Berita Sumbar Hari Ini

Jelang Muktamar NU, Nahdliyin Sumbar Dukung Penuh Said Aqil Siradj Kembali jadi Ketum PBNU

Jelang Muktamar NU, Nahdliyin Sumbar Dukung Penuh Said Aqil Siradj Kembali jadi Ketum PBNU

Penulis: Saridal Maijar | Editor: Saridal Maijar
Istimewa
Pengurus PWNU Sumbar foto bersama dengan Ketua PBNU Said Aqil Siradj di Padang, Sabtu (29/2/2020). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumbar, Prof Ganefri menilai, nahdliyin Sumbar baik di tingkat provinsi maupun cabang, belum melihat sosok yang lebih pantas dan piawai dalam membesarkan NU ke depan selain KH Said Aqil Siradj.

“Kami dari PWNU Sumbar dan PCNU se-Sumbar mendukung penuh Kyai Said untuk maju lagi pada Muktamar NU yang akan digelar 22 Oktober 2020 mendatang,” ungkap Ganefri saat memberikan sambutan usai dilantik sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Sumbar periode 2020-2025 di Padang, Sabtu (29/2/2020).

Di kesempatan itu, Ganefri mengakui, dirinya bukanlah kader terbaik di antara ribuan nahdliyin di Ranah Minang.

“Terima kasih telah mempercayakan amanah sebagai ketua tanfidziyah. Saya siap mewakafkan diri untuk makin membesarkan NU di Sumbar bersama jajaran pengurus lainnya, tanpa honor,” ucapnya disambut tawa tamu dan undangan serta pengurus yang dilantik.

Dilantik Said Aqil Siradj, Ganefri Resmi Jabat Ketua PWNU Sumatera Barat

Bersama Ganefri yang juga Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), ikut dilantik sebagai Rais Syuriah PWNU Sumbar, Hendri yang juga Kakan Kemenag Sumbar.

Selain itu, juga dilantik Prof Asasriwarni sebagai mustasyar, H Joben sebagai Katib serta Sulaiman Tanjung sebagai sekretaris Tanfidziyah.

Pelantikan ini sekaligus dirangkai dengan Harlah NU ke-94 tahun dengan tema “Membangun Kemandirian NU di Ranah Minang”.

Di mata Ganefri, jemaah Nahdlatul Ulama sudah tersebar luas di Sumbar, namun belum terkonsolidasi secara optimal.

Soal Konflik Agama di India, Ketua PBNU Said Aqil Siradj: Gak Ada Gunanya Kita Emosi

Dia menilai, hal ini jadi tugas pengurus PWNU Sumbar ke depan.

“Mohon dukungan semua pihak selama memimpin NU Sumbar ini selama 5 tahun kedepan. Ingatkan saya jika salah selama memimpin,” pintanya.

Di kesempatan itu, Ganefri juga mengharapkan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengusulkan anggaran untuk pembangunan kantor PWNU Sumbar.

Menurut dia, pembangunan kantor ini akan jadi kenangan manis jelang berakhirnya jabatan gubernur, satu tahun lagi.

“Semoga gubernur terus mengawal hingga akhir masa jabatannya,” harapnya.

Pelajar SLTA di Padang Ikuti Workshop Peningkatan Soft Skill di FTI Universitas Bung Hatta

Selain itu, Ganefri juga melaporkan, PWNU Sumbar mendapatkan hibah tanah dari Pemkab Padangpariaman di kawasan Tarok City yang berlokasi di Nagari Kapalo Hilalang, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Padangpariaman.

“Saat ini, NU Sumbar juga sudah mendirikan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU). Universitas ini akan terus dikembangkan jadi lebih besar dan bisa bergandengan dengan Universitas Negeri Padang,” ungkapnya.

Matang dan Mandiri

Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno saat memberikan sambutan mengucapkan selamat Harlah ke-94 pada NU. Ia mendoakan NU semakin matang dan mandiri secara organisasi.

“Semoga NU semakin mandiri ke depannya. Selamat juga kepada pengurus yang baru dilantik,” ungkap dia.

Menurut Irwan, wilayah Sumbar memiliki banyak jamaah NU, namun belum banyak secara jam’iyyah.

”Ketika melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Sumbar pada agenda safari Ramadhan, banyak ditemukan masyarakat yang melakukan ibadah dengan pendekatan cara ibadah NU,” ungkapnya.

Cuaca Panas Berakhir, BMKG Prediksi Hujan Lebat di 8 Daerah di Sumbar Hari Ini, Termasuk di Padang

“Ini fakta bahwa NU banyak di Sumbar, semakin solid dan kuat semakin kuat juga kami sebagai pemerintah, sudah mendarah daging NU di Sumbar,” katanya.

Menurutnya NU memiliki pemahaman dengan melakukan pendekatan kepada pemerintah. Siapa saja yang menjadi pemimpin pemerintahan maka itulah didukung.

“NU selalu bersama pemerintah, mendukung pemerintah, tidak perlu diragukan lagi,” katanya.

Selain itu, NU juga merupakan ormas yang hidup dan ada pada tingkat akar rumput. Bukan pada tataran elit.

Kehidupan NU nampak pada pesantren, sekolah, dan madrasah dan lainnya.

NU sebagai ormas terbukti sampai hari ini juga tetap bertahan hingga 94 tahun. Hal itu menunjukan gerakan dan bertahan karena sunatullah.

“Kalau melanggar pasti hilang dengan sendirinya, tetapi NU terbukti tetap mengikut sunatuullah, Insyaa Allah habisnya nanti sampai hari kiamat,” katanya.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved