Kebudayaan

FESTIVAL Nan Jombang Tanggal3 (FNJT3) Kembali Bergulir Awal 2020

FESTIVAL Nan Jombang Tanggal3 (FNJT3) kembali digelar awal Tahun 2020 pada Jumat (3/1/2020) malam

Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
zoom-inlihat foto FESTIVAL Nan Jombang Tanggal3 (FNJT3) Kembali Bergulir Awal 2020
ISIMEWA/DOK.PRIBADI
Angga Eri Mefri, panitia FNJT3

FESTIVAL Nan Jombang Tanggal3 (FNJT3) kembali digelar awal Tahun 2020 pada Jumat (3/1/2020) malam sekaligus launching program tahunan Nan Jombang Grup.

Pada Tahun 2020, bakal digelar di antaranya FNJT3, Diskusi Kato Babega dan juga KABA Festival VII.

Kepada TribunPadang.com, di Padang, Jumat (3/1/2020) Ery Mefri selaku Pimpinan Nan Jombang Grup mengemukakan bahwa pihaknya menghelat festival secara rutin.

Menurutnya, agenda tersebut berlangsung setiap bulan pada tanggal 3 itu penyelenggaraannya telah memasuki tahun ke-8 hingga saat ini.

Pada penutupan FNJT3 sekaligus Program tahunan Nan Jombang Grup di Tahun 2019 pada 3 Desember lalu, Ery Mefri sempat menyinggung hal yang disampaikan kali ini dalam pidatonya.

"Kedepannya, kami akan berusaha mengundang penampil seni tradisi dari luar Sumatera Barat, khususnya se-Sumatera," harap Ery Mefri.

Dikatakan, pada launching Jumat malam, ditampilkan Tari Adok dari Nagari Saniangbaka Kabupaten Solok.

"Tari Adok juga dinamakan tarian Tan Bentan ataupun tari Cindua Mato. Tarian ini menceritakan kisah Cindua

Angga Eri Mefri, seorang Panitia FNJT3
Angga (Istimewa/Dok.Pribadi)

Mato yang bertarung dengan Imbang Jayo untuk memperebutkan Puti Bungsu,"paparnya.

Merujuk kepada kaba Cindua Mato, imbuhnya perkelahian Imbang Jayo dengan Cindua Mato digambarkan dengan perkelahian secara fisik.

Namun pada tarian ini, lanjutnya perkelahian itu digambarkan dengan tarian dan bukan merupakan perkelahian fisik melainkan perkelahian batin.

Rangkaian tarian ini dikemukakan tampil dalam lima babak dan diiringi dengan dendang dan gendang yang disebut Adok.

"Pada tarian ini perkelahian disebut digambarkan dengan tarian, perkelahiannya pun juga bukan perkelahian fisik seperti yang ada dalam kaba atau buku-buku sejarah, melainkan perkelahian batin", terang Ery Mefri.

Melirik pada perhelatan tahun sebelumnya, dikatakannya untuk festival ini selalu diramaikan oleh penikmat seni.

Sejauh ini lanjutnya, mereka yang tidak hanya berasal dari Sumatera Barat, namun juga dari seluruh Indonesia bahkan mancanegara.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved