10 Gempa Sumbar

Marsalleh Adaz Paparkan Kesaksian Atas Tragedi Gempa Sumbar 30 September 2009

Tribunners!, gempa Padang yang terjadi sepuluh tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 30 September 2009 m

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/DEBI GUNAWAN
Repro Foto: Gedung Perpustakaan Sumbar yang ambruk menyusul gempa pada 30 September 2009 terdokumentasikan dan tersimpan di Galeri Arsip Statis Kota Padang. 

Marsalleh Adaz Kepala GAS Padang ungkapkan saksikan langsung gempa 30 September 2019

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Tribunners!, gempa Padang yang terjadi sepuluh tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 30 September 2009 masih menyisakan kisah tidak terlupakan bagi para saksi sejarah.

Satu dari sekian saksi sejarah tersebut ialah Kepala Galeri Arsip Statis Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Padang, Marsalleh Adaz.

Marsalleh Adaz bercerita gempa yang berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) menguncang Padang pada sore hari, kira-kira pukul 17.00 WIB.

"Waktu itu saya sedang berada di rumah di sekitar Simpang Haru," kata Marsalleh Adaz kepada TribunPadang.com pada Rabu (18/9/2019).

Pada Sore itu juga dirinya langsung pergi ke pusat kota, tujuannya hanya menginventaris untuk dokumentasi pribadi.

"Saya pergi untuk melihat dan memfoto kejadian tersebut, sebab saya suka menginventaris foto untuk diri saya sendiri," kata Marsalleh Adaz.

Selain itu, juga bentuk kepedulian Marsalleh Adaz pada Kota Padang tercinta.

Marsalleh Adaz menceritakan, dirinya tiba di depan hotel Ambacang saat itu lampu mati, suasana gelap.

"Hotel Ambacang waktu itu hancur, bangun itu roboh kearah dalam  kolam renang," tambah Marsalleh Adaz

Awalnya hotel tersebut bernama Ambacang, saat ini sudah berganti nama menjadi hotel Axana.

Hotel Axana beralamat di jalan Bundi Kanduang no 14 Kecamatan Padang Barat, Kota Padang Sumatera Barat.

"Dulu namanya Ambacang, lalu berubah menjadi lagi Almao, lalu sekarang menjadi Axana," kata Marsalleh Adaz.

Marsalleh Adaz, mengungkapkan dirinya menyaksikan hotel ambacang roboh dan banyak korban yang meninggal.

"Saya lihat bangun roboh, lalu tim BPBD langsung mencari korban," tambah Marsalleh Adaz .

Awalnya BPBD menggunakan alat biasa saja, namun beberapa jam kemudian alat berat pun datang dan diberi penerangan langsung, ungkapnya.

Ketika evakuasi Marsalleh Adaz menuturkan dirinya melihat potongan kaki, dan tangan yang sudah lepas dari tubuh.

"Saya lihat potongan itu, kalau bisa saya bantu mengangkat robohan yang menghimpit tubuh tersebut," kata Marsalleh Adaz. 

Marsalleh Adaz mengungkapkan sampai sekarang, dirinya masih mengingat dengan jelas peristiwa yang memilukan tersebut.

"Potongan kaki, potongan tangan, saya lihat semua itu secara langsung, saya ingat dan kadang terbawa mimpi," ungkapannya.

Selain dari hotel Ambacang, dirinya juga menyaksikan suatu Swalayan di Taman Melati.

"Swalayan tersebut dijarah oleh masyarakat sekitar, makannya dibawa," kata Marsalleh Adaz.

Saat ini, hasil foto yang diambil Marsalleh Adaz juga disimpan di galeri Arsip Startis Padang.

Marsalleh Adaz juga menyaksikan di beberapa bangunan seperti masjid Raya Gantiang, Pasar Raya Inpres, Kantor Balai Kota lama.

"Hari kedua bau mayat sudah membusuk, bau menyengat hidung," kata Marsalleh Adaz.

Bagi Marsalleh Adaz, gempa ialah pelajaran bagi kita dan masyarakat untuk lebih mendekatkan diri pada sang pencipta.

"Alhamdulillah, saat ini sudah banyak diadakan pengajian-pengajian zikir dan perlombaan asmaul husna," katanya.

Menurut Marsalleh Adaz gempa pada 30 September 2019 itu ialah proses alam.

Pada tahun 1600 an, di Padang juga terjadi Stunami besar, sehingga membawa kapal dari pantai Padang ke Simpang Haru, ungkap Marsalleh Adaz.

"Gempa September tersebut, mungkin bagian dari peringatan pada manusia tentang perputaran alam," kata Marsalleh Adaz.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved