Mengintip Aktivitas PKM Robotik Universitas Negeri Padang, Ciptakan Al-Ankabut Robot Pemadam Api

Robot Soccer Beroda yang dibuat oleh anggota PKM Robotik UNP juga pernah mengikuti Kontes Robot Indonesia yang diselenggarakan oleh Ristekdikti.

Penulis: Merinda Faradianti | Editor: afrizal
istimewa
PKM Robotik UNP saat mengikuti ajang Kontes Robot Indonesia Tahun 2019 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Merinda Faradianti

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Universitas Negeri Padang (UNP) memiliki PKM Robotik yang sudah menciptakan sejumlah robot.

Seperti Robot Soccer Beroda yang dibuat oleh anggota PKM Robotik UNP juga pernah mengikuti Kontes Robot Indonesia yang diselenggarakan oleh Ristekdikti.

Tak hanya itu, PKM Robotik tersebut juga sudah pernah membuat robot pemadam api yang nantinya akan ditujukan untuk menjadi penanggulangan saat kebakaran.

Hal tersebut diungkapkan oleh Endri Mulyadi seorang mahasiswa TM 2017 jurusan Fisika NK yang juga menjadi anggota PKM Robotik saat dijumpai di sekre Robotik, Jumat (13/9/2019).

Tahun Ini 23 Mahasiswa Asing Tengah Belajar di UNP, Mereka Diwajibkan Mampu Berbahasa Indonesia

Tak Cuma di Kampus, Mahasiswa Universitas Negeri Padang Gratis Internetan Sepuasnya di Mana Saja

Prof Ermanto, Penulis Novel “Rindu Banda Sapuluah” Dilantik Jadi Dekan FBS Universitas Negeri Padang

"Robot pemadam api yang diciptakan awalnya oleh senior di UK Robotik. Namanya Al-Ankabut, kenapa namanya itu yang dulu menciptakan terinspirasi dari salah satu nama Surah di Al-quran.

Kemudian sekarang dilanjutkan oleh anggota yang baru masuk. Di bongkar dan dipelajari, kemudian di upgrade lagi," katanya pada TribunPadang.com.

Endri menjelaskan robot pemadam api yang diberi nama Al-Ankabut tersebut terdiri dari rangkaian sensor, kaki-kaki robot, dan rangkaian penunjang lainnya.

"Robot pemadam api terdiri dari rangkaian sensor untuk mengetahui jarak atau sebagai mata.

Misalnya dalam jarak 10 cm bisa terbaca apa di depan ada hambatan atau tidak. Tergantung bagaimana kita memprogram.

Kita bisa memprogram robotnya berhenti saat ada hambatan atau tetap berjalan sampai menabrak," jelasnya.

Saat uji robot Al-Ankabut tersebut di arena dibuat agak lapang dan diberi batas-batas sekitar 10 cm. Hal tersebut dimaksudkan untuk menguji sensor berjalan baik atau tidak.

"Lapangan ada dibatas-batasin ada jarak 10 cm dia akan menyeimbangkan tetap berjalan
ditengah-tengah arena.

Ada juga sensor api untuk mendeteksi api, kalau ada api akan terbaca dan programnya akan berubah sesuai dengan bagaimana kita membuatnya.

Misalnya kalau ada api dia akan mendekat ada juga pompa air, tahun 2017 masih memakai api setelah di upgrade 2018 sudah nenggunakan gas," paparnya lagi.

Menurut Endri, robot Al-Ankabut jika dibandingkan saat menggunakan air kemungkinan kerusakan bagian robot akan lebih besar.

"Dibandingkan air, gas lebih bagus. Karena rangkaian jaringan tidak terganggu.

Kalau misalnya tetap pakai air kalau airnya jatuh bisa konslet, fatal sekali kalau tidak hati-hati. Kalau pakai gas kemungkinan konslet itu kecil," tukas Endri.

Saat ia dan timnya yang terdiri dari 5 orang meriset ulang ataupun mengupgrade kesulitan yang ditemui tidak terlalu banyak.

"Untuk melanjutkan pembuatan robot pemadam api tidak terlalu sulit karena kita terus mempelajarinya tapi mungkin niat untuk memulainya," gelak mahasiswa TM 2017 tersebut.

Komponen yang digunakan untuk membuat Al-Ankabut Endri dapatkan dengan membeli secara langsung dalam bentuk jadi.

"Komponen kami beli jadi, ada yang dari komponen dari Indonesia. Dari segi pembuatan robot ini dibuat selama 3 bulan.

Sudah pernah ikut lomba tahun 2018 di Lampung tidak lolos karena sedikit konslet tadi," ujarnya.

Biaya yang dihabiskan untuk membuat sebuah robot pemadam api tersebut adalah sekitar Rp 25 juta.

"Biaya dibiayi oleh universitas, biaya yang diperlukan untuk membuat robot ini sekitar 25 juta.

Soal kemampuan robot pemadam api tersebut bisa menempuh jarak sekitar 1 meter, di Sumatera robot ini yang paling cepat. Bisa mutar dan lurus. Robot tersebut menggunakan batrai," ucap Endri.

Di tahun ini Endri dan tim nya mentargetkan akan meriset ulang serta mengupgrade Al-Ankabut dibagian sensor dan bagian controler. Hal tersebut ditujukan untuk membuat kerja robot tersebut semakin efisien dan cepat.

"Rencananya akan di upgrade penggunaan sensit. Tahun ini targetnya controlernya. Mungkin diganti sama STM32 dulu makai Arduino.

STM32 lebih cepat dari Arduino. Misalnya dia bekerja 1 jam tapi karena kontrolnya sudah diganti ke STM32 maka dia hanya akan menghabiskan waktu 30 menit.

Tapi itu masih sebatas rancangan saja belum dilaksanakan. Semoga saja bisa dilakukan tahun ini," katanya.

Ia berharap agar nantinya Al-Ankabut bisa menjadi jalan keluar untuk memadamkan api secara cepat dan efisien.

"Diharapkan ada suatu robot mungkin bisa memadamkan api dan menjadi terobosan baru.

Mungkin jangka panjangnya ini termasuk penanggulanangan nya secara cepat. Bisa membantu para pemadam kebakaran juga," harapnya.

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved