Gempa Mentawai
Gempa Mentawai 5,5 SR, Warga Sempat Evakuasi ke Tempat Tinggi, Data Sementara Tidak Ada Kerusakan
Gempa Mentawai 5,5 SR, Warga Sempat Evakuasi ke Tempat Tinggi, Data Sementara Tidak Ada Kerusakan
Penulis: Debi Gunawan | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Debi Gunawan
TRIBUNPADANG.COM, MENTAWAI - Pascagempa berkekuatan 5,5 SR yang mengguncang wilayah Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatera Barat (Sumbar), BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai lakukan monitoring daerah terdampak, Selasa (22/10/2019).
Anggota Pusdalops BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Marinus mengungkapkan, tidak ada kerusakan berarti akibat kempa, namun masyarakat mengalami kepanikan.
"Tadi pagi, masyarakat sempat evakuasi mandiri ke daerah yang lebih tinggi, mungkin mereka takut berpotensi tsunami," ungkapnya saat dihubungi TribunPadang.com, Selasa (22/10/2019).
• BMKG Pastikan Gempa Mentawai 5,5 SR di Tuapejat Sumbar Tidak Berpotensi Tsunami
Marinus mengungkapkan, saat ini anggota BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai tengah melakukan monitoring ke beberapa wilayah yang terdampak gempa.
Ia mengimbau, agar masyarakat tetap waspada dan tidak panik jika terjadi gempa susulan.
Sebelumnya diberitakan, Gempa mengguncang wilayah Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar, Selasa (22/10/2019).
Gempa berkekuatan 5,5 SR itu terjadi pada pukul 06.49.08 WIB.
Pusat gempa berada di koordinat 2.47 LS dan 99.71 BT atau lokasi tepatnya di laut pada jarak 48 Km arah Selatan Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar pada kedalaman 23 Km.
• Gempa Bumi 5,5 SR Guncang Mentawai Sumatera Barat, Sumber Gempa Kedalaman 18 Km
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi tersebut termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal.
Hal itu terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera.
Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault)," tulis Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya.
• Berkunjung ke Jepang, Nasrul Abit Pelajari Tata Kelola Penanganan Bencana Gempa dan Tsunami
Lebih lanjut, Rahmat Triyono menjelaskan guncangan gempabumi dirasakan nyata dalam rumah di daerah Mentawai.
Kemudian, terasa getaran seakan-akan truk berlalu di daerah Painan dan Padang dan getaran pun dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," lanjut Rahmat Triyono.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Padang Panjang, Mamuri mengatakan gempa kembali terjadi dengan magnitudo 5,0 SR.
"Gempa susulan baru satu kali. Gempa terjadi pada pukul 07.23 WIB. Itu susulan pertama tapi sampai saat ini belum ada lagi," ujar Mamuri saat dihubungi TribunPadang.com.
• Gara-gara Ketakutan Saat Gempa, Dosen Nekat Melompat dari Lantai 2, Begini Kondisinya
Ia juga menyebut, gempa susulan diprediksi kembali terjadi tetapi kemungkinan relatif lebih kecil.
Mamuri mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Himbauan buat masyarakat agar tetap tenang dan selalu waspada karena wilayah Sumbar pada umumnya daerah rawan gempa.
Dan sebagai catatan bahwa gempabumi sampai saat ini belum bisa diprediksi, maka kalau ada isu-isu terkait gempabumi bisa konfirmasi langsung ke BMKG Padangpanjang," kata Mamuri. (*)