Sumatera Barat
Korem 032/Wirabraja Bukan Sekadar Mengajak Tentara ke Sawah
ADA kritikan sempat disampaikan oleh seorang hadirin dalam satu agenda bertajuk; coffee morning Danrem 032/Wirabraja dengan Insan Pers berkumpul di Po
Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
Korem 032/Wirabraja Bukan Sekadar Mengajak Tentara ke Sawah
ADA kritikan sempat disampaikan oleh seorang hadirin dalam satu agenda bertajuk; coffee morning Danrem 032/Wirabraja dengan Insan Pers berkumpul di Pool side Hotel Mercure Padang di Jalan Purus IV No 8, Purus, Padang Barat, Kota Padang, Sumbar Senin (15/4/2019) silam.
Pada kesempatan itu Korem 032/Wirabraja pun mengundang segenap insan pers di Sumatera Barat (Sumbar) yang terdiri dari Pemimpin redaksi (Pemred), awak redaksi lainnya dari media cetak, TV, radio, dan Online).
Sebagaimana giat di lingkungan institusi militer seperti TNI, yang punya iven atau gawe Korem 032/Wirabraja sendiri memang tampak berupaya mengemas acara seakrab mungkin bersama para undangan yang hadir.
Namun begitu acara coffee morning bersama insan pers selalu ada masukan dan sumbang saran yang mengemuka dalam agenda kali ini. Utamanya, masukan yang disampaikan hadirin saat forum berlangsung.

Pada momentum itu, seorang utusan medianya dan hadir sebagai undangan mendapat kesempatan untuk menyampaikan masukan, serta pendapat seputar keberadaan Korem 032/Wirabraja dan jajarannya. Di antaranya, terkait langkah serta kebijakan dari segenap pimpinan yang dituangkan kepada prajurit sekaligus anggotanya.
“Pada saat ini, kami seakan rindu ingin kembali mendengar dan menyaksikan adanya tentara (TNI) itu turun ke sawah bersama petani (atau rakyat),”
Selanjutnya, masih dikemukakan oleh hadirin yang sama giliran untuk menyampaikan masukan khusus kepada Komandan Korem (Danrem) 032/Wirabraja, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo kala itu.
Menurutnya, keinginan berikutnya menghendaki pemimpin dari kesatuan dan institusi TNI yang bertugas di Sumatera Barat agar membudayakan selalu menulis. Alasannya, melalui menulis akan dapat memberikan gagasan yang lugas kepada orang lain, terlebih itu datangnya dari seorang pemimpin tingkat militer atau TNI.
Ilustrasi yang diulas kembali tersebut, memang terlihat sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh insan pers ketika berbicara kritis dalam forum tertentu.
Kali ini, forum yang terbilang istimewa, tetapi bukan forum yang formal seperti forum group discussion atau forum diskusi grup/FGD sesama stakeholder. Sesederhana tajuk gawenya, ngopi bareng Danrem bersama Insan Pers kebetulan penyelenggaranya, Korem 032/Wirabraja yang menghadirkan pekerja pers di ibu kota Sumatera Barat.
Lanjut, apa respon Danrem 032/Wirabraja, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo? Sejauh itu, orang nomor satu di Korem 032/Wbr, Kodam I/Bukit Barisan (BB) merespon baik dan positif dari beberapa masukan yang disampaikan, termasuk masukan khusus buatnya.

Bagi jenderal bintang satu, yang karirnya lumayan kinclong serta pernah bertugas hingga memegang tampuk pimpinan di kesatuan militer seperti Komandan Korem Garuda Dempo (Danrem Gapo) Kodam II/Sriwijaya (Swj) itu seolah sudah menyiapkan tanggapan atas sederetan penyampaian tersebut. Utamanya, yang mengarah kepadanya, disamping masukan yang konstruktif lainnya bagi institusi serta jajarannya.
Pada kesempatan itu, Danrem 032/Wbr Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo memang tidak secara terperinci mengomentari dan menjawab pertanyaan yang mengemuka di forum coffee morning kali ini.
Namun begitu, langkah-langkah yang dilaksanakan pihak Korem 032/Wbr selama ini sejatinya telah menjawab pointer pertanyaan serta ekspektasi si penanya.
Apabila yang dipertanyakan tentang hal terakhir, yang menyinggung agar pimpinan TNI di Sumbar hendaknya rajin menulis karya dan buah pemikiran tentunya Danrem 032/Wirabraja acapkali menulis semisal tampil dalam forum dan undangan tertentu.
Sejurus itu pula, kebiasaan menulis baginya telah merupakan bagian dari pengasahan otak dalam menuangkan buah pikiran termasuk di mass media.
Alhasil, kertas kerja hasil buah pikiran dan analisisnya dapat dibaca secara luas, baik media cetak (print) maupun media digital (online) serta media publik lainnya.
Sedangkan, untuk pertanyaan sekaligus ekspektasi yang ingin melihat kembali TNI atau tentara ke sawah bersama rakyat sesungguhnya telah terjawab.
Sebagaimana diketahui, Korem 032/Wirabraja telah menggiatkan penanaman perdana padi jenis Black Madras dengan menggunakan BIOS - 44 bersama Kodim 0308/Pariaman.
Penanaman dilakukan di areal demplot sawah Kelompok Tani Indah Sakato I seluas satu hektar di daerah Ting Blau Korong Kasang, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Jumat (5/4/2019).
Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, hadir langsung di lokasi yang didampingi oleh Kasrem 032/Wirabraja, Kolonel Inf Edi Nurhabad, dan Para Kasi Rem 032/Wbr beserta Danyon 133/YS.
Kegiatan penanaman perdana Padi Black Madras dengan menggunakan BIOS-44 ini juga dihadiri Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Padang Pariaman Yurisman, yang mewakili Bupati Padang Pariaman, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Taman Siswa Padang Dr.Ir Jamilah, perwakilan mahasiswa Universitas Taman Siswa Padang, dan para tokoh adat,tokoh pemuda kecamatan Batang Anai.
Dandim 0308/Pariaman Letkol Arm Heri Pujiyanto menjelaskan padi jenis Black Madras merupakan salah satu varietas padi dari India yang dikembangkan oleh Poktan Indah Sakato satu di daerah Korong Kasang, Kecamatan Batang Anai pimpinan, Mursilan.
"Sama dengan jenis padi pada umumnya, jika padi biasa daunnya berwarna hijau maka black madras ini daunnya berwarna ungu," ujar dandim.
Meski kondisi daun imbuhnya berwarna ungu, tetapi beras yang dihasilkan tetap berwarna putih.

Berkaitan dengan hal tersebut sesuai dengan program dari Danrem 032/Wirabraja tentang sosialisasi BIOS -44 di wilayah Sumatera Barat sebagai Dekomposer untuk pemulihan kesuburan tanah maka penggunaannya.
Pada kali ini akan dikombinasikan dengan penanaman padi Black Madras sebagai contoh kepada petani di daerah yang lain nantinya.
Andalkan BIOS 44
Pada bagian lain, Danrem Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo punya satu objek andalan yang berguna bagi kepentingan rakyat, serta targetnya meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi alam lingkungan.
Danrem seperti dilansir pemberitaannya, TribunPadang.com pernah menjelaskan bahwa BIOS 44 adalah cairan Bio organisme yang memiliki banyak manfaat kepada para petani dan para petambak Ikan maupun udang.

“Bios 44 telah mendapatkan hak paten dan telah teruji manfaatnya, baik untuk petani sawah, sayur mayur berbagai macam komoditi, petambak udang dan ikan,” jelas danrem.
Danrem juga menjelaskan perbedaan yang sangat mencolok antara hasil petani dan petambak yang menggunakan BIOS 44, tapi tidak menggunakan BIOS 44.
Sejauh mana lanjutnya hasil pertanian dan petani ikan maupun udang yang menggunakan BIOS lebih cepat besar pertumbuhannya, dibandingkan dengan yang tidak menggunakan Bios.
“Kami temukan perbedaan yang sangat mencolok antara hasil petani dan petambak yang menggunakan BIOS 44 dengan yang tidak menggunakan BIOS 44, yang mana pertanian dan petani baik ikan maupun udang yang menggunakan BIOS lebih cepat besar pertumbuhannya di bandingkan dengan yang tidak menggunakan Bios,” jelas danrem sambil mencontohkan hasil yang sudah diperoleh.
Selanjutnya, danrem juga menjelaskan bahwa disamping dapat menyuburkan tanah kembali bahwa BIOS 44 juga bermanfaat untuk mengurangi dampak kebakaran lahan gambut.
Pihaknya menyebutkan telah melaksakanakan uji coba di Wilayah Sumatera Selatan pada saat terjadi kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla mulai dari 2015 lalu, yang kala itu danrem masih menjabat Danrem Garuda Dempo serta masih berpangkat kolonel.
Lebih lanjut, danrem mengulas tentang, BIOS 44 juga telah banyak dimanfaatkan dalam rangka membantu pertumbuhan penanaman Pohon Mitigasi di sepanjang Pantai di Sumbar.

Alhasil, pohon yang sudah hampir mati dan bahkan sudah berjamur sekalipun dapat berkembang dan tumbuh kembali secara baik.
Danrem menjelaskan bahwa BIOS 44 adalah cairan Bio organisme yang memiliki banyak manfaat kepada para petani dan para petambak Ikan maupun udang.
“Bios 44 telah mendapatkan hak paten dan telah teruji manfaatnya, baik untuk petani sawah, sayur mayur berbagai macam komoditi, petambak udang dan ikan,” jelas danrem.
Danrem juga menjelaskan perbedaan yang sangat mencolok antara hasil petani dan petambak yang menggunakan BIOS 44, tapi tidak menggunakan BIOS 44.
Sejauh mana lanjutnya hasil pertanian dan petani ikan maupun udang yang menggunakan BIOS lebih cepat besar pertumbuhannya, dibandingkan dengan yang tidak menggunakan Bios.
“Kami temukan perbedaan yang sangat mencolok antara hasil petani dan petambak yang menggunakan BIOS 44 dengan yang tidak menggunakan BIOS 44, yang mana pertanian dan petani baik ikan maupun udang yang menggunakan BIOS lebih cepat besar pertumbuhannya di bandingkan dengan yang tidak menggunakan Bios,” jelas danrem sambil mencontohkan hasil yang sudah diperoleh.
Guna membantu masyarakat dalam mengembangkan budidaya udang khususnya udang Vaname dengan menggunakan dekomposer Bios 44.
Bantuan tersebut disalurkan saat Danrem 032/Wbr Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, SIP, melaksanakan kunjungan ke tambak udang di Ketaping, Kecamatan Batang Anai , Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (14/1/2020).
Sejauh itu, Danrem 032/Wirabraja, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo terlihat sangat berupaya membangun ekosistem yang baik dan produktif dalam mengembangkan budidaya udang di tambak.
Yakni dengan cara menggunakan dekomposer Bios 44 dan juga merupakan demplot atau percontohan nantinya bagi masyarakat sekitarnya.
“Adanya demplot tambak udang ini, masyarakat sekitar bisa menerapkan dan mempelajari bagaiman cara mengembangkan budidaya udang vaname, dan juga bisa menambah pendapatan masyarakat serta dapat mendukung ketahanan pangan di Sumatera Barat," ujar Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo.
Danrem Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo menambahkan, bahwa saat ini budidaya udang vaname telah dikembangkan di Kota Padang, Sumbar.
Dikatakan, hasil budidaya tersebut sudah dipanen beberapa hari yang lalu sedangkann hasilnya sangat memuaskan dibanding hasil panen panen sebelumnya .
“Program ini melanjutkan program yang sudah ada untuk meningkatkan hasil perekonomian ada. Harapan kedepannya selain, bisa meningkatkan budidaya udang vaname juga akan diterapkan di sepanjang garis pantai daerah Sumbar," imbuh danrem.
Dijelaskan, Jenderal Bintang satu itu, bahwa budidaya tambak udang bisa dijadikan pemanfaatan sumber daya manusia (SDM).
Respon dari masyarakat ternyata antusiasme bermunculan, seperti ditunjukkan Joni Efendi selaku pemilik tambang mengatakan, bahwa sebagai pengusaha tambak udang dirinya berterimakasih kepada danrem, yang berpartisipasi dan peduli kepada penambak udang.
Dia bertekad untuk menyukseskan program pengembangan teknologi budidaya udang vaname dengan menggunakan Bios 44 dalam rangka meningkatkan produksi udang.
Satu hal lagi, upaya dari pihak Korem 032/Wirabraja, untuk mengatasi permasalahan Danau Maninjau dengan menggunakan Bios 44. Mengingat upaya itu sudah terbukti dan berhasil diujicoba di beberapa daerah.
Masih terlansir dalam kegiatan sosialisasi Bios 44 dalam Acara Sinkronisasi Program/Kegiatan kelautan dan perikanan Tahun 2020 dengan Kabupaten Kota di Ruang Privansen Hotel Bumi Minang Jalan Bundo Kanduang kota Padang provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (19/2/2019).
Sosialisasi Bios 44 disampaikan oleh Letkol Kav Salim Kurniawan Dewantara selaku Dandim 0309/Agam beserta Kapten Inf Chairul Muhammad, Pasiter Kodim 0304/Agam.
Kegiatan yang dihadiri sekitar 70 orang ini juga diikuti oleh Kolonel Inf Budi Prasetyo (Kasi Ter Korem 032/Wbr), Yos Merry (Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan) serta Kepala dinas perikanan dan kelautan seluruh Kabupaten dan kota se-Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Paparan yang disajikan oleh Dandim 0304/Agam Letkol Kav Salim Kurniawan menjelaskan mengenai Aplikasi pemberian makan terhadap kolam ikan air deras atau keramba di Danau Maninjau menggunakan Bios 44 yang bisa mengatasi kerusakan Danau yang selama ini diakibatkan oleh sisa endapan pakan ikan.
"Cara penggunaan Bios 44 tersebut yang pertama dilakukan lewat cara mengambil 0.5 liter Bios 44 dan larutkan dalam 5 liter air untuk rendaman makanan ikan," paparnya.
Selanjutnya, rendam makanan ikan dalam campuran Bios 44 selama 2-3 menit apabila pakan tersebut mengunakan pelet dan apabila makan ikan mengunakan usus ayam maka dapat direndam selama 10-15 menit.
"Setelah direndam pakan ikan yang mengunakan pelet kemudian diangkat dan ditiriskan. Berikan pada saat pemberian pakan ikan. Sisa rendaman air jangan dibuang bisa digunakan untuk merendam pakan ikan berikutnya atau dapat digunakan pada tanaman," jelasnya seraya memaparkan juga hasil uji coba Bios 44 pada air Danau Maninjau.
Dia menambahkan dari sample air danau Maninjau sebelum di beri Bios 44 hasil pemeriksaan labor UPTD labor kesehatan Padang menunjukan bahwa kandungan Nitrogen dalam bentuk Amoniak dan Nitrit di Danau Maninjau.
Ulasan yang menandai peranan TNI di wilayah Korem 032/Wirabraja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat semoga nantinya.(TribunPadang.com/Emil Mahmud)