Berita Padang Hari Ini

KISAH Syaiful, Bermodalkan Rp 100 Ribu Dirikan Panti Rehabilitasi Sosial Narkoba di Padang

Perjuangan Syaiful pendiri Panti Rehabilitasi Sosial Narkoba Sahabat Suci Hati di Kota Padang Sumatera Barat kiranya tidaklah semudah membalikkan tela

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com/Rima Kurniati
Perjuangan Syaiful pendiri Panti Rehabilitas Sosial Narkoba Sahabat Suci Hati di Kota Padang Sumatera Barat (Sumbar). 

KISAH Pejuangan Syaiful, Pendiri Panti Rehabilitasi Sosial Narkoba Sahabat Suci Hati di Padang

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Perjuangan Syaiful pendiri Panti Rehabilitas Sosial Narkoba Sahabat Suci Hati di Kota Padang Sumatera Barat kiranya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Panti ini beralamat di Jalan Gunung Ledang RT 005 RW. 001 Kelurahan Tabing Banda Gadang Kecamatan Nanggalo Padang berdiri semenjak 2008 silam.

Syaiful mengatakan awalnya dirinya hanya bermodal Rp 100.000 untuk membeli tikar dihamparkan di Pantai Purus Padang.

Menurutnya, langkah awal itu ditempuh guna mensosialisasikan bahaya narkoba pada remaja dan anak-anak jalanan di Kota Padang.

Syaiful mengatakan selama bergeliat pada rehabilitasi pecandu narkoba dirinya sering kali menerima berbagai ancam.

"Pernah diancam dibunuh, melalui whatsapp/WA dan di short message service/SMS," kata Syaiful pada Kamis (23/1/2020) di Padang.

Hingga saat ini, apabila ada yang bertanya tempat tinggalnya, dirinya tidak pernah memberi alamat lengkap.

"Makanya anak saya setiap hari harus saya jemput. Karena bekerja di sini, narkoba ini besar bahayanya karena (bisa) mematikan usaha orang," ungkap Syaiful.

Dikarenakan dirinya menyadari selalu ada bahaya di sekelilingnya.

"Alamat kalau ada yang bertanya saya bilang Tunggul Hitam atau nggak di Alai," kata Syaiful.

Bahkan adik Syaiful pernah dijebak hingga mendekam di penjara selama 2,5 tahun.

Waktu itu adiknya berkumpul bersama kawannya, hingga diajak oleh temannya untuk membeli rokok.

Rokok yang dibeli, rokok biasa namun ketika di tangan sang adik, rokok tersebut sudah berisi sabu seketika adiknya diamankan aparat.

"Rokok yang semulanya dibeli memang rokok, kemudian diganti, ketika dipegang itu digerebek," jelasnya.

Ketika itu digerebek sang adik ditangkap dan temannya yang berada di sana tidak ditangkap.

"Si adik ketangkap dan dites urine. Hasilnya negatif. Namun Karena ada di tangannya ada narkoba, ditahan selama 2,5 tahun," ungkap Syaiful. 

Syaiful juga pernah dibohongi oleh pecandu narkoba, uangnya raib puluhan juta begitu uang panti rehabilitasi tersebut.

Meskipun begitu, tekad Syaiful kuat, tidak pernah dirinya ingin berhenti berjuang untuk mensosialisasikan bahaya narkoba dan rehabilitasi para pecandu.

"Kalau tekad kita kuat, masalah itu biasa. Hidup dengan pecandu itu bahaya, mereka pembohong besar bahayanya besar, karena ini bisnis besar di seluruh dunia," ungkap Syaiful.

Syaiful memiliki keinginan Sumbar bebas dari narkoba, meskipun terasa sulit.

Namun begitu, dirinya bertekad salamanya berada pada kehidupan sosial dengan pecandu narkoba. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved