Tak Cuma di Sumut, 9 Warga Bokong NTT juga Keracunan Daging Babi, Diduga Dikirim dari Kupang

Setelah sebelumnya puluhan warga di Sumatera Utara (Sumut) keracunan daging babi, kini hal yang sama juga terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Editor: Saridal Maijar
SHUTTERSTOCK
Ilsutrasi pasien keracunan 

Tim dari Puskesmas Hauhasi langsung melakukan sweeping guna mencari pasien diduga keracunan yang belum mendapatkan pertolongan medis.

Dari hasil sweeping, tim menemukan dua orang pasien yang mengalami keracunan makanan dan langsung dirawat di Puskesmas Hauhasi.

"Ada tambah dua pasien yang mengalami keracunan makanan yan dirawat di Puskesmas Hauhasi," ungkap Bupati.

Dari hasil sweeping lanjut Bupati Tahun, ditemukan juga 8 orang lainnya yang ikut menkonsumsi daging babi, namun tidak mengalami keracunan.

"Tapi saya tetap minta untuk terus pantau kondisi mereka," ujarnya.

Fitnah Curi Uang, Ayah di Sumut Geledah Tubuh Anak Gadisnya, Korban Diperkosa hingga Hamil 6 Bulan

Kondisi Pasien Mulai Membaik

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, dr Irene Atte mengatakan, kondisi 9 pasien yang keracunan setelah mengkonsumsi daging babi berangsur membaik.

Bahkan, dua pasien yang dirawat di Puskesmas Hauhasi sudah dilepas infusnya dan hanya dilakukan observasi.

"Kondisi pasien sudah berangsur membaik pascadiberikan cairan infus dan obat anti muntah."

"Untuk 7 pasien di RS Pratama Boking memang belum dilepas infusnya karena masih lemas, namun kondisinya sudah berangsur membaik."

"Tim dokter terus melakukan observasi terhadap para pasien jika sudah pulih, sore ini sudah bisa kita izinkan pulang," ungkap Irene saat dikonfirmasi POS-KUPANG.COM melalui sambungan telepon, Jumat sore.

Ketika disinggung terkait penyebab keracunan makanan tersebut, Irene mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel babi kecap yang diperiksa di Labkes Provinsi NTT.

VIRAL Dua Gadis Cilik tanpa Ibu Tinggal di Gubuk Bambu Reot di Sumut, Tak Bisa Tidur Kala Hujan

"Tim reaksi cepat berhasil mendapatkan sisa daging babi kecap yang belum sempat dikonsumsi para korban."

"Sampelnya sudah dikirim ke Labkes Provinsi NTT untuk diperiksa. Dari hasil lab baru dapat diketahui kepastian penyebab kasus keracunan," ujarnya.

Kepada masyarakat, Irene mengingat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat serta serta lebih selektif ketika mengkonsumsi makanan cepat saji.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved