Corona Sumbar
RS Unand Jadi RS Rujukan, Punya 12 Tempat Tidur untuk Rawat Pasien Suspect Corona
Rumah Sakit Universitas Andalas (Unand) Padang Sumatera Barat (Sumbar) mulai beroperasi hari ini sebagai RS rujukan Covid-19, Senin (13/4/2020).
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Yevri Zulfikar menuturkan, kapasitas Rumah Sakit Unand sementara hanya bisa menampuang 12 pasien karena petugasnya terbatas, perawatnya hanya 12 orang.
Namun pengembangannya disesuaikan dengan kebutuhan.
"Jumlah tenaga medis yang tangani Corona, kita punya 3 dokter spesialis paru, 5 dokter penyakit dalam, 4 dokter spesialis anak."
"Untuk dokter umum kita punya 7 dokter umum, tujuh dokter yang sedang menjalani pendidikan untuk menjadi seorang dokter spesialis (dokter residen), dan lainnya petugas labor, rontgen, gizi," jelas Yevri Zulfikar.
Ia menegaskan, RS Unand menjadi rumah sakit rujukan Covid-19 bukan rumah sakit khusus menangani Covid-19 sehingga masih menerima pasien umum.
Pasien umum masih diterima dengan syarat di screening dulu di puskesmas masing-masing.
Jika ada gejala kontak dengan orang yang positif atau PDP, atau gejala sesak nafas, demam tinggi, dan lainnya akan segera dirawat.
RS Unand, kata Yevri Zulfikar, buka 24 jam. Petugas medis bekerja bergantian dengan 3 shift setiap 8 jam.
Mereka juga memakai APD paling lama 2,5 hingga 4 jam.
Dijelaskan Yevri Zulfikar, untuk tempat istirahat bagi petugas medis, telah disediakan rusunawa oleh Rektor Unand.
"Depannya ada asrama mahasiswa yang belum terpakai. Itu akan disulap menjadi tempat penginapan dengan 11 kamar dan 40 tempat tidur. Makan minum ditanggung Pemprov Sumbar," jelas Yevri Zulfikar.
Untuk Alat Pelindung Diri (APD) di RS Unand, tersedia hingga 10 hari ke depan.
Namun, kata Yevri Zulfikar, pihaknya masih membutuhkan bantuan dan donasi dari semua pihak sehingga bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya.
Ia berharap bisa memberikan pelayanan terbaik untuk pasien covid-19 yang PDP dan berharap sebelum dirujuk ke RS Unand, pasien tersebut melewati screening dulu di rumah sakit sebelumnya.
"Kami harap yang dikirim betul-betul yang indikasi rawat. Setelah di rontgen dan uji labor, ternyata indikasi tidak rawat, jika pasien pulang kan kasian," kata Yevri Zulfikar. (*)