Lubang Jepang di Padang
Objek Wisata Sejarah Lubang Jepang Ternyata juga Ada di Gunung Pangilun Kota Padang
Hingga kini tak ada yang meragukan pesona Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), termasuk keindahan panorama
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Mengunjungi Objek Wisata Sejarah Lubang Jepang, Ternyata juga Ada di Gunung Pangilun Kota Padang
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Hingga kini tak ada yang meragukan pesona Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), termasuk keindahan panorama pantai, pulau serta budaya dan adat istiadatnya.
Di samping objek wisata tersebut masih relatif banyak peninggalan sejarah yang menjadi objek wisata di Sumbar.
Di antaranya adalah Gua Jepang atau yang biasa disebut lubang buatan Jepang.
Pantauan TribunPadang.com, terlihat Lubang Jepang tersebut terletak di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Gunung Pangilun -- berjarak 6 km utara dari pusat Kota Padang -- Provinsi Sumbar.
Berdasar perhitungan jarak tempuh ke lokasi, diperkirakan bakal menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit menggunakan kendaraan bermotor.
Sebelum menuju Lubang Jepang, Tribunners kiranya tidak perlu pusing untuk memarkirkan kendaraan.
Anda cukup meminta izin kepada warga setempat agar bisa memarkirkan kendaraan di kawasan rumahnya.
Selanjutnya, pengunjung bakal memenaiki anak tangga, kiri dan kanan akan terlihat sebuah taman kecil penuh bunga.
Keberadaan taman asri itu, terkesan memang sengaja ditanam untuk mempercantik kawasan tersebut.
Setelah melewati belasan anak tangga, Anda serong ke kanan dan harus menelusuri jalan setapak yang telah dibuat warga.
"Jika musim hujan, disarankan kepada pengunjung untuk berhati-hati. Karena saat itu jalan licin dan sedikit menurun," kata warga setempat Darmawi Sutan Sinaro (77).
Selanjutnya, tidak membutuhkah waktu yang lama, maka Tribunners akan sampai di Lubang Jepang.
Lubang Jepang tersebut tepat berada di atas perbukitan dan di belakang perumahan warga.
Darmawi Sutan Sinaro menjelaskan, Lubang Jepang tersebut dibuat oleh Jepang pada masa penjajah dulu.
Menurut Darmawi, ketika dirinya belumlah lahir, malahan keberadaan lubang Jepang itu sudah ada.
Pada masa pendudukan Jepang ketika itu mendapat perlawanan dari penduduk pribumi Indonesia.
"Umur 3 hingga 4 tahun saya dan orang tua sudah masuk ke lubang tersebut. Saya lahir pada Tahun 1942. Dari dulu sampai sekarang, kondisi lubang tidak pernah berubah," jelas Darmawi.
Ketika TribunPadang.com memasuki lubang tersebut, mesti menyalakan senter terlebih dahulu.
Lantaran di dalam lubang tersebut kondisinya gelap dan tidak ada bantuan pencahayaan lainnya.
Sejauh itu, jelas Darmawi, panjang terowongan Lubang Jepang sekitar 60 meter.
"Sekitar 10 meter dari lubang, di sebelah kiri terdapat sebuah ruangan yang sedikit terang.
Karena ada celah sehingga cahaya bisa masuk.
Ukuran ruangan itu sekitar 2x2 meter dan berlantaikan tanah.
Sepertinya itu ruang pengintaian. Tempat senjata," kata Darmawi.
Di tengah-tengah terowongan, lanjutnya ada enam anak tangga, dengan kondisi jalannya menurun.
"Di sana (Lubang Jepang) juga terdapat sebuah ruangan seterusnya menelusuri lubang tersebut, akan tampak celah namun tak bisa dilewati sekaligus ujung dari lubang," kata Darmawi seraya menyebutkan posisi lubang tepat berada di belakang rumahnya.
Darmawi bertekad keberadaan Lubang Jepang tersebut akan terus dirawat dan dibersihkan hingga tahap rehabilitasi saat ini.
"Di awal, sebelum berjalan ke arah lubang Jepang, ada puluhan anak tangga. Di atas tersebut masih ada lubang, hanya saja jalannya belum bisa dilewati," ungkap Darmawi.
Sejauh ini kata Darmawi, Pemerintah Kota Padang sudah datang ke lokasi tersebut dan sudah melakukan pembenahan. (*)