Tanggap Darurat Banjir Bandang
Tertimbun Akibat Banjir Bandang, Masjid di Agam Hanya Tampak Atap, Warga Numpang Salat Jumat
Banjir bandang terjadi di Jorong Gelapung, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Agam, Sumbar.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Saridal Maijar
Ketika banjir bandang terjadi, ia tengah menunaikan salat magrib di dalam rumahnya.
Sebelum banjir bandang, kata dia, sudah ada tanda-tanda. Di mana, pada pukul 17.00 WIB, air sudah mulai datang dari hulu.
“Cuma tidak begitu besar, sekitar pukul 18.00 WIB mulai besar,” katanya.
Saat itu, anak-anak dan istrinya sudah mulai khawatir, ditambah pula hujan semakin deras.
Lalu, istri dan empat orang anaknya mulai mengungsi ke tempat yang aman. Salman tinggal sendirian di rumah.
Tiba-tiba, saat ia sedang salat magrib, air besar berlumpur serta batuan-batuan besar datang.
“Tetangga saya mendengar ada bunyi dentuman keras. Tapi saya tak mendengarnya,” ujar dia.
Saat itulah, anak Salman berteriak agar dirinya menyelamatkan diri, dan keluar dari rumah.
• Kota Pariaman Raih Penghargaan dari Kementerian, Genius Umar: Sehat Itu Investasi Masa Depan
"Pada saat itu anak saya memanggil saya. Anak saya berteriak, longsor sudah datang, katanya. Anak saya meminta saya untuk keluar dari rumah," sebutnya.
Akibat bencana tersebut, dinding rumahnya mengalami jebol akibat longsor disertai batu.
"Sekarang saya numpang tinggal di tempat saudara, dekat dari sini, dan di sana kami dari semalam,” ujarnya.
“Harta benda saya habis dan hampir semuanya tidak ada lagi yang tersisa," tutur Salman.
Pantauan TribunPadang.com, rumah Salman terlihat mengalami rusak parah.
Bagian dinding rumahnya pada sebelah kiri jebol. Batu-batu besar, tanah hingga air masuk ke rumahnya.
Pada bagian depan rumahnya terlihat sejumlah batu besar yang belum dipindahkan.
Terlihat juga alat berat tengah membersihkan puing-puing banjir bandang di sekitar rumah Salman.(*)