Berita Sumbar Hari Ini
Ribuan Babi Mati di Mentawai Sumbar, Bahayakah Virus ASF bagi Manusia? Begini Penjelasannya
Tewaskan Ribuan Babi di Mentawai, Berbahayakah Virus ASF bagi Manusia? Begini Penjelasannya
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Zed Abbas mengatakan, rata-rata memang masyarakat Mentawai beternak babi karena komposinya lebih kurang itu 60 hingga 70 persen non muslim.
Hal itu sudah menjadi budaya masyarakat Mentawai misalnya untuk pesta syukuran.
"Tentu kita harus hargai itu," ucapnya.
Ditambahkan Zed Abbas, di Sipora masih ada babi yang bisa diselamatkan dan babi itu diharapkan bisa dikembangkan kembali.
Dia mengatakan, pihaknya tetap koordinasi dan memantau perkembangan.
• Tak Cuma di Sumut, 9 Warga Bokong NTT juga Keracunan Daging Babi, Diduga Dikirim dari Kupang
Saat ini yang sedang berjalan itu biosekuriti untuk babi yang masih hidup dan untuk kandangnya yang sudah kosong juga disemprot disinfektan.
Setelah enam bulan baru bisa diisi kembali.
Diberitakan sebelumnya, ribuan hewan ternak Babi di Pulau Sipora, Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) dilaporkan mati dalam kurun waktu yang relatif singkat baru-baru ini.
Dari hasil pemeriksaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Mentawai, hewan ternak Babi masyarakat yang mati mencapai 7.500 ekor.
Kematian babi diduga akibat wabah penyakit yang menyerang atau Virus Demam Babi Afrika atau yang dikenal dengan African Swine Fever (ASF).(*)