Laku 5 Bisa Beli Beras 1 Kg, Perjuangan Lina Hidupi 2 Anak, Jual Sapu Lidi Setelah Ditinggal Suami
Daripada di rumah tidak ada kerjaan, tidak mungkin menyusahkan ibu, makanya berjualan sapu ini
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Umurnya baru 25 tahun.
Namun, Rina Yupita harus berjuang harus berjuang menghidupi dirinya dan sepasang anaknya tanpa suami.
• Kisah Pilu Bupati Pelalawan, Gendong Jenazah Anaknya Pulang karena Tak Mampu Sewa Ambulans
• Kisah Sukiyah Berdiam Diri di Rumah Selama 27 Tahun, Panjang Rambut Dua Meter Jadi Sarang Tikus
Perempuan yang akrab dipanggil Rina ini ditinggal suaminya sejak lima bulan yang lalu.
Pria yang harusnya menjadi tulang punggung bagi Rina dan 2 anaknya pergi dan tidak pernah pulang lagi.
Hidup harus terus berjalan.
Rina pun tak ingin menyerah pada kehidupan.
Sejak ditinggal suami Rina mulai berjualan sapu lidi.
Lokasi yang dipilih di Jalan Batang Terusan Alai Padang.
Rina tidak tinggal di Padang, melainkan di luar kota, tepatnya di Kuraitaji, Kota Pariaman.
Rina berangkat pukul 7 pagi setiap hari menggunakan bus antar kota dari rumahnya di Pariaman.
Tentu saja dua anaknya harus dibawa karena mereka masih balita.
Habib masih berusia 4 tahun, sementara Yanti 2,5 tahun.
Setiap hari Rina harus mengeluarkan Rp 30 ribu hanya untuk ongkos pulang pergi.
"Dari Pariaman ke Padang naik bus lalu naik angkot ke sini, ongkos pulang balik Rp 30.000," kata Rina pada TribunPadang.com, Jumat (24/1/2020).
Dalam sehari Rina bisa menjual sekitar lima hingga sepuluh sapu lidi.
Pukul 16.00 WIB dirinya pun pulang ke Pariaman menggunakan bus yang sama.
Sapu lidi dibelinya di Pariaman dengan harga Rp 5000.
Di Padang dijualnya seharga Rp10.000 untuk satu sapu lidi.
Harapan Rina pun tidak muluk-muluk.
Dari berdagang sapu lidi ini, Rina berharap bisa membeli beras untuk makan sehari-hari.
Bila terjual 5 sapu saja tiap hari, artinya Rp 50 ribu sudah di tangan.
Sebanyak Rp.30 ribu dipakai untuk ongkos. Sisanya Rp 20 ribu dipakai untuk beli beras.
"Kalau terjual 5 lima dapat Rp 50 ribu, untuk ongkos Rp 30 ribu, jadi tinggal Rp 20 ribu, bisa dapat beras satu liter," kata Rina.
Tidak hanya dirinya yang berjualan sapu lidi di Padang, ibu kandungnya juga berjualan yang sama.
"Kalau saya jam 7 berangkat, beres-beres anak dulu, kalau ibu sebelum subuh udah berangkat, jualnya di pasar," kata Rina.
Rina mengatakan dirinya menikah sudah lima tahun.
Saat umur 20 tahun dirinya dijodohkan dengan seorang lelaki di kampungnya.
"Dulu dijodohkan usia lelaki itu lebih tua 10 tahun dari saya, kerjanya tidak jelas, pengangguran, terkadang tukang, kuli tidak menentu," ungkapnya.
Sebelum ditinggal, suaminya memberi uang untuk Rina hanya Rp 50.000 dalam seminggu.
Rina adalah anak pertama dari enam bersaudara.
Empat orang adiknya masih bersekolah.
Sedangkah ayah Rina tidak bekerja karena sakit.
Kaki kanan ayahnya patah dan tubuhnya tidak sekuat sebelum kecelakaan yang menimpang sang ayah.
Ayah Rina jatuh dari pohon kelapa saat mengambil buah kelapa beberapa tahun yang lalu.
"Daripada di rumah tidak ada kerjaan, tidak mungkin menyusahkan ibu, makanya berjualan sapu ini," kata Rina sendu.(*)