Anggaran Janggal Terungkap, Anies Baswedan: Yang Mengerjakan Seenaknya Akan Diperiksa dan Disanksi
Anggaran Janggal Terungkap, Anies Baswedan: Yang Mengerjakan Seenaknya Akan Diperiksa dan Disanksi
Anggaran Janggal Terungkap, Anies Baswedan: Yang Mengerjakan Seenaknya Akan Diperiksa dan Disanksi
TRIBUNPADANG.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sejumlah anggaran janggal yang ditemukan dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 salah satunya disebabkan faktor manusia.
Anies memastikan pegawai negeri sipil (PNS) yang menginput anggaran seenaknya akan diperiksa.
"Mereka yang mengerjakannya dengan cara yang seenaknya akan kami periksa. Semua yang bekerja kemarin dengan cara sejadinya, asal jadi, asal masuk data, kami akan periksa," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (1/11/2019).
• Tonight Show Net TV Pamit ke Mana? Ternyata Cuma Pindah Studio, Netizen: 1 Indonesia Heboh
Anies menuturkan, para PNS yang bekerja seenaknya itu akan diperiksa oleh tim ad hoc yang dibentuk melalui Keputusan Gubernur Nomor 128 Tahun 2019.
Tim ad hoc diketuai Sekretaris Daerah Saefullah dan anggota yang berasal dari Inspektorat, Badan Kepegawaian Daerah, dan Biro Hukum.
Nama-nama PNS yang diduga melanggar disiplin PNS itu diserahkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
PNS yang terbukti melanggar dan memasukkan anggaran seenaknya akan diberikan sanksi.
• Grand Opening Tour de Singkarak 2019 Dimeriahkan Tari Indang dan Randai, Dibuka Wagub Sumbar
"Kalau ditemukan salah, mereka dapat sanksi sesuai dengan yang dilanggar," kata Anies.
Sejumlah anggaran dalam rancangan KUA-PPAS 2020 disoroti publik karena dinilai tak wajar.
Contohnya, anggaran influencer Rp 5 miliar, pembangunan jalur sepeda Rp 73,7 miliar, pembelian lem Aibon Rp 82,8 miliar, pembelian bolpoin Rp 124 miliar, dan pembelian komputer Rp 121 miliar.
Anies juga menemukan sejumlah anggaran yang janggal, mulai dari bolpoin Rp 635 miliar, tinta printer Rp 407,1 miliar, hingga anggaran pengadaan kertas Rp 213,3 miliar.
• Rocky Gerung Prediksi Prabowo Subianto Jadi Menteri Pertama yang Di-reshuffle, Begini Alasannya
Seluruh dokumen perencanaan anggaran itu dikoordinasikan dan disatukan oleh Bappeda.
Sebelum mengundurkan diri dari jabatan Kepala Bappeda DKI, Sri Mahendra Satria Wirawan mengakui, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) asal memasukkan detail komponen anggaran.
Detail komponen anggaran yang dimasukkan ke sistem e-budgeting bukan anggaran yang sebenarnya. Mahendra menyatakan, menurut aturan, detail komponen anggaran baru disusun setelah dokumen KUA-PPAS ditandatangani, yakni saat menyusun rencana kerja dan anggaran (RKA).