Tak Cuma di Sumut, 9 Warga Bokong NTT juga Keracunan Daging Babi, Diduga Dikirim dari Kupang
Setelah sebelumnya puluhan warga di Sumatera Utara (Sumut) keracunan daging babi, kini hal yang sama juga terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
TRIBUNPADANG.COM - Setelah sebelumnya puluhan warga di Sumatera Utara (Sumut) keracunan daging babi, kini hal yang sama juga terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Peristiwa ini persisnya terjadi di Desa Bokong, Kecamatan Toianas, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, Kamis (27/2/2020).
Ada sebanyak 9 warga yang harus menjalani perawatan medis akibat keracunan daging babi ini.
Dilansir dari POS-KUPANG.com (Grup TribunPadang.com), awalnya sebanyak 7 warga Desa Bokong yang harus dirawat di Rumah Sakit Pratama Boking.
• Baru Kemarin Keracunan Anjing, Kini Giliran 83 Jemaat Gereja di Sumut Keracunan Daging Babi
Namun, setelah ditelusuri, ada dua warga lainnya yang juga mengalami hal yang sama.
Total 9 warga yang diduga keracunan daging babi menjalani perawatan medis.
Para korban mulai mengalami gejala pusing, mual-mual, muntah dan diare setelah mengkonsumsi daging babi yang dikirim dari Kota Kupang melalui travel.
Pasien yang dirawat langsung diinfus untuk mengembalikan kestabilan cairan dalam tubuh.
Hal ini diungkapkan langsung Bupati TTS, Egusem Piether Tahun saat menghubungi POS-KUPANG.com, Jumat (28/2/2020) melalui WhatsApp.
• 32 Warga Sumut Keracunan Daging Anjing, Pemilik Sebut Ternaknya Sering Buru Babi dan Galak
Dikatakannya, para korban mengkonsumsi daging babi kecap sekitar pukul 16.00 WITA.
Sekitar pukul 19.00 WITA, para pasien mulai mengalami pusing, mual-mual, muntah hingga diare.
Para korban langsung dibawa ke RS Pratama Boking oleh keluarga guna mendapatkan pertolongan medis.
"Saya dapat laporan dari ibu kadis kesehatan, ada tujuh warga Toianas yang mengalami gejalah keracunan makanan dan sementara dirawat di RS Pratama Boking," ungkap Bupati.
Setelah dirawat lanjut, kata Bupati, kondisi para pasien sudah mulai membaik.
Dirinya juga langsung memerintahkan Kadis Kesehatan untuk segera menurunkan tim reaksi cepat guna menyelidiki penyebab kasus keracunan tersebut.
• Ibu Tewas Bersimbah Darah, Ayah Menghilang, Remaja di Sumut Protes ke Warga karena Lapor Polisi
"Saya sudah minta untuk lakukan sweeping guna mencari adanya pasien keracunan lainnya yang belum mendapatkan pertolongan medis," ujarnya.
Tim dari Puskesmas Hauhasi langsung melakukan sweeping guna mencari pasien diduga keracunan yang belum mendapatkan pertolongan medis.
Dari hasil sweeping, tim menemukan dua orang pasien yang mengalami keracunan makanan dan langsung dirawat di Puskesmas Hauhasi.
"Ada tambah dua pasien yang mengalami keracunan makanan yan dirawat di Puskesmas Hauhasi," ungkap Bupati.
Dari hasil sweeping lanjut Bupati Tahun, ditemukan juga 8 orang lainnya yang ikut menkonsumsi daging babi, namun tidak mengalami keracunan.
"Tapi saya tetap minta untuk terus pantau kondisi mereka," ujarnya.
• Fitnah Curi Uang, Ayah di Sumut Geledah Tubuh Anak Gadisnya, Korban Diperkosa hingga Hamil 6 Bulan
Kondisi Pasien Mulai Membaik
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, dr Irene Atte mengatakan, kondisi 9 pasien yang keracunan setelah mengkonsumsi daging babi berangsur membaik.
Bahkan, dua pasien yang dirawat di Puskesmas Hauhasi sudah dilepas infusnya dan hanya dilakukan observasi.
"Kondisi pasien sudah berangsur membaik pascadiberikan cairan infus dan obat anti muntah."
"Untuk 7 pasien di RS Pratama Boking memang belum dilepas infusnya karena masih lemas, namun kondisinya sudah berangsur membaik."
"Tim dokter terus melakukan observasi terhadap para pasien jika sudah pulih, sore ini sudah bisa kita izinkan pulang," ungkap Irene saat dikonfirmasi POS-KUPANG.COM melalui sambungan telepon, Jumat sore.
Ketika disinggung terkait penyebab keracunan makanan tersebut, Irene mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel babi kecap yang diperiksa di Labkes Provinsi NTT.
• VIRAL Dua Gadis Cilik tanpa Ibu Tinggal di Gubuk Bambu Reot di Sumut, Tak Bisa Tidur Kala Hujan
"Tim reaksi cepat berhasil mendapatkan sisa daging babi kecap yang belum sempat dikonsumsi para korban."
"Sampelnya sudah dikirim ke Labkes Provinsi NTT untuk diperiksa. Dari hasil lab baru dapat diketahui kepastian penyebab kasus keracunan," ujarnya.
Kepada masyarakat, Irene mengingat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat serta serta lebih selektif ketika mengkonsumsi makanan cepat saji.
"Kalau mau mengkomsumsi makanan cepat saji atau makan di warung, masyarakat harus lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan makanan yang disajikan," ingatnya.
Keracunan Daging Babi di Sumut
Sebelumnya, peristiwa keracunan massal terjadi di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Peristiwa ini terjadi di Dusun I Tungkam Jaya, Desa Pangkalan Siatak, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Rabu (26/2/2020).
Dilasir dari Tribun Medan, ada 83 orang yang mengalami keracunan setelah menyantap daging babi.
Para jemaat gereja menyantap daging babi saat mengikuti acara pesta dan doa bersama di gereja.
Para jemaat gereja yang mengalami keracunan kini menjalani perawatan medis dari Dinas Kesehatan Langkat.

• Ditinggal di Dalam Mobil, Uang Pemprov Sumut Rp1,8 Miliar Raib, Edy Rahmayadi: Itu Uang Rakyat
Kapolsek Pangkalan Susu, AKP Ilham mengatakan, kondisi warga yang mengalami keracaunan makanan diketahui saat berobat dan mengeluh sakit.
Ilham menuturkan, warga Dusun I Tungkam Jaya Desa Pangkalan Siatak, baik yang Muslim maupun Kristen melakukan doa bersama untuk keselamatan warga di halaman gereja setempat.
Dalam doa bersama, jemaat gereja (warga beragama Kristen) menyajikan makanan berupa nasi dengan lauk olahan daging babi.
Sedangkan warga yang beragama Islam menyajikan makanan berupa nasi dan lauk ayam kampung.
Setelah acara doa bersama, warga pun menyantap menu yang disajikan masing-masing agama.
Setelah makan bersama selesai, maka seluruh warga kembali ke rumah masing-masing dan sebagian jemaat gereja ada yang membawa pulang makanan ke rumah.
• Sudah Pakai Toga, Wisudawan USU Medan Meninggal Dunia Sesaat Sebelum Dilantik jadi Doktor
"Sekira pukul 23.00 WIB, sejumlah warga yang beragama Kristen mengeluh sakit pada perut, muntah-muntah, pusing, mencret dan sebagian ada yang demam," katanya.
"Warga yang diduga keracunan makanan berkumpul di Gereja GKPI untuk diperiksa kesehatannya oleh tim medis dari Puskesmas Pangkalan Susu."
"Ada yang dirujuk ke RSU Pangkalan Brandan, yakni Paula (50), Edi (12), Herlina (40), Hotlen (68), Derita (50), Tumiar (70)," katanya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, warga tersebut keracunan setelah memakan saat pesta tersebut.
"Ada barang bukti sisa makanan yang berasal dari tempat acara doa bersama," ujarnya.
Berdasarkan hasil keterangan sementara warga yang mengalami keracunan, kata dia, diduga berasal dari makanan olahan nasi dan lauk daging babi.
Daging babi tersebut diolah oleh warga beragama Kristen saat acara doa bersama di halaman gereja HKBP.
• Polisi Lompat dari Fly Over di Medan, Sempat Natap-natap Langit dan Senyum ke Petugas Kebersihan
"Sedangkan warga yang beragama Islam tidak mengalami keracunan makanan," pungkasnya.
Camat Pangkalan Susu, T Fahrizal menjelaskan, warganya keracunan makanan daging babi di acara pesta yang digelar di sebuah gereja.
Ia mengatakan, warga yang terdampak mengalami sakit perut.
"Mulai semalam ada acara pesta di gereja, mereka keracunan makanan santap daging babi, kan biasa lah acara pesta."
"Jadi ada 83 orang yang keracunan, 7 di RS Pertamina Brandan, 76 di rumah masing-masing sudah dirawat."
"Saya juga sedang di lokasi ini lihat warga. Tim Medis Langkat juga sudah ada," katanya.
(POS-KUPANG.com/Tribun-Medan.com)