Pilpres Amerika Serikat 2020
CUITAN Twitter Donald Trump pada Pilpres Amerika Serikat 2014, Twet Mendadak Jadi Sorotan
CUITAN Donald Trump pada Pilpres Amerika Serikat 2014 mendadak kini jadi sorotan warga dunia hingga jadi perbincangan.
CUITAN Donald Trump pada Pilpres Amerika Serikat 2014 mendadak kini jadi sorotan warga dunia hingga jadi perbincangan.
Sejauh ini persaingan Pilpres 2020 hingga saat ini terus berlanjut, proses penghitungan raihan suara, masing-masing kandidat.
Hingga Jumat (6/11/2020) petang waktu Indonesia, Joe Biden masih unggul dengan 264 suara elektoral.
Sementara itu, Trump memperoleh 214 suara elektoral.
Persaingan Joe Biden dan Donald Trump belumlah ada dinamika lagi, setelah kabar terbaru melaporkan bahwa Biden membalap Trump untuk suara di negara bagian Georgia.
Sebelumnya, Trump berpidato di Gedung Putih pada Kamis (5/11/2020) malam waktu setempat.
Ia mengatakan, Demokrat telah mencuranginya dan melakukan 'cara ilegal' selama Pemilu.
Presiden petahana itu juga mengancam akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung (MA) karena menganggap bahwa Demokrat telah mencuri suara dalam pemilihan.
Pada kesempatan lain, kandidat dari Demokrat, meminta para pendukungnya untuk bersabar, hingga seluruh suara telah dihitung.
Di tengah suasana Pilpres Amerika Serikat yang memanas, sebuah twit yang ditulis Donald Trump mendadak kembali diperbincangkan.
Cuitan itu ditulis oleh Trump pada 31 Desember 2014 lalu.
Lantas, mengapa cuitan tersebut mendadak kembali mendapat sorotan setelah hampir enam tahun berlalu?
Menilik twit pada akun @realDonaldTrump, kandidat dari Republik itu menulis sebagai berikut.
"Apa yang membedakan pemenang dari yang kalah adalah bagaimana seseorang bereaksi terhadap setiap putaran takdir yang baru."
Twit itu telah di-retweet sebanyak lebih dari 15.300 kali.
Kicauan mendapatkan sekitar lebih 24.000 likes dan dikutip sebanyak lebih dari 17.700 kali, per Jumat (6/11/2020) petang waktu Indonesia.
Para warganet beberapa waktu lalu mengomentari cuitan tersebut.
Seorang warganet dengan akun @piker62 menulis komentarnya pada 31 Desember 2014 lalu, "Sombong seperti anak kecil ketika menang, misalnya, merupakan pertanda karakter yang buruk."
Komentar itu dibalas oleh @InhakK pada Jumat (6/11/2020), dengan balasan "Komentarmu berada di depan (teratas)."
Ada pula akun @MattThomasStan1 yang berkomentar, "Anda harus mengatakan itu pada diri Anda di masa depan," pada Kamis (5/11/2020) waktu setempat.
Beberapa akun, termasuk, @CXXKED menyebutnya sebagai sebuah 'ironi.
Ada juga yang menganggap bahwa cuitan-cuitan Trump selalu bisa meramalkan segala yang terjadi, seperti komentar @Greenyyy, "Benar-benar twit untuk segalanya. Tidak ada satu situasi pun yang telah terjadi di masa lalu dan akan terjadi di masa depan, yang tidak di-tweet oleh Trump. Benar-benar luar biasa."
Tersisa lima negara bagian yang belum mengkonfirmasi warna "biru" atau "merah" di wilayahnya.
Kelima negara bagian tersebut yakni Alaska, Georgia, Nevada, North Carolina, dan Pennsylvania.
Lantas, bagaimana dengan nasib suara Joe Biden dan Donald Trump di kelima negara bagian itu saat ini?
Berikut laporannya, dirangkum Tribunnews.com dari Guardian:
1. Alaska
Trump dari Partai Republik hampir pasti memenangkan Alaska.
Hingga kini, perkiraan 50% suara telah dihitung.
Ada 3 suara elektoral yang dipertaruhkan dari negara bagian ini
Dari penghitungan itu, Trump saat ini unggul dengan 62,1%.
Dia mendapat 118.602 suara.
Sementara itu, Biden sementara memperoleh 33,5% suara.
Ia mendapatkan total suara 63.992.
2. North Carolina
Menilik North Carolina, suara untuk Trump dominan di sini.
Perkiraan 94% suara dihitung, dengan 15 suara elektoral.
Trump sementara memperoleh 50,1% suara.
Presiden petahana mendapatkan 2.732.084 total suara.
Sementara itu, Biden masih memperoleh 48,7%, dengan total 2.655.383 suara.
Meskipun Trump favorit di sini, negara bagian menerima surat suara melalui pos hingga 12 November 2020.
Itu berarti, segala kemungkinan dan persaingan yang semakin ketat masih bisa terjadi hingga enam hari mendatang.
3. Georgia
Persaingan yang sangat ketat terjadi di Georgia.
Perkiraan 99% suara telah dihitung.
16 suara elektoral dipertaruhkan.
Dari hasil penghitungan terbaru, Trump yang mulanya meraih posisi unggul, kini dibalap oleh Biden.
Kandidat Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dan Senator AS dan kandidat Wakil Presiden, Kamala Harris di Wilmington, Delaware, pada 5 November 2020. (JIM WATSON / AFP)
Biden menduduki posisi teratas, dengan perbedaan jumlah suara dengan Trump hanya 917, per Jumat (6/11/2020) sore WIB.
Mereka sama-sama memiliki 49,4% suara.
Namun, mantan wakil presiden lebih unggul dengan 2.449.371 suara.
Sementara, Trump mendapatkan 2.448.454 suara.
Baca juga: Joe Biden Lampaui Rekor Barack Obama, Raih Suara Terbanyak sebagai Calon Presiden AS
Baca juga: Tertinggal Jauh dari Joe Biden, Donald Trump Ajukan Gugutan di Tiga Negara Bagian
4. Pennsylvania
Di Pennsylvania, ada sekitar 200.000 surat suara yang belum dihitung.
Biden tertinggal 18.042 suara dari Trump.
Sementara ini, Trump memperoleh 49,6%, dengan 3.285.965 suara.
Biden memperoleh 49,3%, dengan 3.267.923 suara.
Meskipun begitu, Biden telah memenangkan jumlah surat suara yang masuk dengan margin yang sangat besar.
Capres dari Demokrat itu memiliki kemungkinan untuk mengambil alih suara unggul di negara bagian tersebut.
Pejabat Pennsylvania mengatakan, mereka mengharapkan sebagian besar suara akan dihitung pada hari ini.
Untuk diketahui, perkiraan 97% suara telah dihitung, dengan 20 suara elektoral dipertaruhkan.
5. Nevada
Biden masih unggul di Nevada.
Posisi itu dapat ia pertahankan jika surat suara pos yang tersisa untuk dihitung condong ke Demokrat.
Namun, menurut undang-undang negara bagian, surat suara yang diberi cap pos pada hari pemilihan dapat dihitung asalkan diterima maksimal pada 10 November 2020, pukul 5 sore waktu setempat.
Itu berarti, penghitungan di negara bagian tersebut dapat berlanjut hingga akhir pekan.
Sementara ini, perkiraan 84% suara telah dihitung di negara ini, dengan 6 suara elektoral dipertaruhkan.
Biden memperoleh 49,4% suara Nevada, dengan total 604.251 suara.
Trump berada di peringkat kedua, dengan 48,5% condong kepadanya, yakni 592.813 suara.
(Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Twit Donald Trump Tahun 2014 Mendadak Jadi Sorotan Warganet, Relevan dengan Pilpres AS Sekarang?