Perjuangan Guru SLB Ajarkan Anak Kebutuhan Khusus Menjahit, Evi Yanti: Harus Sabar, Waktunya Lama
Perjuangan guru keterampilan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Autisma YPPA Kota Padang mengajarkan siswanya yang berkebutuhan khusus atau ABK untuk menjah
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Mona Triana
Mereka biasanya menjahit kotak pensil dan juga masker, yang sudah bisa dijual.
"Kontak pensil dan masker dibuat dari kain perca dan nanti yang beli orang tua murid, guru, uangnya disimpan," tambahnya.
• Seorang Guru SMPN 7 Padang Video Call dengan Presiden Jokowi, Berharap Proses Belajar Tatap Muka
• Terkait Subsidi Pulsa dan Kuota 9 Triliun Rupiah, Ikatan Guru Indonesia Angkat Bicara
Evi Yanti mengatakan tantangan mengajarkan siswanya menjahit harus sabar dan butuh yang lama.
"Awal kelas terampil 2013an, yang baru berhasil mereka inilah, hasil jahitannya rapi dan bisa dijual," ujarnya.
Menurutnya, siswa yang menyukai menjahit juga disarankan kepada orang tuanya untuk membeli mesin sendiri.
"Sekarang mereka punya mesin sendiri dan jahit di rumah sendiri" ujarnya.
• Beda Jumlah Kouta Internet untuk Siswa, Guru, Mahasiswa dan Dosen per Bulan, Mulai 35GB hingga 50GB
• Pembelajaran Tatap Muka di Padang Belum Diterapkan, Mahyeldi Dorong Guru untuk Berinovasi
Evi Yanti berharap dengan kemampuan menjahit tersebut, anak-anak berkebutuhan khusus bisa bekerja dan diterima di masyarakat.
"Karena mereka sudah besar, usianya ada 14 sampai 17 tahun. Jika lulus nanti, kita inginnya mereka diterima bekerja," tambahnya. (*)