Disekap dan Dicabuli 3 Hari, Siswa SMA Dilepas Setelah Diajak Belanja, Polisi Temukan Kartu Lintrik
Mustofa alias Musdalifa (47) harus berurusan dengan kepolisian gara-gara menyekap dan mencabuli siswa SMA selama tiga hari.
TRIBUNPADANG.COM - Mustofa alias Musdalifa (47) harus berurusan dengan kepolisian gara-gara menyekap dan mencabuli siswa SMA selama tiga hari.
Aksi penyekapan dan pencabulan itu dilakukan 23-26 Februari 2020 lalu.
Kini Mustofa sudah dicokok Satreskrim Polres Pasuruan.
• Cabuli Siswinya Dalam Mobil, Oknum Guru SMA di Padang Pariaman Terancam 17 Tahun Penjara
• 5 Fakta Guru SMA di Padang Pariaman Cabuli Siswi, Beraksi dalam Mobil hingga Gombalan Maut Pelaku
Namun, Mustofa membantah menghipnotis STN agar diajak mau untuk pergi dengannya.
Ia memang mengakui menepuk punggung korban, tapi bukan berarti itu menghipnotis.
Saat itulah tersangka mengaku jatuh hati kepada korban lalu mengajak korban ke rumahnya.
"Dia mau. Ya sudah, saya ajak menginap di rumah saya," ujar Mustofa saat pengungkapan kasus di Mapolres Pasuruan, Selasa (17/3/2020).
• Siswi Kelas 2 SMA Dicabuli Oknum Guru Kesenian di Padang Pariaman, Diimingi Nilai Bagus & Uang Jajan
• Bertahun-tahun Gadis 15 Tahun Dicabuli Ayah, Kakak dan Sepupu, Ketiga Pelaku Tak Saling Tahu
Ia mengatakan, di rumahnya, korban diperlakukan istimewa.
Hari kedua menginap, korban diajak ke Malang.
"Saya ajak ke Malang, jalan - jalan. Saya bonceng sama sepeda saya. Di sana saya makan - makan sama dia, terus pulang," kata Mustofa.
"Setelah saya ajak ke Pasar, saya yang melepaskan dia. Saya suruh dia pulang ke rumah dan jangan bilang ke siapa - siapa," tandasnya.
• Diduga Cabuli Murid Kelas 2 SD, Pelaku Ajak Korban Bermain dan Kasih Uang Rp 10 Ribu
Versi kepolisian, tersangka sempat mengancam korban.
Namun, versi tersangka, tidak ada pengancaman.
Bahkan pelaku menyebut apa yang dilakukan suka sama suka.
"Saya tidak mengancam dia, saya hanya bilang jangan bilang siapa-siapa," ujar dia.
Mustofa membantah bahwa kartu yang diamankan polisi dari rumahnya adalah kartu lintrik atau kartu untuk menghipnotis orang.
"Itu kartu untuk main saja. Saya belinya di toko, saya tidak beli di dukun atau di siapa," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, Satreskrim Polres Pasuruan menangkap Mustofa alias Musdalifa (47) tersangka penyekapan dan pencabulan siswa SMA berinisial STN.
Polisi menyita satu set kartu remi dan satu set kartu lintrik atau kartu yang digunakan untuk menghipnotis korban.
Dari keterangan saksi dan korban, kejadian itu berawal pada 23 Februari, STN dan temannya berinisal FHM sedang berada di Alun-alun Bangil, Pasuruan.
Setelah itu tersangka mengajak korban dan FHM ke rumahnya di Grati.
Karena merasa tidak kenal, FHM menolak ajakan tersangka. Sedangkan korban tidak menolak.
Tersangka menyekap korban di rumahnya sampai 26 Februari 2020.
Selama disekap itulah tersangka mencabuli korban.
Setelah tiga hari disekap, korban diperbolehkan pulang ke rumahnya. Tersangka mengancam korban untuk tidak menceritakannya ke siapa-siapa.
Penyekapan dan pencabulan yang terjadi membuat korban trauma hingga akhirnya korban melapor ke orangtuanya.
"Tapi korban trauma dan orangtuanya sudah panik karena mencarinya. Setelah dipaksa, korban cerita kepada orangtuanya, dan akhirnya lapor polisi," ujar Kasatreskrim Polres Pasuruan, AKP Adrian Wimbarda.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setelah 3 Hari Disekap dan Dicabuli Berkali-kali, Siswa SMA Diajak Makan dan Belanja, Lalu Dipulangkan", https://regional.kompas.com/read/2020/03/18/07431231/setelah-3-hari-disekap-dan-dicabuli-berkali-kali-siswa-sma-diajak-makan-dan?page=all#page4.