Pesawat Boing 737 Jatuh

Otoritas Penerbangan Sipil AS Larang Lewati Wilayah Iran, Irak, Teluk Persia dan Teluk Oman

Otoritas penerbangan sipil federal AS ( FAA) mengeluarkan larangan terbang di wilayah udara Iran, Irak, perairan Teluk Persia dan Teluk Oman bagi mask

Editor: Emil Mahmud
Iranian Students News Agency/ISNA
Ilustrasi: Pesawat Ukraina jatuh di Iran 

TRIBUNPADANG.COM - Otoritas penerbangan sipil federal AS ( FAA) mengeluarkan larangan terbang di wilayah udara Iran, Irak, perairan Teluk Persia dan Teluk Oman bagi maskapai asal AS.

Larangan terbang tersebut dampak dari serangan "puluhan rudal" Iran ke markas pasukan AS dan sekutunya di Irak pada Rabu (8/1/2020).

Serangan tersebut merupakan balasan atas terbunuhnya Jenderal Qasem Soleimani oleh AS pada Jumat (3/1/2020) lalu.

"FAA mengeluarkan pembatasan penerbangan yang melarang operator penerbangan sipil untuk beroperasi di wilayah udara di atas Irak, Iran, dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman," jelas pernyataan FAA seperti dilansir dari Fox News, Rabu (8/1/2020).

Pemberitahuan FAA ini datang beberapa jam setelah Iran bertanggung jawab atas penembakan lebih dari selusin rudal balistik ke Irak yang menargetkan pasukan AS dan koalisi.

Beberapa maskapai penerbangan internasional juga menghindari wilayah udara tersebut.

Alihkan penerbangan Seperti laporan dari Bloomberg, Singapore Airlines mengumumkan akan mengalihkan penerbangan dari wilayah udara Iran ke Eropa.

FAA mengatakan, pembatasan itu karena kegiatan militer yang meningkat dan meningkatnya ketegangan politik di Timur Tengah, yang menghadirkan risiko yang tidak disengaja untuk operasi penerbangan sipil AS.

Badan tersebut menjelaskan, sedang memantau situasi di Timur Tengah dan berbagi "informasi" dengan operator udara AS dan otoritas sipil asing.

Dalam serangan rudal tersebut, seorang pejabat militer mengatakan kepada Fox News bahwa penilaian awal menunjukkan "tidak ada korban" dalam serangan itu.

"Dalam beberapa hari terakhir dan sebagai tanggapan terhadap ancaman dan tindakan Iran, Departemen Pertahanan telah mengambil semua langkah yang tepat untuk melindungi personel dan mitra kami," kata pihak Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon).

Sebelumnya, Pesawat Ukraina berpenumpang 170 orang jatuh di Parand, wilayah barat daya Teheran, Rabu (8/1/2020) pagi waktu setempat.

Pesawat berjenis Boeing 737-800 itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini, Teheran, Iran.

Berdasarkan AFP, semua penumpang meninggal dalam penerbangan Ukraine International Airlines tersebut.

"Jelas itu tidak mungkin penumpang dalam penerbangan PS-752 masih hidup," kata Kepala Bulan Sabit Merah.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved