Virus Corona

Terkait Subsidi Pulsa dan Kuota 9 Triliun Rupiah, Ikatan Guru Indonesia Angkat Bicara

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Ramli Rahim mengritisi kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Editor: Emil Mahmud
Humas Pemprov Sumbar
Ilustrasi: Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit menyambangi para siswa yang sedang mencari sinyal internet untuk belajar daring di Nagari Pagadih Kecamatan Palupuah Kabupaten Agam, Rabu (29/7/2020) 

TRIBUNPADANG.COM - Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Ramli Rahim mengritisi kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)  mengalokasikan Rp 9 triliun.

Rencananya, anggaran tersebut dimaksudkan untuk pulsa dan data bagi siswa, guru, mahasiswa, dan dosen dinilai tidak tepat sasaran.

Menurut Ramli, saat ini harga paket data untuk belajar sudah murah dibandingkan sebelumnya.

"Sehingga apa yang dilakukan Kemendikbud kesia-siaan. Analoginya seperti kemarau yang sangat panjang, tidak ada bantuan sama sekali. Begitu sudah musim penghujan, baru bantuan dikucurkan," ungkapnya saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (28/8/2020).

Alokasi anggaran Rp 9 triliun menurut Ramli dapat digunakan untuk keperluan lain.

Puasa Asyura 10 Muharram: Sabtu 29 Agustus 2020 Simak! Bacaan Niat dan Keutamaan

Apakah Kriteria dari Makanan Sehat dan Contoh Makanan Sehat, Jawaban Tema 3 Kelas 5 Halaman 2

"Saya pikir kalau pemerintah memang punya duit, angkat guru dong, kasih mereka pendapatan yang layak, itu lebih riil," ujarnya.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim (Tribun Timur/Amiruddin)

Beda Jumlah Kouta Internet untuk Siswa, Guru, Mahasiswa dan Dosen per Bulan, Mulai 35GB hingga 50GB

Fokus pada Peralatan

Ramli juga mengungkapkan semestinya pemerintah bukan lagi memikirkan pulsa atau paket data, akan tetapi device atau gawai untuk pelajaran jarak jauh (PJJ).

Menurut Ramli, kepemilikan gawai belum merata di seluruh daerah.

"Kemdikbud harusnya punya data daerah yang sangat membutuhkan device itu dimana," ungkapnya.

Ramli memiliki gagasan, hendaknya pemerintah melakukan pengadaan gawai bagi siswa yang membutuhkan.

"Bukan diberikan tapi dipinjamkan, sistemnya seperti perpustakaan zaman dulu, ambil buku di perpustakaan kemudian dikembalikan pada waktunya, atau diperpanjang peminjamannya," ujar Ramli.

Menurut Ramli, keberadaan gawai lebih mendesak untuk saat ini.

"Yang dibutuhkan alatnya, seharusnya pemerintah menggunakan sistem perpustakaan, dipinjamkan kepada yang belum memiliki."

"Kalau kemudian sudah memiliki ya dikembalikan ke sekolah," ungkap Ramli.

Saksikan! Sunset dari Puncak Bukit Gado-gado Kota Padang, Berwisata Menikmati Panorama Alam

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved