Kisah Inspiratif

Kisah Yose Pengusaha Ikan di Kota Padang, Produknya Siap Diekspor ke Singapura

SETELAH memilih untuk berhenti bekerja dari program kementerian Kelautan dan Perikanan di Mentawai, Yose Rizal Indra kemudian melanjutkan usaha yan

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/RIMA KURNIATI
Seorang Pengusaha ikan di Padang Yose Rizal Indra, saat ditemui Selasa (21/7/2020). 

SETELAH memilih untuk berhenti bekerja dari program kementerian Kelautan dan Perikanan di Mentawai,  Provinsi Sumbar, Yose Rizal Indra kemudian melanjutkan usaha yang dirintis oleh sang kakak.

Tanah seluas 1,4 hektare (Ha) di Kelurahan Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah Kota Padang telah dibeli lalu dijadikan kolam ikan.

Awalnya, usaha kolam ikan yang dikelola sang kakak selama dua tahun hasilnya belumlah maksimal.

"Awal kolam Ikan Patin, kolam ini dibuat tidak dibuat sesuai standarnya, dulu namanya budidaya Ikan Patin tapi tidak intensif. Setelah berjalan dua tahun, namun kurang maksimal hasilnya," kata Yose Rizal Indra, Selasa (21/7/2020).

Lebih lanjut pada Tahun 2018, Yose berhenti dari program Kementerian Kelautanan dan Perikanan, yang dilakoninya selama 15 tahun.

Berlatar pendidikan perikanan S1 dan S2 Perikanan dan didukung oleh keluarga, Yose merintis usaha perikanan tersebut.

"Karena saya latar pendidikan S1 Perikanan Universitas Bung Hatta dan S2 Perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB), sekeluarga latar belakangnya akdemisi, maka dibangunlah usaha yang tujuan utamanya menyatukan keluarga, sekaligus untuk bersilaturahmi," ujar Yose.

KISAH INSPIRATIF - Saltia Aufari Terobsesi Bisa Jadi Relawan yang Diutus ke Palestina

KISAH INSPIRATIF - Satriadi, Pemilik Warung Kopi Kurma Berbekal dari Pelatihan BLK Padang

KISAH Dokter di Padang, Sempat 13 Kali Jalani Tes Swab hingga Keseharian Selama Diisolasi

Yose juga berkeinginan menjadikan pusat edukasi dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar lokasi kolamnya.

Semula menggeluti usaha perikanan tersebut, Yose berupaya untuk mencari tahu, bagaimana produk ikan harus sampai ke masyarakat luas.

Kemudian, Kolam ikan disesuaikan dengan standar budidaya ikan yang sesuai.

Hingga saat ini lanjutnya  ada 43 kolam ikan beton besar dan 13 kolam ikan kecil.

"Dalam satu kolam disebar benih 15.000 dan dilakukan pembenihan secara bertahap, sehingga setiap hari bisa panen," ujarnya.

Guna mengurangi biaya produksi, Yose juga menciptakan pakan sendiri dengan menggunakan bahan roti, eceng gondok dan lainnya.

"Pakan buatan ini diberikan ketika usia ikan sebulan sampai tiga atau empat bulan," tambahnya.

Yose mengatakan untuk menciptakan produk jadi, Yose menciptakan alat pengasapan ikan.

"Kemudian untuk produk kita ciptakan alat untuk pengasapan ikan, ada empat oven,"

"Awalnya hanya satu oven. Untuk bahan bakarnya pengasapan kita lakukan riset," tambahnya.

Yose mengatakan pengasapan ikannya menggunakan 4 oven dengan bahan bakar tempurung kelapa.

"Setiap hari kami biasanya sanggup mengasap 200 kg ikan lele dan patin," ujarnya.

Pasarkan Ikan Asap

Yose memasarkan ikan asap dengan melalui warung bumbu tradisional.

Sebanyak 160 warung sudah diisi dengan ikan asap miliknya setiap minggu.

"Pasarkan di pasar tradisional, dengan mengisi warung-warung bumbu ada 160 warung di Padang,"

Kemudian Yose juga memasarkan dengan packing 200 gram melalui reseler dan secara, online.

Ikan asapnya juga sudah masuk di swalayan atau ritel di Padang.

Menurutnya, Ikan Asap miliknya sudah masuk ke 36 swalayan dan minimarket di Padang.

"Sekitar 20 hari kita bisa tembus pasaran 35 swalayan, transmart, budiman, aciak jaya dan toko oleh-oleh, seperti Christine Hakim dan lainnya," ujarnya.

Menurutnya, sebelum pandemi covid-19 dirinya juga sudah menyiapkan untuk mengeskpor ke luar negari seperti ke Singapura.

Namun akibat covid-19, kegiatan ekspor produknya tersebut sempat menjadi tertunda.

Bagi Yose dalam usahanya ada rezeki orang lain di sekitarnya yang ikut andil di dalamnya.

KISAH Kakek Yuswarmen di Padang Mencari Nafkah, Mengayuh Becak Jualan Seperti Toko Berjalan

Kisah Mitra Binaan Semen Padang, Berawal dari Pesanan Pegawai Puskesmas, Syafni Jadi Juragan Rakik 

Sejauh ini imbuhnya, bagi tenaga kerja yang mengurus kolam ikannya merupakan warga masyarakat di sekitarnya.

"Tenaga kerja tetap 6 orang, tenaga lepas ada puluhan orang, mereka adalah bapak-bapak, ibuk orang di sekitar sini," ujarnya.

Yose juga mengatakan bahan baku yang dibutuhkan, misalnya pupuk, bensin, galon dibeli pada warung-warung terdekat.

Guna menghidupkan ekonomi masyarakat di sekitar usahanya.

"Termasuk air galon, satu bulan tunggakannya bisa Rp 2 Juta, tempurung kita ambil juga dari masyarakat sekitar, kita coba buka lapangan kerja untuk masyarakat," ujarnya.

Yose mengatakan dalam berbisnis, dirinya memiliki moto, jangan berhenti ketika lelah namun terus bekerja sampai lelah hilang dan pekerjaan selesai.

"Bisa saja di sini belum ada rezeki, mungkin di sana ada rezeki, jika kita terus bergerak, pasti akan mendapatkan hasilnya," ujar Yose. (*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved