Hadapi Era New Normal, ASITech Indonesia Siap Berkolaborasi untuk Menangi Persaingan Global
Hadapi Era New Normal, ASITech Indonesia Siap Berkolaborasi untuk Menangi Persaingan Global
“Dengan LfH, tidak bisa dipungkiri kita semua harus menggunakan teknologi yang dapat mendukung kegiatan belajar di rumah,” urai Rivira.
Saat ini, terangnya, tidak semua sekolah, universitas dan lembaga pendidikan lainnya, mampu menyediakan sistem untuk mendukung LfH. Hal ini, berimbas pada terganggunya proses belajar dan mengajar.
“Ini sangat membahayakan generasi intelektual muda Indonesia, sebagai asset negara yang paling berharga. Untuk itu, kita perlu pikirkan bersama sebuah sistem pendidikan Indonesia yang dapat mendukung LfH dengan baik dan seragam,” ungkap Rivira.
“Ini menuntut semua elemen masyarakat dan pemerintah, untuk terus bergotong-royong dalam menghadapinya," sambungnya.
Terhitung sejak Februari 2020, wabah Covid-19 ini telah menyebar sangat cepat keseluruh wilayah Indonesia.
Tentang ASITech
ASITech Indonesia merupakan akronim dari Asosiasi Advance Simulator and Technology Indonesia.
Lembaga ini didirikan untuk mendukung sekaligus jadi wadah kolaborasi dan sinergi sumber daya ‘anak negeri’, untuk akselerasi menjawab tantangan new normal Indonesia yang lebih efisien dan berdaya saing.
ASITech ini memiliki struktur Dewan Pengarah yang diemban Alex Indra Lukman, Prof Yandra Arkeman (Dewan Pakar), Amrin Rapi (Dewan Penasehat), Andi Rizaldi (Dewan Pengawas).
Mendampingi Rivira Yuana sebagai ketua, terdapat Toni Surakusumah sebagai wakil ketua, Adhi Rachdian (Sekum), Agus Purwoko (Bendahara).
Juga terdapat posisi dua orang wakil sekretaris serta empat orang direktur yang terdiri dari Direktur SDM Standardisasi yang membawahi Bidang Pelatihan. Kemudian, Direktur Industri dan Inovasi.
Lalu, Direktur R&D yang menggawangi dua unit kerja yakni Bidang Simulator dan Bidang Penginderaan serta yang terakhir, Direktur Investasi.
Dikatakan Alex Indra Lukman selaku Dewan Pengarah, ASITech berkonsentrasi pada upaya-upaya membangun dan menerapkan produk-produk dalam negeri yang berkualitas dan berdaya saing, sehingga mampu memperluas peluang lapangan kerja sekaligus menekan biaya import yang sangat besar.
Tak hanya di sektor dunia usaha, ASITech juga concern dengan dunia pendidikan. Dimana, di masa kenormalan baru nanti, dunia pendidikan harus menerapkan sebuah sistem pembelajaran yang efektif dan efesien serta seragam dalam penggunaanya.
“Untuk membangun semua itu, kolaborasi dan sinergi antar instansi pemerintahan, BUMN, sektor swasta serta pelaku bisnis dan industri lainnya sangat diperlukan, terutama untuk menjawab tantangan Kenormalam Baru Indonesia,” urai Alex.
“Untuk menjawab tantangan Kenormalam Baru Indonesia ini, kita harus terus mengembangkan inovasi-inovasi teknologi dan memajukan produk-produk dalam negeri untuk bidang perindustrian, pendidikan dan bidang lainya, sehingga dapat mendorong perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik," tambah dia. (*)