Google dan Apple Tidak Pernah Memberikan Label Palestina Pada Peta Online

Dunia maya dihebohkan karena adanya informasi mengenai penghapusan Palestina dari aplikasi peta. Menteri Komunikasi Otoritas Palestina mengatakan bah

Editor: Mona Triana
(KOMPAS.com/Arum Sutrisni Putri)
Tangkapan layar dari Google Maps. Wilayah negara Palestina yang dianggap batas-batas yang disengketakan ditandai dengan garis abu-abu putus-putus 

Sejak saat itu, pembaruan informasi pada postingan tersebut selalu disematkan dan menyatakan informasi tersebut adalah informasi yang salah.

Namun informasi tersebut kadung meluas di media sosial dan semakin menyebar.

Perbincangan di media sosial menjadi ramai dan banyak netizen menuduh Google dan Apple mendukung pendudukan Israel.

Palestina diakui oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan 136 anggotanya sebagai negara merdeka.

Namun Amerika Serikat ( AS), tempat Apple dan Google berkantor pusat, tidak mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka.

Google tidak segera menanggapi permintaan komentar terhadap tuduhan terbaru tersebut.

 Tetapi dalam Google Maps, ada garis putus-putus berwarna biru di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Dalam Perang enam Hari pada 1967, Israel berhasil menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza dan Dataran Tinggi Golan. Pada 2005, Israel secara sepihak menarik diri dari jalur Gaza.

Tuduhan penghapusan Palestina dari peta online ini bukanlah kali pertama yang dialamatkan kepada Google.

Pada 2016 sebuah petisi online melalui Change.org mengklaim bahwa semua hal tentang Palestina telah dihapus atas desakan pemerintah Israel.

Google Mendadak dan Tanpa Sengaja, Bocorkan Peluncuran Android 11

Cara Aktifkan Dark Mode di WA, WhatsApp Web, Facebook, Google Chrome, Instagram hingga Youtube

Petisi tersebut juga mengklaim pendiri Google memiliki hubungan yang erat dengan pejabat Israel.

Petisi berjudul Google: Put Palestine on your Maps! tersebut hingga kini masih aktif dan mendapat lebih dari 900.000 tanda tangan online.

Beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan mencaplok beberapa wilayah di Tepi Barat yang diduduki.

Rencana Netanyahu tersebut direspons oleh lebih dari 1.000 anggota parlemen dari seluruh Eropa dengan menandatangani surat protes bersama.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan rencana pencaplokan tersebut akan menjadi faktor utama dalam memicu ketidakstabilan di wilayah tersebut.

Guterres juga meminta Israel untuk mendengarkan protes yang dialamatkan kepada rencananya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Dihapus" dari Google Maps, Begini Langkah Palestina",  dan Benarkah Palestina Dihapus dari Google Maps? Begini Penjelasannya",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved