Penderitaan Seorang Bayi di Padang

KISAH PILU - Bayi Fajar Al Hadi Tergolek Lemah di RS Bhayangkara Padang, Butuh Uluran Tangan

Mata Ratna Sahara tampak sembab sesaat keluar dari ruang NICU RS Bhayangkara Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com /Rizka Desri Yusfita
Orangtua Fajar, seorang bayi usia dua bulan satu hari hingga kini masih dirawat dan berada di Inkubator NICU, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). 

Saat lahir pun, cerita Ratna, tidak ada tanda-tanda kelainan, karena bayi lahir seperti lazimnya bayi lain.

Bidan yang membantu proses kelahiran pun tak ada meminta untuk memperlakukan Fajar istimewa.

"Sewaktu lahir, memang sempat terdengar bisik-bisik perawat kalau anak saya menderita sindrome. Tapi tidak langsung dikatakannya kepada saya, hanya bisik-bisik," ucap Ratna.

Ratna penasaran dan mencari tahu penjelasan mengenai sindrome di internet berdasar ciri-ciri, dimana ia pecah ketuban dini.

Namun ia tak menemukan penjelasan lebih lanjut mengenai hal itu.

Ia mengatakan, jika benar anaknya ditakdirkan menderita sindrome dia tetap sabar dan ikhlas karena itu amanah yang diberikan Mahakuasa.

Ratna bercerita, sebelum beranjak usia tiga minggu, Fajar memang agak susah meminum air susu ibu (ASI).

Namun setelah susu diperas dan terus dilatih menyusui, bayi tersebut sudah dapat menyusu dengan baik.

Meski demikian, kondisi bayinya kembali menurun, karena setiap diberi ASI, maka dia akan muntah, begitu seterusnya, sampai kondisinya drop.

"Saya mulai risau, berat badan tidak bertambah sementara dia seringkali menyusu. Ada yang menyarankan untuk memberinya susu bantu. Saya beli, setelah itu BAB Fajar keras, padahal sebelum itu tidak keras," ungkap Ratna Sahara.

Kenaikan Harga Bawang Putih di Padang Disebut-sebut Terimbas Isu Virus Corona

Pemko Padang Dapatkan 12,5 Ton Pasokan Bawang Putih, Siap Didistribusikan Melalui TTIC

POPULER PADANG - Sejoli di Padang Nekat Gelapkan Motor| FAKTA Soal Viral Diduga Begal

Dengan raut wajah sendu, Ratna kembali melanjutkan ceritanya, pada usia 42 hari atau pada 23 Januari 2020, dirinya sekeluarga membawa Bayi Fajar ke dokter spesialis anak, dr. Dani Andespa, SPa di Apotik Kiki, Ulak Karang, Padang.

Saat itu, dokter mengatakan, bayi tersebut menderita down sindrome yang menyebabkan dia agak lambat merespon dibandingkan anak normal.

"Saya bertanya kepada dokter ketika itu, apa bedanya down sindrome dengan anak berkebutuhan khusus."

"Dokter mengatakan, anak-anak berkebutuhan khusus itu punya kelebihan, kalau orang tuanya bisa merawatnya dengan baik, malah memiliki kelebihan dari orang normal," kata Ratna mengulangi ucapan dokter.

Kata Ratna, dokter memberikan obat demam dan menyarankan susu Infantrini (susu penambah berat badan) dengan harapan berat tubuh bayi akan bergerak naik.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved