan arahan Kepala Dinas Pendidikan, masa transisi belajar tatap muka ini selama 2 bulan. Untuk minggu pertama ini belajar tatap muka ini kelas 6 dan 5 saja. Minggu ke-2 baru diatur, dimana mulai belajar tatap muka dari kelas 3 sampai kelas 6," katanya.
Sedangkan, pada minggu ke-3 akan full belajar tatap muka dari kelas 1 sampai kelas 6 yang dilaksanakan per shift.
Disebutkannya, sekolah tatap muka hari pertama akan dimulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 10.20 WIB.
"Kita ada waktu istirahat pukul 09.00 WIB sampai pukul 09.20 WIB, tapi dipergunakan untuk beristirahat di dalam kelas saja," katanya.
Ia berharap orang tua mempersiapkan bekal untuk anak-anak saat berada di sekolah, karena kantin sekolah tidak buka.
Pihaknya juga tidak mengizinkan para murid keluar dari kelas saat berada di sekolah, hal itu untuk membatasi mutid agar tidak membuat potensi kerumuanan.