Perahu Pemancing Karam
Regina Lanjutkan Pencarian Bapaknya yang Sudah 8 Hari Hilang di Laut, Saya Cari Bersama Teman Papa
Sudah lebih satu pekan, dua orang pemancing dan satu kru perahu yang mengalami insiden di tengah laut di Padang belum juga ditemukan.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Sudah lebih satu pekan, dua orang pemancing dan satu kru perahu yang mengalami insiden di tengah laut di Padang belum juga ditemukan.
Namun, pihak keluarga tetap mengupayakan pencarian.
Sebuah perahu pemancing terbalik Minggu (21/6/2020) malam saat terjadi cuaca buruk dan gelombang besar.
• Tangis Haru Warnai Pertemuan Korban Perahu Karam di Padang, Disambut Anggota Keluarga dan Teman
• 6 Korban Perahu Karam di Padang Berhasil Dievakuasi, Tim Lanjutkan Upaya Pencarian
Akibat kejadian tersebut 13 orang dilaporkan hilang pada Minggu (21/6/2020) malam.
Pencarian pun dilakukan sejak laporan masuk.
Tapi korban tidak berhasil ditemukan, sehingga pencarian dilanjutkan pada Senin (22/6/2020).
Pencarian hari kedua, petugas Basarnas menggunakan kapal KN SAR Yudhistira, RIB 02, dan perahu karet.
Tim berhasil menemukan sembilan orang korban dalam keadaan selamat dan terombang-ambing selama 13 jam di lautan.
Namun, ada tiga orang yang bernama Ridwan Gazali atau Kompoi (60), Sandri Hadi (36), dan Yudi Trianda (28) tidak ditemukan saat itu.
Pencarian pun terus dilakukan.
Namun memasuki hari ke-7, pencarian terhadap penumpang lainnya tidak juga membuahkan hasil.
Padahal tim pencarian sudah mengerahkan semua alutsista yang dibantu Polri dan TNI serta tambahan satu unit helikopter milik BNPB.
Pencarian pun dihentikan, karena tidak ada tanda-tanda keberadaan korban.
Regina (29) mengatakan bahwa pencarian memang sudah dihentikan, tapi pihaknya masih melakukan pencarian terhadap Papanya.
"Kemarin saya melakukan pencarian bersama teman papa," katanya, Selasa (30/6/2020).
Selain bersama teman-teman orang tunya yang juga pemancing, Regina juga didampingi Basarnas.
"Kemarin itu perginya menggunakan dua boat dan kami didampingi sama Basarnas," ujarnya.
Regina menuturkan pencarian dilakukan dengan mendatangi Pulau Bindalang yang menjadi tujuan.
Kepala Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kota Padang, Asnedi mengatakan telah melakukan pendampingan terhadap keluarga yang melakukan pencarian.
"Iya kemarin kita melakukan pendamping terhadap keluarga korban kapal terbalik benama Ridwan Gazali, dan ada satu keluarga lainnya," katanya.
Ia menjelaskan ada dua keluarga korban meminta pendampingan.
Basarnas pun menurunkan satu perahu karet.
"Kami lakukan penyisiran di Pulau Bonta, Bindalang, sampai ke Pulau Toran. Berhentinya di pulau Bindalang," ujarnya.
Dijelaskannya pendampingan tersebut hanya dilakukan kemarin. Hari ini sudah tidak ada lagi pendampingan.
3 Orang Masih Hilang
Sebanyak 3 orang dari 13 pemancing yang kapalnya terbalik di Padang belum ditemukan.
Sementara 10 orang sudah berhasil ditemukan dan dievakuasi.
Sebuah kapal yang berisi 13 pemancing terbalik di laut Padang pada Minggu (21/6/2020).
• Selamat dari Tragedi Kapal Tenggelam di Padang, Begini Cara Surawan Bertahan 13 Jam di Laut
• Kesaksian Korban Selamat Kapal Pemancing Tergelam di Padang: Semalaman Mengapung di Laut
Beberapa korban ditemukan setelah dilakukan penyisiran yang dilakukan oleh petugas SAR yang berada di atas Kapal KN Yudhistira.
Pantauan TribunPadang.com yang ikut dalam pencarian korban bersama tim SAR diketahui bahwa korban terlihat dari kejauhan sekitar enam orang pada pukul 07.47 WIB.
Proses evakuasi enam orang tersebut sejak pertama terlihat berlangsung sekitar 30 menit, hingga mereka berhasil dievakuasi di atas kapal KN Yudhistira.
Selanjutnya, Senin sekitar pukul 08.57 WIB kembali terlihat dari kejauhan tiga orang korban melambaikan tangannya sedang terombang-ambing di tengah laut.
Proses evakuasi berlangsung sekitar 15 menit, lalu korban berhasil di evakuasi ke atas kapal KN Yudhistira.
Melihat tiga orang temannya berhasil ditemukan dalan keadaan selamat, enam orang korban yang lebih dulu ditemukan langsung merangkul dan memeluknya.
Simak video detik-detik penyelamatan pemancing
Mesin Kapal Rusak
Awalnya, kapal pemancing tersebut dilaporkan mengalami kerusakan mesin kapal.
Kemudian, para pemancing dijemput oleh kapal lainnya.
Setelah mereka pindah, namun kapal yang menolong tersebut mengalami kecelakaan hingga terbalik.
Untuk kapal yang mengalami kerusakan, dilaporkan sudah berada di darat, karena mesinnya kembali hidup.

• Orang Tua ABK Kapal China Mimpi Anaknya Pulang dengan Wajah Bintik-bintik Hitam
Tri Andika Nanda Pratama (23), seorang korban yang berhasil dievakuasi dengan selamat.
Ia mengatakan, mereka berangkat pada Minggu pagi dari Seberang Palinggam, Kota Padang.
"Sewaktu kami berada di pertengahan perjalanan pulang, kapal yang kami tumpangi terkena badai dan terbalik," katanya, Senin (22/6/2020).
Kapal tersebut berisi 13 orang. Saat terbalik, beberapa orang terpisah.
• Tangis Haru Warnai Pertemuan Korban Perahu Karam di Padang, Disambut Anggota Keluarga dan Teman
"Kami ada enam orang bertahan semalaman di atas badan kapal yang terbalik, tapi masih mengapung dekat kawasan Pulau Bindalang," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat kapal terbalik, ada tujuh orang lainnya berpegangan dengan barang-barang kapal.
Namun, karena badai yang masih terjadi membuatnya terpisah jauh.
Tidak lama setelah ditemukan enam orang, tim SAR kembali menemukan tiga teman lainnya.
Kakansar Padang, Asnedi menyebutkan, satu korban lainnya ditemukan oleh nelayan sekitar pukul 10.50 WIB dan sudah dievakuasi.

• Tiga Korban Perahu Karam di Padang Menyusul Dievakuasi, Terombang-ambing Pakai Pelampung
Sehingga total yang sudah berhasil dievakuasi sebanyak 10 orang, dan 3 lagi masih dalam pencarian hingga Senin sore.
Selanjutnya, tim SAR akan menyisiri lagi ke pulau-pulau kemudian bergerak ke arah tenggara.
"Ini adalah kelompok pecinta atau mancing mania, dia menuju Pulau Toran dan kapal pertama rusak."
"Lalu diminta kapal kedua menjemput, tapi malah terbalik di tengah perjalanan," kata Asnedi.
Pihaknya memperkirakan kapal terbalik diakibatkan karena cuaca buruk dan terjadinya badai pada saat perjalananan.