Terapi Pengobatan Kerokan Diusulkan Menkes Terawan Menjadi Sektor Wisata Kebugaran

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengusulkan terapi pengobatan kerokan bisa dijadikan daya tarik turis asing di sektor wisata kebuga

Editor: Mona Triana
Surya/Wiwit Purwanto
kerokan 

Keduanya sama-sama bertujuan untuk mengusir mengatasi masuk angin, pegal-pegal, dan sakit kepala.

Mengapa ketika habis kerokan, orang merasa nyaman dan sehat kembali?

Ramalan Zodiak Kamis 21 November 2019,Perselingkuhan Aries Terbongkar,Libra Bingung

SUPERSKOR - 4 Tim Ini Bisa Bikin Persib Bandung Terpeleset| Semen Padang Vs Kalteng Putra

Ketika tubuh dikerok, sirkulasi jaringan lunak di bagian tubuh yang dikerok akan terangsang dan aliran darah menjadi lancar.

Di samping itu, kerokan dipercaya memperbaiki metabolisme dan membantu mengatasi peradangan yang sering menjadi pemicu beberapa penyakit tertentu.

Setelah melakukan kerokan, area yang dikerok akan tampak memar dan berwarna kemerahan (petechiae).

Area itu akan terasa lebih hangat dari bagian tubuh lainnya, sehingga tubuh akan terasa lebih relaks.

Metode ini relatif aman dilakukan karena belum pernah ditemukan adanya efek samping yang berbahaya.

Kerokan mudah dilakukan dengan berbagai manfaat bagi tubuh.

Namun, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitasnya.

Jika Anda memiliki kondisi kesehatan khusus atau timbul keluhan setelah kerokan, sebaiknya berkonsultasi ke dokter.

Fakta Ilmiah Kerokan 

Dikutip dari Banjarmasinpost.co.id, berikut sejumlah fakta ilmiah tentang kerokan:

1. Memperlebar Pembuluh Darah 

Dengan kerokan, pembuluh darah yang tadinya menyempit kini melebar, terutama di bagian punggung yang pembuluh darahnya kulitnya paling panjang dan menyebar.

Saat tubuh dikerok, pembuluh kapiler yang ada di permukaan kulit akan pecah.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved