Angkie Yudistia Staf Khusus Presiden, Penyandang Disabilitas yang Berpengaruh di Indonesia

Presiden Joko Widodo resmi menunjuk staf khusus Presiden di Istana Negara, Kamis 21 November 2019, Pukul 16.30 WIB, pihak istana tampak telah menyia

Editor: Mona Triana
TRIBUNNEWS.COM/IST
Wanita Cantik Angkie Yudistia (32) , CEO Thisable Enterprise, luncurkan buku ketiganya berjudul Become Rich As a Socio-Preneur. Selama 1,5 tahun buku ini diselesaikan oleh wanita berkacamata yang selalu berhijab ini. 

TRIBUNPADANG.COM - Presiden Joko Widodo resmi menunjuk staf khusus Presiden di Istana Negara, Kamis 21 November 2019, 

Pukul 16.30 WIB, pihak istana tampak telah menyiapkan tujuh tempat duduk bean bag berwarna warni yang diletakkan di bagian teras.

Bean bag warna warni tersebut kemudian diduduki staf khusus presiden saat diperkenalkan oleh Jokowi.

Jokowi mengungkapkan dia memilih para pemuda milenial karena ia butuh gagasan segar dari para kaum muda.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah sosok wanita muda Angkie Yudistia.

Ini 7 Staf Khusus Pesiden Jokowi dari Kalangan Milenial, Termasuk Anak Chairul Tanjung

Jokowi akan Umumkan 12 Orang Staf Khusus Presiden, Putri Tanjung Menjadi Staf Khusus Presiden?

Angkie Yudistia adalah perempuan berusia 32 tahun yang menyandang diabilitas.

Dia aktif bergerak di bidang sosiopreneur, dirinya aktif mengembangkan beberapa bisnis.

Ia aktif sebagai anggota Asia-Pacific Federation of the Hard of Hearing and Deafened dan juga menjadi anggota International Federation of Hard of Hearing Young People.

Ketika Jokowi memperkenalkan 7 staf khusus Istana negara, beliau meminta secara khusus kepada Angkie untuk menjadi juru bicara Presiden di bidang sosial.

Inilah Arti Nama 3 Cucu Presiden Jokowi, Jan Ethes Srinarendra, Sedah Mirah dan La Lembah Manah

Siapa Nama Cucu Jokowi yang Baru Dilahirkan Selvi Ananda? Gibran Rakabuming Sudah Mempersiapkan

Angkie dikenal sebagai anak muda penyandang disabilitas yang berpengaruh di Indonesia.

Angkie Yudistia lahir pada tanggal 5 Juni 1987 di Kota Medan.

Sejak usia 10 tahun dia telah kehilangan pendengarannya, hal ini diduga karena ia sempat tak terlepas dari antiniotik saat malaria.

“Awalnya aku enggak tahu (ada gangguan pendengaran), sampai lingkungan sekitar bilang sudah manggil-manggil, tetapi aku enggak dengar, enggak nengok,” cerita Angkie saat ditemui Kompas.com di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, 1 Maret 2017.

ICW Mencatat Sejumlah Menteri Jokowi Masuk Dalam Skandal Kasus Panama Papers,Siapa Saja Menterinya?

Partai Demokrat Tak Dapat Jatah Kursi Menteri, Presiden Jokowi Dinilai Punya Tujuan Baik

Angkie memasuki pendidikan taman kanak-kanak di Kota Ambon.

Setelah itu, dia harus menyelesaikan SD di tiga kota, yaitu Ternate, Bengkulu, dan Bogor.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved