Kabut Asap di Sumbar

BREAKING NEWS: Kualitas Udara Sumbar Sudah Sangat Tidak Sehat, Kabut Asap Mengarah Padang & Pariaman

Kualitas udara di wilayah Sumbar pada, Senin (23/9/2019) berada dalam kategori sangat tidak sehat.

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Dok: BPBD Dharmasraya
Petugas BPBD Dharmasraya membagi-bagikan masker karena Dharmasraya diterpa asap kiriman dari tetangga beberapa waktu lalu. Saat ini kualitas udara Sumbar sudah sangat tidak sehat, kabut asap mengarah Padang & Pariaman 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kualitas udara di wilayah Sumbar pada, Senin (23/9/2019) berada dalam kategori sangat tidak sehat. 

Kualitas udara di daerah ini sudah berada di atas baku mutu PM10 yang harusnya maksimal 150 ug/m3.

Namun, hingga 22 September 2019 malam, Grafik PM10 indikator polutan partikulat berada jauh di atas angka tersebut. 

Siang hari kemarin mencapai 341 ug/m3.

Sementara malam hari berkisar pada 150-250 ug/m3.

Diselimuti Kabut Asap, Pemkab Sijunjung Liburkan Anak Sekolah Dua Hari

BREAKING NEWS: Kualitas Udara di Sumbar Mencapai Level TIDAK SEHAT, Kabut Asap Merata

"Grafik PM10 indikator polutan partikulat seperti debu dan partikel asap sejak siang hingga malam pada 22 September 2019, konsisten berada di atas baku mutu atau nilai yang ditolerir.

Siang hari kemarin mencapai 341 ug/m3 dan malam hari berkisar pada 150-250 ug/m3," jelas Wan Dayantolis, Senin (23/9/2019).

Sementara kondisi Senin (23/9/2019) ini, lanjut Wan, kondisinya tidak berbeda, masih di atas baku mutu. 

Kabut asap yang ada di wilayah Sumatera Barat akibat kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah di luar provinsi.

Menurut Kepala Stasiun GAW Bukit Kototabang Wan Dayantolis, baku mutu udara Sumbar mencapai rekor terburuk tahun ini.

Ia manambahkan, berdasarkan citra Satelit Himawari-8 sebaran asap merata di wilayah Sumbar.

Sumbar Diselimuti Asap Kiriman Tetangga, Gubernur Irwan Prayitno: Jangan Sampai Kita Jadi Korban

Bayi Usia 22 Bulan Sesak Nafas Akibat Kabut Asap di Riau, Dania: Saya Hanya Bisa Menangis dan Berdoa

Pola angin secara umum mengarah dari timur yakni Riau dan Jambi.

"Berdasarkan model analisis iklim global sebaran asap mengarah ke daerah sisi barat Sumbar seperti Padang dan Pariaman," kata Wan Dayantolis.

Pihaknya juga memprediksi, kepekatan asap berdasarkan indikator AOD masih akan mencapai maksimum pada Senin siang hari ini.

"Pandangan mendatar secara umum kurang dari 2 Km," ungkap Wan Dayantolis.

Ia juga mengatakan kondisi kualitas udara yang buruk dapat dijadikan pertimbangan langkah-langkah antisipasi kepada pihak-pihak terkait.

"Baiknya masyarakat memantau arahan dari dinas terkait seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup," pungkas Wan Dayantolis. 

Weliansyah dan Rifqi Tanggapi Kabut Asap Jelang Semen Padang FC Kontra PSM Makassar

Demo Kabut Asap, Mahasiswa Bawa Pocong hingga Bakar Sampah di Halaman Kantor Gubernur Sumbar

Sehari sebelumnya, kualitas udara Sumbar Minggu (22/9/2019) mencapai level tidak sehat.

Hal itu disebabkan kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah di luar provinsi.

"Jika karhutla teratasi, maka kualitas udara Sumbar akan membaik," kata Kepala Stasiun GAW Bukit Kototabang Wan Dayantolis, Minggu siang.

Pada Minggu pagi, di Sumbar sendiri terpantau sebanyak 9 titik panas yang menjadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Yakni 5 titik di Kabupaten Dharmasraya, 1 titik di Kepulauan Mentawai, 2 titik di Pesisir Selatan dan 1 di Kabupaten Solok Selatan.

Lebih lanjut, Wan Dayantolis mengatakan angin secara umum mengarah dari arah tenggara di mana masih banyak terlihat hotspot pada wilayah tenggara/timur di luar Sumbar tersebut.

Ia manambahkan, berdasarkan sebaran asap dari Satelit Himawari menunjukan kabut asap terpantau merata di seluruh Sumbar.

"Berdasarkan model satelit kondisi paling pekat pada wilayah perbukitan ke arah timur Sumbar seperti Padang Panjang, Bukittinggi hingga Sawahlunto dan Payakumbuh," ujar Wan Dayantolis.

Berdasarkan pengukuran PM10 pukul 10.00 WIB di GAW Kototabang menunjukkan angka 221 mikrogram/m3.

"Angka ini belum tentu mencerminkan kondisi satu hari. Namun nilai ini sudah berada di atas baku mutu PM10 yaitu 150 ug/m3.

Lalu, parameter Aerosol Optical Depth (AOD) menunjukkan nilai >1.6 yang berarti kondisi udara terkontaminasi partikulat padat seperti debu dan partikel asap kebakaran," jelas Wan Dayantolis.

Wan Dayantolis menyebut potensi konsentrasi polutan umumnya akan mencapai maksimum pada siang hari dan menurun pada sore hari.

"Sementara, pada malam hari konsentrasi akan kembali naik tetapi tidak setinggi saat siang hari," jelasnya.

Pihaknya juga memprediksi, berdasarkan analisis model satelit, konsentrasi polutan masih berpotensi tinggi hingga beberapa hari ke depan.

Ia juga mengatakan kondisi kualitas udara yang buruk dapat dijadikan pertimbangan langkah-langkah antisipasi kepada pihak-pihak terkait.

"Memperhatikan pola harian konsentrasi PM10, masyarakat sebaiknya mengurangi aktivitas di luar ruangan pada pagi hingga siang hari dan pada malam hari," kata Wan Dayantolis. 

Liburkan Pelajar

Diberitakan sebelumnya, selain Pemkab Dharmasraya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sijunjung Sumatera Barat (Sumbar) juga meliburkan anak sekolah mengingat wilayah Kabupaten Sijunjung yang diselimuti kabut asap.

"Dengan cuaca yang semakin memburuk di Kabupaten Sijunjung Bupati Sijunjung menginstruksikan meliburkan sekolah yang ada di Kabupaten Sijunjung 20 hingga 21 September 2019 lalu. 

Dikonfirmasi TribunPadang.com, Kabag Humas Setdakab Sijunjung, Yunani membenarkan hal tersebut.

“Ya, sesuai intruksi bupati, selama dua hari anak sekolah diliburkan," kata Yunani.

Yunani melanjutkan masa libur berlaku untuk siswa PAUD, TK, SD, SMP dan SMA.

Meski libur, anak-anak tetap diminta untuk belajar di rumah.

"Kalau untuk guru tetap melaksanakan tugasnya seperti biasa," ujar Yunani.

Sementara itu, seorang warga Kabupaten Sijunjung Ica Basir menyebut kabut asap sudah sepekan lamanya menyelimuti Sijunjung.

"Karena itu anak-anak diliburkan biar tak terpapar dampak kabut asap. Jarak pandang saja hanya 100 meter," kata Ica dihubungi TribunPadang.com, Jumat (20/9/2019) pagi.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved