MTQ Nasional
Peserta MTQ Nasional 2020 Nekat Naik Sepeda Motor dari Sulawesi ke Padang, Tempuh 13 Ribu KM
Peserta MTQ Nasional 2020 Nekat Naik Sepeda Motor dari Sulawesi ke Padang, Tempuh 13 Ribu KM
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Seorang kafilah MTQ Nasional 2020 asal desa Taopa, Kecamatan Taopa, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah rela naik motor ke Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Mereka adalah sepasang suami istri Nining R Rusdin Wakiden dan Hasan CL Bunyu (43).
Mereka memulai perjalanannya mengendarai motor lama yang ia lengkapi dengan berbagai bekal perjalanan.
"Kami bawa pakaian dibungkus kantong plastik, lalu bawa tenda," ungkap Hasan.
Baca juga: Jadi Venue MTQ Nasional 2020, Intip Kemegahan Masjid Al Hakim di Pantai Padang
Baca juga: Mengintip Keindahan Masjid Nurul Iman Padang Venue MTQ Nasional 2020 Cabang Qiraat Sabaah Murattal
Keduanya berangkat pada 28 Oktober 2020.
Hasan CL Bunyu mengungkapkan, ia dan istri sudah melakukan perjalanan selama 16 hari.

"Bekal yang dibawa hanya air mineral saja, sedangkan makan mampir di warung-warung," kata Hasan CL Bunyu, Jumat (13/11/2020).
Rute yang dilewati dari Taopa ke Kabupaten Toli-toli.
Mereka berangkat setelah upacara hari Sumpah Pemuda. Lalu siangnya menyeberang ke Kota Tarakan Kalimantan Utara.
Baca juga: Sejumlah Masjid di Padang Jadi Venue MTQ Nasional 2020, Ada Tim Pemantau Protokes di Tiap Masjid
Baca juga: Satu Peserta MTQ Nasional 2020 Asal Sulawesi Barat Batal ke Sumbar karena Positif Covid-19
Kemudian menyeberang ke Kabupaten Bulungan, terus ke Kalimantan Timur naik motor sampai ke Balikpapan, setelah itu menyeberang lagi ke Panajam.
Dari Panajam terus lagi sampai ke Kalimantan Selatan, dari situ menyeberang ke Surabaya, dari Surabaya lanjut ke Yogyakarta.
Setelah dari Yogyakarta menyeberang ke Lampung, dari Lampung lewat lintas tengah, mutar ke Bengkulu, dari Bengkulu kemudian masuk ke Sumbar dari Kabupaten Pesisir Selatan.
"Total ada 15 provinsi yang kami lalui, 6 kali naik kapal feri. Di beberapa provinsi kami melakukan pemeriksaan kesehatan, seperti Kaltim, Kalsel, Jawa, Yogyakarta, Lampung, lainnya tidak ada."
"Total perjalanan dari Taopa sampai sekarang di Padang selama 16 hari," ungkap Hasan.
Selama perjalanan Hasan dan istri hanya mengalami kendala di google maps saja.
"Sempat "dikerjai" google maps dengan jalan yang berputar-putar, nyasar di Pasar Tuban, Serpong. Pernah nyasar juga di hutan sawit sampai 5 jam sebelum Muko-muko," ungkap Hasan CL Bunyu.
Hasan CL Bunyu mengaku sepanjang perjalanan juga pernah diikuti orang dengan gerak-gerik mencurigakan.
Karena itu, ia mencoba mendahului sebuah mobil tangki, dan orang yang mengejar tidak terlihat lagi.
Alasan keduanya melakukan perjalanan dari Taopa ke Padang naik sepeda motor yakni agar tidak terpapar Covid-19.
Menurutnya, kalau naik motor bisa lebih efisien untuk jaga jarak dan kontak fisik dengan masyarakat.
Selanjutnya, mencoba menanamkan spirit MTQ cinta Quran yang sudah memudar di kalangan anak muda.
"Kami ingin memberikan contoh, kami yang sudah tua, masih punya spirit," terang ayah empat orang anak ini.
Hasan juga mengungkapkan, kampung halamannya saat ini masih masuk kategori hijau Covid-19.
Oleh karena itu mereka memilih naik motor ke Padang, mereka tidak ingin tertular Covid-19 apalagi sampai menularkan pada orang di kampungnya.
Ada hal menarik yang yang dialami keduanya sepanjang perjalanan.
Mereka melihat ternyata Indonesia itu luas.
Lalu, masyarakat sudah mulai sadar bahwa pandemi Covid-19 itu memang ada.
Sebab, hampir seluruh daerah yang keduanya lalui, mayoritas masyarakat memakai masker, biarpun ke kebun.
"Ini pengalaman yang luar biasa bagi kami, kami dapat melihat adat istiadat setiap daerah yang kami lewati."
"Bahkan di Rembang kita disambut, orang-orang luar dikasih bingkisan makanan, memang adatnya seperti itu, untuk tamu yang lewat diberi bingkisan, karena mereka memegang teguh nilai-nilai persaudaraan," tutur Hasan.
Sementara, di daerah Sumatera, Hasan dan istri ketika makan justru masyarakat mengatakan tidak usah bayar.
Begitu juga dengan bensin, ada-ada saja orang yang mau membayarkan.
Selain itu, ada juga orang yang bersedekah dikala sempit, petani yang ditemui saat perjalanan.
"Memang banyak orang-orang yang memberikan saran bagaimana bisa tembus ke Sumatera dengan aman dan lancar."
"Terakhir, mereka menyarankan, jangan memaksakan diri ketika mengantuk. Namun hal itulah yang membuat kami tetap semangat hingga akhirnya sampai ke Padang," jelas Hasan.
Hasan mengungkapkan, total perjalanan yang ia dan istri lakukan sejauh 13.000 kilometer.
Selama perjalanan habis Rp415.000 untuk beli bensin.
"Ini perjalanan pertama kali dengan sepeda motor dan paling jauh. Kalau isi bensin termasuk irit, empat kali ganti oli. Dan kami juga mensyukuri, ban tidak pernah meledak. Kempes saja tidak ada," ungkap Hasan. (*)
Artikel seputar MTQ Nasional 2020 lainnya KLIK DI SINI