BERITA POPULER PADANG

PADANG - Tips Antisipasi Ular Piton Masuk Rumah| Pengamat Khawatirkan Kemah Akhir Tahun di Padang

Sepanjang 24 jam terakhir hingga Kamis (19/12/2019) sejumlah berita populer di kanal Padang menghiasi portal berita TribunPadang.com

Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Ilustrasi: Ria sesaat memasukkan seekor Ular Piton ke dalam karung plastik. 

TRIBUNPADANG.COM - Sepanjang 24 jam terakhir hingga Kamis (19/12/2019) sejumlah berita populer di kanal Padang menghiasi portal berita TribunPadang.com

Berikut sejumlah rangkuman beritanya;

1. Cara Mengantisipasi Ular Piton Saat Masuk Ke Rumah Bisa Menggunakan Ijuk

Belakangan ini banyak ular piton yang memasuki kawasan penduduk hingga lapangan parkir hotel.

Selain meresahkan ular tersebut juga memakan ternak warga sekitar.

Seekor ular piton ditemukan di basemant parkiran Hotel Kyriad Bumiminang pada Senin (9/12/2019).
Seekor ular piton ditemukan di basemant parkiran Hotel Kyriad Bumiminang pada Senin (9/12/2019). (Istimewa)

Mengatasi hal itu ada beberapa tips dan trik yang dapat dicoba saat rumah dimasuki ular pyton.

Saat dihubungi TribunPadang.com Ketua Komunitas Reptil dan Amphibi Padang (KRAB) Danu Setya Herlambang mengatakan terdapat beberapa penyebab banyaknya ular piton yang memasuki area warga.

"Untuk bulan sekarang Sanca Batik menetas bukan karena hujan tapi ular betina itu mendiami satu tempat dan banyak tersedia makanan.

Bulan April sampai Agustus adalah musim kawin dan akhir November dan Desember menetas. Makanya banyak anakan ular piton yang ditemukan," katanya, Rabu (18/12/2019).

Menurut Danu, ular yang bisa hidup hingga puluhan tahun tersebut menetas dan dibawa arus menuju pemukiman warga.

Setelah sampai di pemukiman warga, populasi tikus yang banyak membuat ular tersebut betah dan menetap di dekat pemukiman warga.

Ular piton betina dewasa dengan panjang 3 meter dalam sekali bertelur bisa menghasilkan 20 butir telur.(*)

Berita selengkapnya klik di sini!

2.Dilema Aturan PKL di Pasar Raya Padang, Solusi Ini yang Ditawarkan Dinas Perdagangan

Pemerintah Kota Padang didesak untuk mencabut aturan yang memperbolehkan pedagang kaki lima (PKL) berjualan di jalan Pasar Raya Padang.

PKL tersebut dinilai mengganggu pengguna jalan lainnya serta menutupi toko yang ada di belakangnya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang, Endrizal
Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang, Endrizal (TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR)

Namun persoalannya, jika aturan tersebut dicabut, maka PKL tak boleh lagi berdagang.

Hal ini akan berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran di Kota Padang.

Kepala Dinas Perdagang Kota Padang Endrizal mengatakan, untuk mencabut aturan tentang PKL harus memperhatikan berbagai pihak.

"Pertimbangan dengan PKL dan pedagang toko, keduanya kita pertimbangkan dalam pecabutan aturan ini," kata Endrizal, pada Rabu (18/12/2019) di Padang.

Namun Dinas Perdagang Kota Padang, dikatakannya, akan komitmen terhadap aturan waktu dan lokasi PKL dibolehkan berjualan.

"Untuk aturan berjualan PKL misalnya Pasar Raya Barat jam 3 (15.00 WIB), kita usahakan memang jam 3, sebetulnya jam berjualan itu sedikit," tambahnya.

Untuk ke depannya, kata dia, solusinya dengan menyelesaikan pembangun Pasar Raya Fase 1 sampai Fase 7.

Berita selengkapnya klik di sini!

3. Kemah Akhir Tahun di Padang, Pengamat Pendidikan Khawatir Guru dan Pembina Pramuka Lepas Kontrol

Perkemahan akhir tahun di sekolah akan diadakan seluruh sekolah tingkat SLTP dan SLTA yang ada di Kota Padang.

Perkemahan tersebut dilakukan mulai 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 mendatang.

Komisi 4 DPRD Kota Padang mengadakan rapat pembahasan perkemahan akhir tahun pada Senin (16/12/2019).
Komisi 4 DPRD Kota Padang mengadakan rapat pembahasan perkemahan akhir tahun pada Senin (16/12/2019). (TRIBUNPADANG.COM/RIMA KURNIATI)

Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Darmansyah mengatakan, pengawasan perkemahan akhir tahun perlu ditingkatkan.

Dia menilai perkemahan akhir tahun cukup bagus karena ada kegiatan muhasabah diri.

Namun dia khawatir, guru-guru dan pembina pramuka lepas kontrol sehingga tidak terawasi.

Maka, dikhawatirkan terjadi hal-hal yang merugikan generasi muda Kota Padang kedepannya.

"Kita khawatir, karena jumlah siswa banyak. Apalagi jika ditempatkan di tempat khusus, sekarang musim hujan," jelas Darmansyah.

Darmansyah sendiri memiliki pengalaman saat mengikuti perkemahan.

Lokasi kemahnya dihantam banjir dan mesti pindah ke lokasi lain.(*)

Berita selengkapnya klik di sini!

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved