114.443 Orang di Seluruh Dunia Positif Corona, Lebih dari Setengahnya Dinyatakan Sembuh

Jumlah kasus positif virus corona yang tersebar di seluruh dunia per hari ini, Selasa (10/3/2020), adalah 114.443 orang.

Editor: Saridal Maijar
Kolase Tribun Jabar/medscape.com/gisanddata.maps.arcgis.com
114.443 Orang di Seluruh Dunia Positif Corona, Lebih dari Setengahnya Dinyatakan Sembuh 

TRIBUNPADANG.COM, BEIJING - Jumlah kasus positif virus corona yang tersebar di seluruh dunia per hari ini, Selasa (10/3/2020),  adalah 114.443 orang dengan angka kesembuhan tercatat 64.154 orang.

Covid-19 dilaporkan telah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia, termasuk Indonesia.

Dari peta persebaran Covid-19, Coronavirus Covid-19 Global Cases by John Hopkins CSSE, Selasa (10/3/2020) pukul 12.30 WIB, wilayah daratan China masih mendominasi kasus virus corona dengan 80.754 orang, disusul Italia 9.172 orang, Korea Selatan 7.513 orang, Iran 7.161, dan Perancis 1.412 kasus.

19 Orang Positif Virus Corona di Indonesia, Pasien 07 dan 08 Merupakan Pasangan Suami Istri

Sementara total angka pasien Covid-19 yang sembuh mencapai 64.154 secara global.

Penyembuhan terbesar terjadi di Hubei dengan 47.587 orang, 2.394 orang di Iran, serta wilayah-wilayah China lainnya.

Untuk jumlah kasus kematian, tercatat di seluruh dunia ada 4.026 kasus.

Di Hubei 3.024 kasus, 463 di Italia, 237 kasus di Iran, 54 kasus di Korea Selatan, serta 30 kasus kematian di Perancis.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO terus mengingat seluruh negara agar serius dan waspada atas ancaman nyata virus corona.

Merebaknya Virus Corona, Membawa Keuntungan Bagi Pedagang Jamu, Banyak Pesanan yang Datang

Timbulkan rasisme

Wabah Virus Corona di sejumlah negara memunculkan rasisme.

Sebuah restoran China menolak melayani seorang pria Inggris dan istrinya keturunan Asia, karena ketakutan tertular virus corona.

Matthew Moore (37) dan Huang Quan Xiang (32) pergi untuk makan malam, setelah dia tiba dari Chengdu, China ke Inggris.

Dimana Kota Chengdu merupakan tempat tinggal dan bekerja pasangan suami istri ini.

Pemprov Sumbar Siaga Cegah Virus Corona, Ini Bentuk Pengawasan yang Dilakukan

Kurang dari 48 jam tiba, mereka memutuskan untuk keluar mencari restoran.

Tetapi sialnya, saat mereka masuk ke sebuah restoran bukan makanan lezat yang didapatkan.

Justru pasangan ini mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan dari pemilik restoran.

Awalnya, Matthew dan istrinya mengatakan pada pemilik restoran bahwa mereka baru saja terbang dari luar negeri.

Setelah tahu kenyataan itu, sang pemilik tempat makan malah menyuruh mereka meninggalkan tempat secara kasar.

Benarkah Nasi Padang Bisa Cegah Virus Corona? Begini Penjelasan Ahli Gizi RSUP M Djamil Padang

Dia berjalan menjauhi Matthew dan istrinya sembari mengusir.

Matthew dan Xiang mengklaim, bahwa pemilik restoran itu menganggap mereka berbahaya.

Lantaran pasangan ini tidak mengisolasi diri selama dua pekan setelah mendarat ke Inggris.

"Pemilik restoran itu sangat tidak sopan dengan cara dia pergi menjauh dan menyuruh kami pergi," cerita Matthew dilansir Metro.

"Dia hanya berkata dengan nada yang keras 'Saya harap anda menjalani dua minggu karantina, atau anda tidak dibolehkan duduk di sini'," beber pria yang berprofesi sebagai guru ini.

Matthew dan Xiang
Restoran Inggris Usir Pelanggan Asal China, Salah Satunya Trauma Merasa Dipermalukan

Matthew merasa dipermalukan oleh pemilik restoran tersebut.

"Ada pelanggan lain di sana dan dia bicara dengan keras sehingga semua orang bisa mendengar."

"Itu sangatlah memalukan," ujar Matthew.

Pria ini menerangkan, bahwa dia dan istrinya mengisolasi diri selama satu bulan sebelum terbang ke Inggris.

Mereka juga menjalani serangkaian pemeriksaan di bandara China sebelum berangkat.

Kabah dan Masjidil Haram Jadi Sepi Jamaah Setelah Ditutup, Diperkirakan Gegara Virus Corona

Setelah sampai di Bandara Heathrow pun mereka harus menjalani pemeriksaan yang sama.

"Kami memberitahunya (pemilik restoran) tentang serangkaian pemeriksaan dan bahwa kami sudah karantina selama sebulan."

"Tapi dia tetap ingin kami pergi," tuturnya.

Sementara itu sang pemilik restoran, Jacky menganggap bahwa perlakuannya itu sudah sesuai instruksi otoritas.

Dia mengklaim telah menelepon operator 111 setelah pasangan ini tiba di Restoran Beijing di Leyland, Lancashire.

"Saya memeberi tahu mereka bahwa mereka harus mengarantina diri sendiri setelah datang dari Tiongkok selama 14 hari."

"Itulah yang 111 katakan dan saya memahaminya," jelas Jacky.

Catat! Obat-obatan yang Mujarab Bisa Sembuhkan Penyakit Gegara Virus Corona

Menurutnya, tamu-tamu lain merasa khawatir atas kehadiran Mathhew dan istrinya.

"Ada tamu-tamu lain di restoran dan mereka mulai khawatir."

"Saya memahaminya, tapi saya harus jujur kalau tidak bisa melayani mereka," ujarnya.

Bagaimanapun juga, Jacky merasa dia harus melindungi pelanggannya yang lain.

"Sulit menolak bisnis. Tapi kami bertugas melindungi para tamu dan staf dan saya tidak bisa membahayakan siapapun."

Terlepas dari sanggahan Jacky, pemerintah tidak menganjurkan warga Chengdu untuk mengisolasi diri.

Kota ini berjarak 700 mil dari pusat penyebaran Covid-19 di dunia, Wuhan.

Matthew membawa Xiang ke Inggris untuk menunjukkan dimana dia dilahirkan dan dibersarkan.

Saran Rocky Gerung ke Anies Baswedan untuk Pilpres 2024: Lu Cari Panggung di Luar sebagai Oposisi

Namun, momen ini telah dirusak oleh pemilik restoran itu.

"Dia (Xiang) merasa telah dipermalukan di depan umum dan sejak itu dia tidak mau keluar," beber Matthew.

"Hal terburuk yang bisa dilakukan di Tiongkok adalah mempermalukan seseorang di muka umum."

"Ini adalah terendah dari yang terendah."

"Tidak akan ada orang yang melakukan ini kepadamu di China," jelasnya.

Matthew dan Xiang tinggal di Leyland bersama orang tua Matthew.

"Saya sangat menyesal untuk keluarga saya, mereka sangat marah."

"Ini tidak menyenangkan," ujar Xiang.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved