Liga Champions
PSG Dramatis Usir Atalanta, Malapetaka La Dea Terjadi pada Menit-menit Akhir Laga
Paris Saint-Germain (PSG) menyingkirkan Atalanta dari perempat final Liga Champions pada Rabu (12/8/2020) waktu setempat atau Kamis (13/8/2020) dini
Mengandalkan Neymar dan Icardi di lini depan, juara Liga Prancis ini nampak sangat kesulitan untuk bisa menyerang pertahanan Atalanta.
Sebaliknya, Atalanta bermain sangat apik pada pertandingan ini.
Tim asuhan Gian Pierro Gasperini ini sangat dominan ketika menyerang dan sangat kompak ketika kehilangan bola.
Atalanta bahkan memiliki dua peluang di awal laga melalui sepakan Marten de Roon dan juga Hans Hateboer di 10 menit pertandingan berjalan.
Tim asuhnya Thomas Tuchel tak kehilangan akal, mereka mencoba meruntuhkan permainan apik Atalanta melalui aksi individu para pemainnya.
Namun, Atalanta tampil sangat disiplin dalam laga ini, mereka tidak mudah kehilangan bola meskipun para pemain PSG terus menekan ketika Atalanta menguasai bola.
PSG sebaliknya tampak kesulitan ketika kehilangan bola, mereka seolah kehilangan akal ketika Atalanta menekan pemain yang memegang bola.
Gol akhirnya hadir,Mario Palasic sukses menakulkkan Keylor Navas, bermula dengan kerjasama apiknya dengan Duvan Zapata, Plasic sukses mengubah skor menjadi 1-0.
Tertinggal satu gol, PSG meningkatkan intensitas serangan untuk bisa mencetak gol penyama.
Neymar dan Icardi beberapa kali mendapatkan peluang untuk mencetak gol, namun cerdasnya Mattia Caldara mengawal pertahanan, membuat PSG gagal mencetak gol penyama.
Skor 1-0 menutup pertandingan di babak pertama.
Di babak kedua, Atalanta yang unggul berusaha untuk menurunkan tempo dan membuat PSG sedikit memiliki ruang untuk mengembangkan permainan.
Pertandingan juga berjalan lebih keras di babak kedua, tercatat setidaknya dua pemain Atalanta dan dua pemain PSG mendapatkan kartu kuning di babak kedua.
Atalanta nyaris menyelesaikan perlawanan PSG, andai sepakan Mattia Caldara tidak melambung tipis di atas mistar gawang Keylor Navas.
Sedangkan PSG praktis minim variasi serangan, mereka terlalu mengandalkan akselrasi Neymar tanpa adanya opsi lain untuk menyerang ke pertahanan Atalanta.