Kisah Inspiratif

Kakek Darman Beralih dari Tukang Sol Sepatu Jadi Pemulung Pakai Gerobak Kayu di Pasar Raya Padang

Seorang pemulung menarik gerobak kayu berisi kardus bekas di Pasar Raya Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Minggu (1/3/2020).

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com /Rizka Desri Yusfita
Kakek Darman (69) seorang pemulung di Pasar Raya Padang 

Kakek Darman Beralih dari Tukang Sol Sepatu Jadi Pemulung Pakai Gerobak Kayu di Pasar Raya Padang

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Seorang pemulung menarik gerobak kayu berisi kardus bekas di Pasar Raya Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Minggu (1/3/2020).

Pemulung itu sudah sejak pagi mengumpulkan kardus-kardus bekas dan botol air mineral yang berserakan di pasar tersebut.

Barang-barang dijual kepada pengepul dengan harga Rp800 per kilogram/Kg untuk kardus dan Rp 3 ribu untuk botol mineral.

Dalam sehari ia memperoleh penghasilan Rp 70 ribu.

Namanya Kakek Darman. Usianya sudah hampir mendekati 70 tahun.

Mulanya ia bekerja sebagai tukang sol sepatu. Namun, karena matanya tak mampu lagi melihat secara utuh, ia mengalihkan pekerjaan sebagai pemulung.

"Mata saya sudah agak rabun. Tukang sol sepatu itu kerja halus dan main pisau," kata Darman.

Darman berasal dari Padang Pariaman. Dia naik angkutan kota ke Padang dengan ongkos pulang dan pergi Rp 20 ribu.

"Naik angkot dari Lubuk Alung turun di batas kota," sebut kakek berusia 69 tahun ini.

Mengumpulkan barang bekas, penghasilan Darman tak menentu.

Kadang ada, kadang tidak ada. Namun ia bersyukur masih bisa makan dengan penghasilannya setiap hari.

Darman memiliki tiga anak. Jika tak ke pasar, ia kadang-kadang mengasuh cucunya di rumah, sebab orang tua dari cucunya tersebut sudah tidak ada.

Darman mengaku letih tetapi apa boleh buat. Tak ada pekerjaan lain yang bisa ia lakukan selain mengumpul barang bekas di pasar.

KISAH Kakek Zulmanis, Pemulung di Padang Pernah Diusir Istri karena Hanya Serahkan Rp 50 Ribu

Limbah B3 Medis Sumbar Capai Ribuan Ton, Ini Tanggapan Gubernur Irwan Prayitno

Satpol PP Padang Kirim 16 Remaja ke Lembaga Pembinaan Kesejahteraan Sosial Kasih Ibu

Hasil kerja biasanya dia berikan kepada istrinya atau sebelum pulang ia berbelanja sembako di pasar.

Darman mengaku, berkeliling pasar tanpa mengenakan sendal.

Kakek Darman (69) seorang pemulung di Pasar Raya Padang
Kakek Darman (69) seorang pemulung di Pasar Raya Padang (TribunPadang.com /Rizka Desri Yusfita)

"Emang gak pakai sendal. Kaki asam urat, kadang kram. Makanya memilih buka sendal."

"Hari ini pakai sendal karena aspal di jalan cukup panas," sambung Darman.

Darman mengungkap alasan lainnya, menjadi pemulung.

Menurut dia, menjadi pemulung membuatnya tetap sehat karena terus bekerja.

Dia mengaku dirinya nggak bisa berdiam diri, kalau diam malah sakit badan.

"Saat menjadi tukang Sol tidak bisa bergerak, sementara darah harus terus mengalir. Kalau duduk saja gak mau, nanti sakit pinggang," ungkap Darman.

Darman tidak ingin berhenti bekerja. Jikapun istirahat, sekali seminggu saja.

"Itu hanya pada Jumat karena betul-betul dipersiapkan untuk ibadah Salat Jumat," ucap Darman. (*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved