Kongres Luar Biasa PSSI 2019 Diduga Ada Kejanggalan hingga Iriawan Terpilih Jadi Ketum

Kejanggalan menyelimuti Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 2019 yang berlangsung di Hotel Shangrila, Jakarta, Sabtu (2/11/2019).

Editor: Emil Mahmud
KOMPAS.COM/FARAHDILLA PUSPA
Menpora Zainudin Amali saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Kongres Luar Biasa PSSI di Shangri-La Hotel, Jakarta, pada Sabtu (2/11/2019). 

TRIBUNPADANG.COM - Kejanggalan menyelimuti Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 2019 yang berlangsung di Hotel Shangrila, Jakarta, Sabtu (2/11/2019).

Kongres Luar Biasa PSSI 2019 telah memutuskan Mochamad Iriawan sebagai ketua umum (Ketum) baru.

Mulanya terdapat 11 nama yang akan memperebutkan jabatan Ketua Umum PSSI pada kongres kali ini.

Namun, jumlah tersebut berkurang seiring dengan mundurnya delapan nama caketum.

Salah satu caketum yang sudah meninggalkan arena kongres adalah Fary Djemy Francis.

Fary menjelaskan bahwa terdapat dua hal yang janggal dari KLB PSSI kali ini.

Dua poin tersebut ialah tidak adanya adu visi dari para caketum serta status voters yang tidak jelas.

Fary menyebut, pada awalnya debat dan penyampaian visi misi dari para caketum akan disiarkan di televisi nasional.

"PSSI berjanji untuk mempertemukan calon Ketua Umum, calon Wakil Ketua Umum, dan calon Exco. Tapi apa yang terjadi? Batal dan pada hari ini ditetapkan kongres," kata Fary di luar arena kongres.

Fary menilai PSSI tidak bisa menepati janji yang telah disampaikan sebelumnya.

"Janji PSSI tidak dipenuhi. Janji kalau sudah tidak ditepati bagaimana nanti hasil kongres ini," ucap Fary menambahkan.

"Saya sudah empat kali ikut kongres, selalu budayanya sama. Kami hanya jadi pengantin tanpa ada hak suara untuk mempresentasikan konsep kami," kata Fary.

Menpora Berharap PSSI Segera Gelar KLB

PSSI Dapat Peringatan dari FIFA Terkait Kongres Luar Biasa

PSSI Harus Segera Gelar Kongres Luar Biasa Sekaligus Pilih Ketua Umum Baru

Fary juga menyayangkan penetapan pemilik suara (voters) yang dinilai tidak jelas.

Ia menuding banyak voters yang tidak memiliki legitimasi.

Besar kemungkinan hasil kongres akan mudah digugat dan ditolak pihak lain yang merasa KLB kali ini tidak sah.

Halaman
12
Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved